Joanna terlempar ke novel buatannya sendiri dan memasuki tubuh Joanna Avery, tunangan pemeran utama pria kedua yang akan mati seminggu setelah pertunangan. Joanna harus menyelamatkan nasibnya. Akan tetapi, bukan nyawanya yang terancam, namun kewaras...
"Anne harus janji." Jervan menyodorkan jari kelingking. "Anne harus dihukum kalau bohong." Lelaki itu menatap Joanna penuh ancaman.
"Iya." Gadis itu mengangguk. "Sekarang mandi. Dua jam lagi kita berangkat."
"Anne pakai gaun warna apa?" Jervan memegang lengan Joanna kala gadis itu hendak keluar dari kamarnya.
"Merah."
"Couple sama Evan, ya?"
"Hm."
-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
William sedikit melongo. Pria dengan kemeja hitam yang digulung hingga siku itu menatap tak percaya pada adik kembarnya.
"Kalian—"
Joanna tertawa canggung. Gadis itu mencubit kecil lengan Jervan yang ia rangkul. Sudah ia duga respon orang lain akan seperti William.
"Kelihatannya malah kalian yang akan bertunangan." Mahawira berceletuk santai. Pria dengan kemeja dan jas hitam itu bersidekap dada.
"Emang." Jervan membalas santai. Lelaki itu membimbing kembarannya untuk keluar dan masuk mobil yang telah disiapkan. William mengemudi, sedangkan Mahawira duduk di kursi samping William.
Satu jam kemudian, mereka tiba di sebuah private restoran bergaya Italia. Mahawira menyebutkan sebuah nama, lalu mereka diantar ke salah satu ruangan tertutup.
Di dalam ruangan tersebut, telah ada sepasang suami istri dan satu lelaki dewasa yang satu tahun lebih tua dari Joanna.
"Wira." Pria berjas abu-abu di sana berdiri dan memeluk Mahawira. Dia adalah Adipati.
