Atera, 2021
Bangunan sekolah dua tingkat berada di depannya, ramai akan siswa yang hendak belajar. Dengan kerjasama sinergis selama dua tahun, kerjasama tersebut menghasilkan sepuluh bangunan sekolah secara fisik dan dua puluh instansi secara non fisik.
Lean, tidak main-main mempercayakan proyek ini pada Caesar, kucuran dana negara yang diberikan pada proyek ini dimanfaatkan tepat sasaran. Caesar berhasil melegalkan hampir seluruh bahasa yang dimiliki di Distrik Atera yang prural, ia juga mampu mengkoordinasikan pengajaran Bahasa Lentera sebagai bahasa wajib dalam kurun waktu dua tahun.
Satu-satu masalah Caesar adalah wilayah 13 Distrik Atera yang tidak mau menyentuh dunia luar. Mereka menolak keras, pengajaran bahasa yang ditawarkan Caesar. Mereka ingin hidup dengan adat mereka sendiri tanpa pengaruh dunia luar. Caesar sebetulnya mengetahui ini sejak dulu jika wilayah 13, teguh dalam memegang adat istiadat leluhurnya.
Pemuda yang berasal dari Fakultas Ilmu Bahasa itu, sedikit banyak mengetahui kebudayaan Atera yang diajarkan kampusnya. Ia berusaha menyusup dan mendekati penduduknya dengan tinggal di sana, tetapi sejak sebulan yang lalu usahanya tidak membuahkan hasil.
“Masih bingung ya, Kak?”
Kia, gadis itu bergabung di sebelahnya. Ia magang di proyek yang diketuai Caesar sejak empat bulan lalu.Caesar berusaha tersenyum agar tidak membuat adik tingkatnya cemas, sekalipun ia gagal, proyek ini akan tetap berlangsung sampai seluruh Atera mendapatkan pendidikan yang merata.
Kemarin Dean, Walikota Lentera yang baru, menandatangani peraturan yang baru— tentang pelaksanaan kegiatan kebahasaan ini. Kegiatan ini bukan lagi sebuah proyek melainkan program pemerintah yang dilaksanakan berkelanjutan. Caesar menyaksikan sendiri pelantikan pejabat pemerintah sebagai pelaksana program, Atera masih ketat akan urusan tingkat pendidikan terhadap kriteria jabatan. Gelar sarjana tidak lantas menjabat posisi tersebut, bagi Caesar hal juga tersebut berlaku.
“Kalian boleh pulang ke pos magang, Kakak mau jalan-jalan sebentar.” Pamit Caesar pada Kia, yang tengah memainkan ponselnya bosan karena pemuda di sampingnya hanya diam.
“Aku boleh ikut?” Tanya seraya berdiri.
Caesar menjadi bimbang, ia butuh kesendirian, tetapi tidak enak hati menolak Kia.
“Ajak teman-temanmu ke greenhouse sebelum kalian pulang ke Lentera.”Tolakan halus diberikannya, sebelum melangkah pergi menaiki sepeda. Bahu Kia turun, merasakan kekecewaan.
Orang-orang bilang padanya, Caesar belum menjalin hubungan bersama siapapun. Namun rupanya, tekad pemuda itu mengejar cita-citanya jauh lebih besar dibanding mengurus asmara. An saja ditinggal di Lentera, Kia kira akan ada kesempatan, ternyata saingannya bukanlah manusia.
Ladang bunga matahari kembali mekar. Tangkainya bergoyang seirama angin sore. Caesar duduk di tepian selepas menyandarkan sepedanya di batang tebu. Matanya menerawang angkasa, langit biru yang apa adanya.
Entah mengapa gerakan tangkai bunga di sebelah timur tidak beraturan, seolah ada yang bermain di sana. Pemuda itu beranjak berdiri, menghampiri sumber penasaraan.
Seorang gadis dengan kardigan krem terlihat berlarian di sana bersama bola kecil yang terbang mengikuti langkahnya.
“Hei, kau merusak ladangku.” Seru Caesar pada si gadis.
Gadis itu menoleh, tersenyum lebar.
“Ce.” Ia melompat dalam rengkuhan kerinduan.Dua tahun lamanya mereka terpisah, An berangkat ke luar negeri untuk mengejar gelar profesornya. Gadis itu telah pulang dengan cita-cita yang berhasil ia sandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUA : Unconditional Love (END)
RomanceLUA mengajak Caesar pergi ke masa depan demi menyelematkan istrinya. Siapa duga hubungan percintaannya di ujung perceraian. Mampukah Caesar muda menyelematkan pernikahannya di masa depan?