抖阴社区

26. Try Begging

Mulai dari awal
                                    

Hiro tertawa. "Oh, sayang sekali. Saya bahkan sudah menyiapkan kamar terbaik untuk Joanna. Tentu untuk saya juga. Kamar terbaik untuk menciptakan pewaris Nakamoto."

"BRENGSEK! YOU SON OF BITCH!" Harvey meraung. Urat-uratnya menonjol dengan wajah memerah. Ia terus memaki Hiro, sedangkan yang dimaki dengan tenang keluar dari apartemen yang sudah bau darah itu.

Eren—asisten Hiro menghela napas. Ia menoleh pada beberapa bawahannya yang berdiri tegak di sekitar Harvey. "Turun, berpura-puralah menjadi bawahan Tuan Harvey. Lapor pada Tuan Adipati jika Tuan Harvey masih tidak ingin diganggu siapapun."

"Baik, Tuan."

Eren melirik Harvey sekilas. Ia sedikit prihatin dengan lelaki itu, namun ia tak acuh saat melihat darah yang menetes dari pergelangan tangan Harvey. Ia tahu jika Hiro salah, namun Harvey juga salah karena memutus pengawasan Adipati hanya demi menyembunyikan Joanna. Jika Harvey cerdas, lelaki itu justru akan memperketat penjagaan melewati tangan Adipati. Lelaki ini ternyata tak selicik tuannya.

-

Dua hari. Hiro menyekap Joanna selama dua hari. Selama itu, Joanna akan kembali mendapatkan suntikan bius kala gadis itu membuka matanya. Hiro tidak menginginkan Joanna membuka mata tanpa seizinnya.

Hari ini, main-main itu telah usai. Hiro telah membersihkan tempat tinggalnya. Menyemprotkan aroma lemon di kamar yang ditempati Joanna. Mengganti pakaian gadis itu dengan gaun baru. Menyiapkan makan malam. Ia telah menyiapkan segalanya.

Lelaki itu membuka pintu kamar. Ia datang membawa nampan berisi steak dan air mineral. Nampan itu ia letakkan di atas meja seberang sofa. Ia duduk di sofa, menyilangkan kaki dan menyulut rokok. Ruangan tertutup itu sekejap menjadi sesak.

Di sisi lain, netra gadis pirang itu mulai terbuka. Ia langsung bangun dari tidurnya, melirik ke kanan dan kiri dengan cemas.

"Good night, Sleeping Beauty."

Joanna tertegun. Ia menatap lurus pada Hiro yang kini menatapnya penuh makna. Jari telunjuk dan jari tengahnya mengapit rokok. Kaos putih ketat yang dikenakan lelaki itu mencetak jelas tubuh berototnya.

Joanna memutuskan untuk berdiri dan melangkah mendekati Hiro, namun baru dua langkah, ia mendengar sesuatu yang membuatnya menghentikan langkah.

Netra gadis itu melebar. Tatapannya kemudian beralih pada Hiro. "Hiro, lo—"

"I'm just trying to protect what's mine." Hiro menjawab tanpa beban.

"ARE YOU KIDDING ME? YOU CHAINED ME!"

"Setiap orang punya cara sendiri untuk melindungi."

Joanna menatap nanar pada pergelangan kaki kanannya. Kaki putih itu memerah karena bergesekan dengan besi rantai. Ia jongkok, mengelus kakinya. Tatapannya kemudian berpaling pada Hiro. "Lo nggak berhak memperlakukan gue begini, Hiro!" Gadis itu membentak murka. Napasnya naik turun. Jantungnya berdetak kencang.

Hiro menghisap rokoknya, lalu menghembuskan asapnya. "Saya sudah berkata jika kamu akan menyesali takdir bejatmu yang satu ini, Joanna. Bukankah waktu itu kamu begitu percaya diri? Mengapa sekarang tidak? Kemana Joanna Avery yang katanya hampir membakar teman SMP-nya? Kamu takut hanya dengan rantai tak seberapa itu?"

Joanna kehilangan kata-kata. Telapak tangannya mengepal. Gadis itu tak tahu harus menjawab bagaimana. Ia menunduk, mencoba mengendalikan diri. Benar. Ia tidak boleh terpancing. Hiro adalah spesies manusia gila yang tidak bisa dihadapi dengan pemikiran rasional. Ia tidak bisa meledak-ledak seperti saat marah pada orang waras. Melakukan itu justru akan memancing jiwa iblis lelaki itu.

"Hiro ..."

"Hm?"

"Kakiku ... sakit ..." Joanna mendongak dengan air mata mengalir. Ia bahkan mengubah kosakatanya dan berusaha melembutkan suaranya.

"Kemarilah." Hiro merentangkan tangan.

Joanna langsung berdiri. Gadis itu melangkah pelan menuju si lelaki. Tepat ketika sampai di depan lelaki itu, Hiro menyundutkan rokoknya pada asbak.

"Sit down."

Joanna sudah bersiap untuk duduk di sebelah lelaki itu, namun urung kala Hiro melirik karpet di bawahnya. Ia tertegun.

Gadis itu kemudian duduk di bawah. Ia berharap Hiro akan mencegah dan membantunya duduk di manapun asal tidak di bawah lelaki itu, namun Hiro justru menepuk kepalanya kala ia sudah duduk.

"Good girl." Puji Hiro.

Bajingan ini ...

Joanna menggigit bibir, berusaha memperbaiki raut wajahnya. "Hiro."

"Hm?"

"Rantainya ... tolong lepas ..." Ucap Joanna penuh permohonan. Tangan gadis itu bertumpu pada paha si lelaki.

Hiro tersenyum tipis. Tangannya meraih rahang si gadis, mencengkeramnya lembut. Joanna mendongak sepenuhnya untuk menatap matanya. Sesaat, ada kilat berbahaya di netra hitam milik lelaki itu. Kilat menyeramkan yang akan membuat Joanna lari seandainya tahu apa yang ia pikirkan.

"Try begging, Sweety."

Hiro bersorak dalam hati saat melihat raut pias Joanna. Ah, gadis cantik ini benar-benar kurang ajar. Mengapa wajah tersiksanya itu justru membuatnya semakin mempesona? Sial, bagaimana ini? Hiro merasa miliknya langsung mengeras setelah bertatapan dengan wajah putus asa itu.

-

to be continued.

Hiro: 🚩🚩🚩

komen sebanyak-banyaknya untuk lanjut ya, and have a nice day <3

-

THE PLOT : ADORE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang