抖阴社区

Chapter 8

22 9 0
                                    

Setengah tidak percaya, Caesar menerima telepon dari An di tengah hari Minggu yang tenang. Gadis itu meneleponnya pukul delapan pagi, meminta jemput secepatnya. Caesar buru-buru menaiki bus menuju perkemahan bumi Lentera. An sudah ada di sana menunggu dengan ransel kecilnya.

"Dimana tasmu yang lain?"

Tidak mungkin An pergi berkemah tanpa tas besar.

"Nanti diambil sama pengawal suruhan Papa."

Jawabnya dengan senyum lebar. Seharusnya Caesar tak perlu khawatir, jika gadis ini mengatakan kabur maka ia tidak membawa apapun yang akan memberatkannya.

"Jadi di mana rumahmu?"

"Siapa bilang aku mau pulang, hmm...LUIL dimana?"

"Lentera University International Lab?"

An mengangguk cepat.

"Orang tuamu tidak akan mencarimu, orang-orang HIMA pasti juga akan mencarimu, An."

Gadis itu tidak mendengarkan ocehan Caesar, beralih menelepon seseorang.

"Kakak, aku butuh mobil bisa antarkan ke Perkemahan Bumi Lentera."

Caesar menghentikan langkahnya, menunggui An yang menelepon. Gadis terlihat ceria saat berbicara dengan lawan bicaranya.

"10 menit, okey?"

Tidak, suara An terdengar sangat manja berbanding terbalik saat berada di kampus. Ia terlihat dingin dan tangguh.

"Terima kasih, Kakak. Selamat bekerja."

Sebuah mobil yang berbeda dengan kemarin tiba di depan mereka sepuluh menit kemudian. Seorang supir menyapa ramah. An menarik Caesar masuk.

"ke LUIL, pak."

"Kau kabur untuk pergi ke lab?"

Orang gila mana yang akan meninggalkan kegiatan orintasi yang katanya membosankan, tetapi melarikan diri ke lab. Hanya An, Caesar mulai bertanya-tanya apa gunanya keberadaanya, jika si gadis dapat menyuruh sebuah mobil menjemputnya.

"Lab menyenangkan, Ce. Kita umpamakan saja lab dan aku sama antara kau dan puisi-puisimu, bagaimana?"

Caesar menggeleng, tidak menerima perumpamaan itu.

"Kalau begitu bagaimana kalau ku tawari bekerja di lab?"

"Hah...kau lupa apa prodiku?"

An mengetuk bibirnya dengan jari, "Lebih baik daripada kau bekerja paruh waktu di kafe, restoran atau toko menjadi waiters, akan lebih baik menjadi asistenku. Kau tahu, aku saat ini sedang ikut penelitian bersama salah satu profesor di Universitas Lentera, selain mendapat gaji dari penelitian ini , kau juga akan dapat gaji dariku, bagaimana?"

Tawaran yang menggiurkan, tidak peduli dari mana An tahu ia mencari pekerjaan paruh waktu. An jelas punya koneksi luas berkat ayahnya, tidak sulit mendapatkan informasi soal ia berusaha mencari kerja paruh waktu sekalipun ia tak pernah bercerita.

"Tapi apa tidak apa, aku sama sekali tidak tahu apa-apa soal penelitian, IPA, alat-alat Lab?"

An melihat jam di pergelangan tangannya, "30 menit lagi kita sampai, pelajari saja ini."

Ia memberikan tabletnya yang berisi informasi mengenai alat-alat yang digunakan dalam lab. Jika tidak salah menduga, Caesar adalah pembelajar yang cepat. An tidak ragu membiarkan pemuda itu belajar dan bergabung dalam timnya.

"Kita akan mulai sekarang?"

"Aku tidak suka murid yang belajar tanpa persiapan."

Ucapan An mengakhiri pembicaraan mereka berdua, An menyandarkan punggungnya ke kursi, perlahan tertidur. Semalam ia tidur larut akibat kegiatan orientasi, Caesar fokus mempelajari alat-alat lab yang akan digunakan nanti. Ia berusaha keras mengingat nama-nama yang asing di otaknya, ia tidak pernah mengambil IPA dan tak menyukainya.

LUA : Unconditional Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang