THE PLOT : ADORE YOU

THE PLOT : ADORE YOU
He Knows

-

Pelajaran pertama hampir dimulai, namun Joanna tak kunjung kembali. Jervan bergerak tak tenang di kursinya. Lelaki itu mengirim pesan pada Joanna, namun gadis itu tak membalas.

"Sial! Dimana dia?" Ia bergumam cemas.

"Baik, mari kita mulai pelajaran hari ini."

Suara itu membuat Jervan berdiri, melangkah ke depan kelas.

"Ada apa, Jervan?"

Jervan menyentuh dadanya. Napasnya tersendat-sendat. "Asma saya—"

Guru pria itu menghela napas. "Baik. Silakan istirahat di UKS."

"Terima kasih." Ia melangkah pelan keluar kelas. Tepat setelah menutup pintu, lelaki itu berlari kencang berlawanan arah dengan lokasi UKS.

Pelariannya menuju ke gedung kelas duabelas. Ia mendobrak pintu kelas Harvey. Pekikan terdengar. Untung kelas tersebut sedang jam kosong, sehingga keributan itu tak sampai ke telinga guru.

BUGH!

Tanpa aba-aba, Jervan memukul rahang Harvey. Napas lelaki itu naik turun dengan tatapan tajam. "Mana Anne?!"

Di sisi lain, Harvey menaikkan sebelah alisnya. Tak mengerti dengan apa yang Jervan lakukan.

"GUE TANYA DIMANA ANNE SEKARANG, BRENGSEK?!"

"She's with you, right?" Harvey berusaha tak terpancing meskipun tangannya sudah mengepal. Sialan. Jika Jervan bukan kembaran Joanna, ia pasti sudah mematahkan tangan yang dengan kurang ajar memukul wajahnya.

"Dia buang bekal dari lo! Dan sampai sekarang dia belum balik. Sialan! Lo sembunyiin dimana kembaran gue, anjing!"

Bekal?

"Gue nggak—"

"Gue pastiin Anne nggak akan pernah terima lo. Tunangan? Haha, nggak akan gue biarin kembaran gue tunangan sama bajingan kayak lo!"

Jervan berlalu keluar kelas setelah menendang meja milik Harvey. Suasana kelas masih hening. Terlebih saat Harvey berdiri dengan gemertak gigi yang terdengar di seluruh penjuru kelas.

"Harvey—" ucapan sang ketua kelas terhenti saat Harvey keluar kelas.

Di sisi lain, Harvey tengah menghubungi orang kepercayaannya sembari melangkah meninggalkan kelasnya.

"Siapkan cincin secepatnya. Tanam pelacak di dalamnya, oke?"

"Baik, Tuan."

Harvey mematikan ponselnya setelah mendengar jawaban itu. Langkahnya mengelilingi sekolah. Mulai dari gedung paling bawah hingga teratas. Ia juga mengunjungi UKS dan gudang, namun Joanna masih belum ketemu.

"Mustahil." Lelaki itu sampai di pintu menuju rooftop. Joanna tak ada di semua sudut sekolah, namun orang kepercayaannya memastikan jika Joanna belum keluar dari area sekolah. Jika begitu, Joanna harusnya ada di sini. Di rooftop. Akan tetapi, bagaimana bisa Joanna di rooftop? Ia tahu jika tempat di depannya merupakan kawasan milik Gama dan teman-teman nakalnya.