抖阴社区

05. salah sasaran

Mulai dari awal
                                    

"Cel, gue tau lo nggak kenapa-kenapa, tapi orang kaya Aryo kalo didiemin nanti bakal kesenangan, lain kali lo coba tegas ya sama dia?" saran Zelina sebagai final, menyalurkan kekhawatirannya lewat kalimat yang ia ucapkan.

Celine hanya mengangguk, sementara Zelina merasa cukup tenang temennya itu mau mengerti.

"Terus ini gimana ceritanya lo bisa salah pukul orang hmm?" Zelina menekankan kalimatnya sambil sengaja menahan luka Dito dengan kapas yang ia pegang.

"Aw aw sakit ahh Zel!" Dito betulan meringis, segera memundurkan badannya menjauh.

"Rasain, gegabah banget jadi orang," timpal Zelina.

"Ya gue mana tau kalo bukan dia orangnya, namanya juga kebawa emosi, lagian tuh orang ngapain coba ada di pinggir si Aryo? Kan gue jadi salah sasaran," pria itu mencoba menjelaskan.

"Ck ngeles mulu lo, jangan lupa minta maaf abis ini," kata Zelina yang lebih terdengar seperti perintah.

"Hhh iya iyaa."

Setelah itu, Zelina merapikan kembali kotak p3k yang ada di pangkuannya, dia ingat jika di bilik kasur sebelah ada seseorang yang juga terluka akibat keributan ini. Setelah ketiga temannya keluar, ia pun menghampiri pemuda itu.

Begitu membuka kain pembatas antar brankas, Zelina langsung mendapati Kaisar sedang tertidur dengan satu tangan yang diletakkan di kepalanya. Tapi Zelina rasa, pria itu tidak benar-benar terlelap.

"Sorry ya," ucap gadis itu pelan, hampir tak terdengar jika saja posisinya tidak sedekat itu dengan si pria.

"Buat apa?" jawab Kaisar tanpa merubah posisinya sedikitpun. Benarkan, pria itu tidak tidur.

"Temen gue salah pukul orang," jawab Zelina tak enak hati.

"Lo nggak berhak merasa bersalah atas kesalahan orang lain," jawab pria itu yang spontan membuat Zelina terdiam.

"Dan gue nggak butuh permintaan maaf lo," lanjutnya terdengar sarkas.

Zelina masih terdiam di tempatnya berdiri, entah kenapa dia merasa ada yang berbeda dari laki-laki itu, sikapnya berubah, sangat berbeda dengan yang ia temui terakhir kali. Entah perasaannya saja, atau memang dirinya yang tak benar-benar mengenal pria itu.

"Nih, obatin luka lo." Zelina menyerahkan kotak p3k tadi. Tapi justru yang ia dapatkan adalah sebuah penolakan.

"Nggak perlu."

"Nggak perlu gimana? Jelas-jelas muka lo luka, nanti bisa infeksi."

Kaisar tak menampik perkataannya sama sekali, pria itu hanya diam seakan tidak ada seseorang pun yang berbicara kepadanya.

"Lo denger omongan gue nggak sih? Seenggaknya kalo nggak mau lo ja-"

"Please, gue mohon, gue akan sangat menghargai lo kalo lo pergi, gue nggak mau diganggu."

Kata-kata yang keluar dari pria itu seketika membuat Zelina tercekat di tempat, seakan ada tembok pembatas yang memintanya mundur secara paksa. Tidak ada lagi alasan untuk tidak pergi dari ruangan itu. Zelina tidak mengerti. Dadanya terasa sakit. Entah karena ucapannya, atau karena pria itu baru saja mematahkan ekspektasinya.

We're Not Really DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang