"Takdir mengikat kami dengan cara yang tak bisa dijelaskan. Aku akan selalu ada untuknya. Selalu."
Kisah Breaking Dawn Part 2 yang belum pernah kamu lihat sebelumnya- dari sudut pandang yang berbeda. Bukan lagi tentang Bella dan Edward, tapi tentang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah besar keluarga Cullen dipenuhi aktivitas yang jarang terjadi sebelumnya. Selama beberapa hari terakhir, Carlisle dan yang lain telah sibuk mencari sekutu— saksi yang dapat membuktikan bahwa Renesmee bukan ancaman, bahwa dia bukan anak abadi seperti yang diduga oleh Volturi.
Sementara itu, hidup Renesmee tetap berjalan seperti biasa, setidaknya sejauh yang bisa mereka usahakan. Ia tetap belajar dengan Edward atau Carlisle, bermain dengan Jacob, dan berinteraksi dengan keluarga besarnya. Namun, ada satu hal yang kini berubah.
Renesmee kini berlatih.
Jacob yang pertama kali mengusulkan hal itu dengan tegas di hadapan keluarga Cullen. "Setidaknya, dia harus bisa mempertahankan dirinya sendiri."
Rosalie langsung menolak mentah-mentah. "Dia masih anak-anak!"
"Fisiknya memang anak-anak," Jacob bersikeras. "Tapi dia berkembang lebih cepat dari yang kita duga. Jika Volturi datang, aku tidak mau dia hanya berdiri diam tanpa bisa melawan."
Edward terdiam cukup lama, ekspresinya sulit dibaca. Bella, yang berdiri di sisinya, tampak gelisah. Namun, mereka semua tahu bahwa ada kebenaran dalam kata-kata Jacob.
Akhirnya, dengan berat hati, Carlisle mengangguk. "Baiklah. Tapi tidak ada latihan yang berbahaya."
Keesokan harinya, di hutan belakang rumah Cullen, Renesmee berdiri di hadapan Jacob dengan tangan terlipat.
"Aku tidak butuh latihan," katanya dengan nada menantang.
Jacob hanya menyeringai. "Oh ya? Coba pukul aku."
Renesmee menatapnya curiga, tapi akhirnya melangkah maju. Tanpa ragu, ia mengayunkan tinjunya ke arah dada Jacob.
Duk!
Jacob bahkan tidak bergeming. Renesmee mengerjap, sedikit frustrasi karena tidak memberi dampak apa pun.
"Kamu seperti memukul dinding," gumamnya.
Jacob terkekeh. "Itu karena kau tidak menggunakan kekuatanmu dengan benar. Coba lagi, kali ini pakai instingmu."
Renesmee menatapnya, lalu menghela napas panjang. Kali ini, ia benar-benar berkonsentrasi. Ketika ia menggerakkan lengannya lagi, gerakannya lebih cepat, lebih terarah. Jacob masih bisa menghindar dengan mudah, tapi ia melihat kemajuan.
"Lebih baik. Tapi kau masih terlalu lambat," katanya sambil melompat mundur.
Renesmee menggerutu pelan. "Aku bisa lebih cepat dari ini."
"Buktikan."
Renesmee menatap Jacob dengan penuh tekad, lalu menyerangnya lagi—kali ini, gerakannya jauh lebih lincah, tubuh mungilnya melesat dengan kecepatan yang sulit ditangkap mata manusia biasa.
Dari kejauhan, keluarga Cullen mengamati mereka. Bella menggigit bibirnya, tampak enggan melihat putrinya bertarung, sementara Edward berdiri dengan ekspresi penuh perhatian.
Bella menggigit bibirnya, sedikit khawatir. "Aku tidak suka melihatnya bertarung."
Edward meremas tangan Bella dengan lembut. "Dia perlu belajar bertahan."
Alice, yang bersandar pada pohon, tersenyum kecil. "Mereka seperti prajurit yang mengajari tuan putri," gumamnya.
Rosalie mendengus. "Aku masih tidak suka ini."
Jasper, yang sejauh ini diam, akhirnya berbicara. "Dia punya kekuatan alami, tapi dia belum tahu cara menggunakannya dengan benar."
Mereka semua melihat ke arah Jacob dan Renesmee. Di antara mereka, hanya Jacob yang benar-benar paham bagaimana melatih insting bertarung dengan cara yang tidak melibatkan kekejaman.
Dan Renesmee?
Ia mulai menyadari bahwa jika ia ingin bertahan, ia harus belajar.
Setelah sesi latihan, Renesmee kembali ke dalam rumah dengan wajah sedikit cemberut. Ia menghampiri Bella yang sedang duduk di sofa, langsung memanjat ke pangkuannya seperti anak kecil yang menginginkan perhatian.
Bella tertawa kecil sambil membelai rambut putrinya. "Apa Jacob terlalu keras padamu?"
Renesmee mengangguk, lalu mengadu dengan suara lembut, "Dia bilang aku lambat."
Bella menatap Jacob yang baru masuk ke ruangan. Jacob hanya mengangkat bahu. "Aku cuma berkata jujur."
Renesmee menyembunyikan wajahnya di leher Bella, menghela napas panjang. Bella tersenyum mendekapnya dan mencium puncak kepalanya. "Kamu tidak lambat, sayang. Kamu hanya sedang belajar."
Jacob mendengus. "Sekarang aku merasa seperti orang jahat di sini."
Namun, momen manis itu tidak berlangsung lama. Rosalie tiba-tiba muncul di hadapan mereka dengan ekspresi penuh semangat.
"Baiklah, cukup bermanja-manjaannya! Ayo, Renesmee, waktunya didandani!"
Renesmee langsung menegang. "Apa?"
Alice muncul di belakang Rosalie, tersenyum penuh arti. "Kami butuh sedikit hiburan. Dan tidak ada hiburan yang lebih baik daripada mendandani model favorit kami."
Renesmee mencoba melarikan diri, tapi Bella hanya tertawa dan mengangkatnya ke arah Rosalie. "Nikmati waktumu."
"MOM!"
Namun, Bella hanya tersenyum sambil melambaikan tangan saat Rosalie dan Alice menyeret Renesmee ke kamar mereka.
Jacob tertawa terbahak-bahak. "Ini akan menyenangkan."
Renesmee menatapnya penuh kebencian sebelum pintu kamar tertutup.