Jacob masih terbaring di tanah, tubuhnya terasa remuk akibat hantaman Bella yang luar biasa kuat. Napasnya berat, tetapi matanya tetap menatap Bella yang berdiri di atasnya dengan kemarahan yang belum surut.
Bella mengepalkan tangannya. Rasanya tubuhnya bergetar, bukan karena takut, tetapi karena amarah yang mendidih dalam dirinya.
"Kau berani mengklaim putriku... seolah-olah dia milikmu?" desisnya, suaranya rendah, tetapi penuh ancaman.
Jacob menggeram pelan, mencoba menahan sakit. "Bella, aku sudah bilang, ini bukan pilihanku—"
"DIA BAYI, JACOB! DIA BAYI DAN KAU—!"
Amarahnya membuncah lagi. Dalam sekejap, Bella mengangkat tangan, bersiap untuk menghantam Jacob lebih keras lagi.
Tapi sebelum pukulan itu bisa mendarat—
GRAAARRR!
Sebuah sosok besar berbulu cokelat muda tiba-tiba melompat ke antara mereka.
Seth.
Serigala muda itu menerjang, berdiri di antara Jacob dan Bella, badannya yang besar menjadi tameng. Taringnya sedikit terbuka, tapi tatapannya tidak menunjukkan ancaman.
Seth tidak menyerang Bella.
Sebaliknya, ia menundukkan kepalanya sedikit, mencoba meredakan situasi dengan tubuhnya sendiri.
Bella tertegun sesaat.
Tetapi amarah yang masih mendidih di dalam dirinya tidak bisa dikendalikan sepenuhnya. Refleks vampirenya mengambil alih —
Dalam sekejap, tangannya sudah bergerak.
BRAK!
Seth terpental ke belakang, tubuh besarnya menghantam batang pohon dengan keras hingga batangnya patah.
Suara gemuruh terdengar saat pohon itu tumbang ke tanah, diikuti oleh suara erangan kesakitan dari Seth.
Hening seketika.
Bella menatap tangannya sendiri, matanya membelalak.
Ia baru saja....
Seth terhuyung, berubah kembali ke wujud manusianya. Wajahnya meringis, tetapi ia masih menatap Bella dengan penuh pengertian, seolah ingin berkata bahwa ia tidak apa-apa.
Bella merasa perutnya seolah diaduk.
Ia baru saja melukai Seth. Seth yang selalu baik padanya. Seth yang bahkan tidak bermaksud melawannya.
"Seth... aku... " suara Bella bergetar, penuh rasa bersalah.
Seth hanya tersenyum kecil, meskipun jelas tubuhnya masih terasa sakit. "Aku baik-baik saja, Bella."
Jacob, yang akhirnya berhasil bangkit dari tanah, langsung berjalan tertatih-tatih ke arah Seth, matanya penuh kekhawatiran. Ia berjongkok di samping adik serigalanya itu, menatapnya dengan cemas.
Bella mundur selangkah, merasa seolah dadanya diremas.
Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Tapi rasa bersalah itu tetap ada.
"Aku..." Bella menundukkan kepala, rahangnya mengatup erat. "Aku tidak bermaksud..."
Tidak ada yang berkata apa-apa.
Edward, yang sejak tadi diam di ambang pintu, akhirnya bergerak mendekat. Ia meletakkan tangan di pundak Bella, suaranya tenang tetapi tegas.
"Cukup, Bella."

KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight I: Threads of Imprint (COMPLETE)
Fanfiction"Takdir mengikat kami dengan cara yang tak bisa dijelaskan. Aku akan selalu ada untuknya. Selalu." Kisah Breaking Dawn Part 2 yang belum pernah kamu lihat sebelumnya- dari sudut pandang yang berbeda. Bukan lagi tentang Bella dan Edward, tapi tentang...