THE PLOT: ADORE YOU
Engagement-
Joanna tengah mengetuk pintu kamar Jervan. Setelah makan malam kemarin hingga sore ini, lelaki itu menolak untuk keluar dari kamar. Bujuk rayu sudah ia lakukan, namun Jervan tak kunjung luluh. Ia benar-benar kehabisan ide.
"Evan, stop kekanak-kanakan." Ia berteriak lantang. Ia bukan orang sabar. Tingkah Jervan hanya memancing sisi buruknya.
Di sisi lain, William meringis mendengar teriakan adiknya. Ia kenal betul dengan Jervan. Pemuda itu hanya akan kembali merajuk jika mendengar ucapan Joanna. Terlebih, emosi lelaki itu tak lagi stabil setelah Joanna pergi ke Inggris.
"Anne, coba pakai ini." Ia menyerahkan kunci cadangan. Hubungan keduanya memang tidak lagi canggung karena Joanna tak menghindar ataupun menutup diri. Akan tetapi, hubungan Joanna dan ayah mereka justru semakin memanas.
"Gue udah muak." Jemari lentiknya menerima sodoran kunci dari William. "Di sini dia kakaknya, kenapa tingkahnya yang justru kayak anak-anak?" Ia menggerutu seraya memutar kunci.
William tersenyum kecil. Perdebatan adik kembarnya memang selalu menjadi momen yang ia tunggu sejak dulu. "Jangan galak-galak, oke? Dia sekarang semakin cengeng." Ia memperingati.
"Hm." Joanna mengangguk mengerti. Gadis itu membuka pintu. Hal pertama yang ia lihat adalah Jervan yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Hanya rambut pirangnya yang terlihat. Di rumah ini hanya si kembar yang berambut pirang, menurun dari ibunya, sedangkan William menuruni gen rambut hitam ayahnya.
"Evan." Joanna mencoba membuka selimut yang menutupi wajah sang kembaran. Akan tetapi, lelaki itu mengerang menolak.
"Buka sekarang atau aku pergi." Jervan masih tak bergerak.
"Jadi kamu mau aku pergi? Oke." Joanna menutup pintu.
Di sisi lain, Jervan langsung membuka selimutnya. Lelaki itu mulai menangis.
"Cengeng."
Celetukan itu membuat Jervan kaget. Lelaki itu menoleh pada Joanna yang bersandar di pintu. Ia kembali menutup wajahnya, namun kalah cepat dengan Joanna yang langsung merebut selimut.
"Evan." Joanna membawa Jervan untuk menatapnya. "Lihat aku." Gadis itu berdecak saat Jervan menunduk. "Lihat aku, Jervan Azery."
Bibir lelaki itu bergetar. Matanya sudah memerah karena menangis semalaman.
"Kasih tahu aku kamu kenapa." Joanna bingung. Jervan tiba-tiba merajuk tanpa alasan. Mungkin ada alasannya, tapi ia mana tahu jika tak diberitahu? Ia bukan cenayang, oke?
"Anne mau pergi." Suara lelaki itu serak. "Anne mau ninggalin Evan." Ia melanjutkan. Otaknya kembali membayangkan betapa sepi dan hampa hidupnya kala Joanna pergi.
"Siapa bilang?" Gadis itu mengerutkan kening.
"Anne mau tunangan."
Joanna menghela napas. Jadi karena itu. Ia menggeleng tak habis pikir. "Aku mau nolak, Evan." Bocah ini apa tak dengar saat ia berbicara kemarin?
"Siapa yang tahu kalau Anne nanti berubah pikiran."
Joanna memainkan lidah. Iya juga, sih. Tapi tidak mungkin! Mana mau ia bertunangan dengan malaikat mautnya sendiri? Ia bergidik. Hanya orang gila yang begitu.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PLOT : ADORE YOU
FantasyJoanna terlempar ke novel buatannya sendiri dan memasuki tubuh Joanna Avery, tunangan pemeran utama pria kedua yang akan mati seminggu setelah pertunangan. Joanna harus menyelamatkan nasibnya. Akan tetapi, bukan nyawanya yang terancam, namun kewaras...