Joanna terlempar ke novel buatannya sendiri dan memasuki tubuh Joanna Avery, tunangan pemeran utama pria kedua yang akan mati seminggu setelah pertunangan. Joanna harus menyelamatkan nasibnya. Akan tetapi, bukan nyawanya yang terancam, namun kewaras...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
"Turun sini aja."
William menggeleng acuh tak acuh. Ia tetap mengemudikan mobilnya memasuki halaman sekolah sekalipun di belakang Jervan sudah bersungut-sungut tak terima.
"Aku bilang turun di depan gerbang aja, ngapain—"
"Udah, ngapain ribut tentang ini? Liam udah bener bawa mobilnya masuk ke sini, biar kamu nggak capek jalan jauh." Joanna membekap mulut kembarannya. Gadis itu sedang banyak pikiran setelah membaca pesan Hiro kemarin. Rasa-rasanya semua ocehan Jervan hanya akan membuatnya semakin pening.
"Kakak." William membalas datar. Joanna ini tak ada sopan-sopannya semenjak kembali dari Inggris.
"Iya, Kakak." Joanna tersenyum paksa, seraya menekankan panggilan 'kakak' untuk William, lalu melepaskan tangannya dari Jervan. Akan tetapi, Jervan justru menahan tangan gadis itu dan mengecup telapak tangannya dengan lembut.
"Turun." William menghentikan mobilnya. Pria itu mengeraskan rahang melihat apa yang Jervan lakukan pada Joanna. Bocah pirang itu. Lagi-lagi ia kalah start.
Keduanya turun setelah berpamitan dengan William.
Joanna membiarkan Jervan menggenggam tangannya sepanjang perjalanan menuju kelas mereka. Tanpa sengaja, gadis itu menatap lantai empat. Di sana, berdiri seorang lelaki yang ia kenali.
Gama berdiri di sana, dengan seringai yang tampak begitu menyeramkan.
Tanpa bisa dicegah, tubuh Joanna menegang.
-
"Hai, Anne."
Joanna terkesiap. Gadis yang baru keluar dari toilet itu mundur kala melihat keberadaan Gama.