Dylan tersungkur kala punggungnya ditendang. Ia berdecih sinis, lalu berdiri. Netranya bertatapan dengan netra gelap Harvey. "How dare you!" Ia balas tendangan Harvey dengan pukulan di perut.
Harvey menyeringai. "Let's see. Who dies first?"
Pertarungan keduanya tak terhindarkan.
Di sisi lain, Jervan menarik tubuh Joanna untuk pergi dari tempat itu setelah ia berhasil menumbangkan beberapa pengawal Dylan lewat pintu utama.
"Evan!" Joanna menegur saat Jervan berlari terlalu kencang. Napasnya mulai habis. Ia tak kuat lagi. Gadis itu berhenti, menunduk dengan tangan bertumpu pada dengkul.
Jervan menghela napas. Ia jongkok di depan kembarannya. "Naik."
"Tapi—"
"Naik. Evan lagi marah."
Joanna langsung naik. Ia mengalungkan tangannya pada leher sang kembaran. Keduanya memasuki sebuah mobil dengan Jervan yang menyetir.
Si gadis melirik takut-takut pada Jervan. Entah mengapa, aura Jervan saat ini begitu mengerikan. Jervan tak marah, tak mengeluarkan suara dengan nada tinggi, pun tak berbicara apapun. Akan tetapi, keterdiaman lelaki itu justru membuatnya tercekik.
"Evan, aku—"
"Shut up. Jangan bicara apapun."
Joanna kicep. Ia tak berani mengeluarkan suara lagi. Kepalanya menunduk dengan memainkan jarinya, resah. Meskipun demikian, dalam hati ia sedang merutuk. Mengapa ia seperti pelaku padahal Dylan yang menculiknya? Dylan yang melempar kunci ruang band! Dylan juga yang membuatnya pingsan! Mengapa di sini malah ia yang dimarahi?
-
"Turun."
Joanna turun. Baru saja mereka hendak masuk rumah, kedatangan motor sport berwarna hitam membuat mereka berhenti melangkah.
"Harvey?"
"Ikut aku, Princess."
Jervan meraih pergelangan tangan kembarannya. "Mau apa?"
"Lepas, Jervan." Harvey dengan penampilan kacau itu menatap Jervan. Tatapannya begitu tajam dan dingin, seolah bisa membekukan tubuh lawan bicaranya.
"She is my twin. Dan ini sudah malam. Mau lo bawa kemana kembaran gue?"
"For now and forever, she is my fiancé. Someone who is under my control."
"Oh?" Jervan tertawa. Tawa dingin yang membuat Joanna merinding. "Biar gue perjelas." Ia maju selangkah ke arah Harvey. "Lo boleh ngaku-ngaku ke seluruh dunia kalau Anne adalah tunangan lo. Terserah. Gue males ngurusin orang sinting. Tapi satu hal yang perlu lo tahu. Anne ... milik Mahawira. Joanna Avery Mahawira. Namanya masih tercantum di kartu keluarga kami. Masih dan akan selalu begitu. Jadi, stop halu, Harvey." Ia menyeringai kecil saat melihat Harvey mengepalkan tangan. "Someone under your control? Jangan buat gue ketawa. Apa lo lupa ingatan? Lo yang nolak Anne. Lo penyebab Anne diasingkan ke Inggris. Lo yang buat Anne jauh dari gue. Dan sekarang lo jilat ludah sendiri? Bagus. Gue sangat-sangat senang karena lo dapet karma. Tapi jangan pikir gue bakal biarin lo kuasai kembaran gue. Nggak selama gue masih hidup."

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PLOT : ADORE YOU
FantasyJoanna terlempar ke novel buatannya sendiri dan memasuki tubuh Joanna Avery, tunangan pemeran utama pria kedua yang akan mati seminggu setelah pertunangan. Joanna harus menyelamatkan nasibnya. Akan tetapi, bukan nyawanya yang terancam, namun kewaras...
22. Men and Their Obsessions
Mulai dari awal