抖阴社区

9. Nakamoto Hiro

Mulai dari awal
                                    

Lelaki yang bersandar di dinding dengan rokok di tangannya itu melirik Joanna yang kini berhenti melangkah. Otaknya tengah berdebat. Joanna ... ah, haruskah ia berlagak menjadi laki-laki baik di depan gadis cantik ini? Atau ... haruskah ia berlagak seperti lelaki pecundang menyedihkan seperti kala itu?

"Kenapa? Lo takut sama gue?" Gama membuang puntung rokoknya di lantai, lalu menginjaknya dengan kaki kiri. Ia merogoh saku, mengeluarkan permen kaki dan memasukkannya ke mulut.

"Gama?" Joanna menguasai diri. Ia tidak boleh terlibat takut pada lelaki di depannya. Gama hanyalah karakter fiksi dan ia adalah penciptanya. Gama bukanlah sesuatu yang penting. Ya. Itu pemikirannya. Akan tetapi, tubuhnya bereaksi lain. Gadis itu menyembunyikan tangannya di belakang tubuh lantaran gemetar.

"Gue mau balas budi." Gama masih tidak tahu apa yang membuat Joanna tampak begitu ciut dan waspada setelah mengetahui namanya. Ia lebih suka Joanna yang terang-terangan memaki saat ia baru saja membuka matanya kala itu.

"Hm?" Apa yang sedang Gama rencanakan?

"Lo suka makan apa? Gue bakalan masakin makanan kesukaan lo."

Mencurigakan sekali. Gama bukan karakter yang memiliki rasa balas budi. Terlebih, memasak? Itu lebih tak masuk akal. Gama bahkan tak pernah memasakkan makanan untuk tokoh utama wanita.

"Gue ..." Joanna menggigit bibir. Kira-kira apa makanan tersulit yang bisa ia sebutkan agar Gama menghentikan rencananya? "Rendang. Gue suka rendang." Ia tertawa dalam hati. Ibunya saja menyerah membuat rendang. Ia yakin, Gama pasti juga tak bisa.

"Oke."

Hah?

Joanna berkedip tak percaya.

Di sisi lain, Gama tak berkedip menatap berbagai reaksi yang Joanna tunjukkan. Ah, gadis ini benar-benar membuatnya kehilangan akal. "Besok gue bawain." Lelaki itu mengedipkan sebelah matanya sebelum pergi meninggalkan Joanna yang kini mematung tak percaya.

"Dia ... nggak bakal kasih racun tikus ke makanannya, kan?"

-

Joanna meremat tangannya saat sampai di depan ruang OSIS. Gadis itu melirik ke kanan dan kiri yang begitu sepi. Ruang OSIS memang berdiri di gedung yang berbeda, sehingga jarang ada yang lewat kecuali anak OSIS sendiri. Terlebih, ruang OSIS tidak boleh diakses oleh sembarang siswa tanpa izin ketuanya.

TOK! TOK! TOK!

Joanna mengetuk pintu itu dengan pelan. Tak butuh waktu lama, pintu terbuka dan memperlihatkan sosok laki-laki berparas tampan yang membuatnya menahan napas.

JADI INI NAKAMOTO HIRO?! GANTENG BANGET JANCOK!

"Joanna, silakan masuk."

Bahkan suaranya ... sial. Pria keturunan Jepang ini benar-benar memporak-porandakan perasaannya baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk nyata.

"Joanna?"

Si gadis tersenyum kikuk. "Ah, iya."

Nakamoto Hiro—lelaki yang rambutnya awur-awuran itu menuju meja di sudut ruangan. "Teh atau kopi?"

THE PLOT : ADORE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang