抖阴社区

10. When Men Fall In Love

Mulai dari awal
                                    

"Sialan. Keparat tukang tipu!" Harvey membalik meja kaca di depannya hingga pecah, lalu keluar dari ruangan itu.

"Kamu saja yang terlalu berapi-api, Harvey. Tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan kekerasan."

"Sekali lagi lo sentuh tunangan gue, abis lo!"

Hiro turut keluar dan bersandar pada dinding. Menatap kepergian Harvey dengan senyum tipis. "Sayangnya saya tidak akan mundur, Harvey. Joanna terlalu menarik jika dibiarkan."

Lelaki itu mengeluarkan formulir yang diisi oleh Joanna yang kini berada di saku kemejanya. Netranya berkilat.

Formulir itu bukan sekedar formulir.

-

Harvey mengikuti langkah Joanna dengan tangan masuk ke saku. Rahang lelaki itu masih mengeras. Pun dengan tatapannya yang tajam.

"Princess."

Gadis itu berjengkit kaget mendengar suaranya. "Mau kemana?"

Joanna tak membalas. Gadis itu mundur.

"Kamu mengabaikan pesanku. Sekarang kamu juga mengabaikan kehadiranku?"

"Harvey."

"Hm?"

"Tolong jangan begini."

"Begini bagaimana?" Harvey maju, dan Joanna mundur.

"Pertunangan kita sudah batal."

"Tidak. Aku sudah menemui ayahmu. Beliau berjanji akan mempertimbangkan kelanjutan hubungan kita."

Apa? Mahawira sialan!

"Kita nggak bisa bertunangan tanpa perasaan, Harvey." Joanna mengumpat kala belakang tubuhnya sudah mentok oleh tembok.

"Bisa. Kamu hanya perlu mencintaiku dan semuanya akan baik-baik saja."

"Nggak. Aku nggak suka sama kamu. Aku nggak tertarik sedikitpun sama kamu."

Harvey tertawa. Sialnya, lelaki itu tampak berkali-kali lipat lebih tampan dengan tawa itu. "Princess, dulu kamu mengejarku seperti orang gila. Sekarang, kamu menolakku?"

"Dunia nggak berputar di kamu doang, Harvey." Joanna meneguk ludah kala Harvey memblokir pergerakannya. Tangan lelaki itu berada di sisi tubuhnya.

"Ya. Tapi duniamu harus berputar di aku, Princess." Harvey menyentuh pipi Joanna. Tatapannya menajam. "Bajingan itu menyentuhmu di sini, bukan?" Ia berbisik dengan suara beratnya.

Joanna tak mampu bersuara. Sialan! Mengapa Harvey begitu kuat sehingga mengikis habis keberaniannya?

"Jawab, Princess."

"Iya." Joanna menahan napas kala bibir lelaki itu mendarat di pipinya, menjilat pipinya layaknya permen. Tangan gadis itu mengepal dengan jantung berdetak kencang.

"Harvey ..."

"Hm?" Harvey bergumam. Tangan lelaki itu merambat di pinggang si gadis, merematnya, sedangkan tangan satunya berada di rahang si gadis. Jilatannya masih belum usai. Saat ini, ia justru menghisap pipi putih itu seraya memejamkan mata.

THE PLOT : ADORE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang