抖阴社区

4. Engagement

Mulai dari awal
                                    

"Sudah lama?" Mahawira menepuk sekilas pundak Adipati, lalu duduk di depan pria itu.

"Tidak." Adipati tersenyum kecil. Ia menatap penuh minat pada Joanna. "Silakan duduk."

William, Joanna, dan Jervan duduk di kursi seberang Adipati, bersebelahan dengan Mahawira. Di sisi lain, Adipati duduk bersebelahan dengan istri dan anaknya.

"Joanna, benar?" Maria—istri Adipati tersenyum manis pada Joanna.

"Benar, Tante." Joanna balas tersenyum.

"Panggil Mama saja."

Joanna mengangguk kaku, terlebih saat Jervan meremat tangannya. Ia menoleh pada kembarannya, memberikan tatapan mengancam. Jervan jelas tak peduli dengan itu.

"Kita makan dulu. Setelah itu baru membahas inti pertemuan kita."

Jamuan makan malam langsung datang. Tak ada yang bersuara. Semua sibuk dengan makanan masing-masing. Satu jam kemudian, hidangan di meja berganti menjadi dessert.

Joanna hendak mengambil salah satu cake di depannya, namun Mahawira meliriknya penuh peringatan. Gadis itu menipiskan bibir, sedikit malu.

Maria tersenyum kecil. "Joanna bisa makan. Kita tetap bisa berbincang meskipun kamu sambil makan."

Jervan terkekeh. Lelaki itu mengambil cake yang Joanna inginkan, lalu menyuapi gadis itu tanpa peduli sekitar.

"Evan." Joanna menegur pelan. Gadis itu tak enak akan tatapan sepasang suami istri di depannya.

"Saya nggak boleh suapi kembaran saya, Om, Tante?" Jervan bertanya tanpa disaring.

"Boleh, dong." Adipati membalas. Lelaki itu melirik jahil pada Mahawira yang menahan malu.

"Terima kasih, Om." Jervan kembali menyuapi Joanna.

Di sisi lain, William menahan senyum. Lelaki itu tak sampai hati jika harus menegur Jervan. Bocah pirang itu bisa merajuk lagi.

"Baiklah. Jadi, pertemuan ini terjadi karena mendiang ayah saya dan ayah Wira memiliki perjanjian jika mereka akan menjodohkan anak mereka. Akan tetapi karena saya dan Wira sama-sama laki-laki, maka perjodohan diteruskan pada anak-anak kami. Dan yang akan dijodohkan adalah Joanna dan putra saya, Harvey." Adipati melirik putranya yang sejak tadi fokus pada ponselnya.

"Harvey—"

"Aku menolak."

"Harvey!" Maria menegur. Wanita itu meraih lengan putranya kala lelaki itu berdiri. "Duduk!"

"Ma—"

"Duduk, Harvey."

Harvey mendengus. Lelaki itu kembali duduk dan fokus pada ponselnya tanpa peduli sekitar.

Adipati menatap tak enak pada keluarga di depannya. "Kita bisa melanjutkan pembicaraan. Harvey hanya kaget."

"Aku juga menolak, Om."

Adipati mengatupkan bibir.

Mahawira maupun William tak berniat ikut campur, sedangkan Jervan langsung merangkul pinggang Joanna dengan tatapan tajam yang tertuju pada Harvey kala lelaki itu mendongak.

THE PLOT : ADORE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang