抖阴社区

23. berubah drastis

13.9K 798 81
                                    

Jika sudah tak bisa saling mengerti, mengapa masih bertahan sampai saat ini? Jika luka itu bisa dihindari, mengapa memilih untuk sakit sendiri?

🖤🖤🖤


Selaras dengan suara dentingan bel pulang berbunyi, gadis itu mematri langkahnya terburu-buru meninggalkan ruang kelas dan juga sahabatnya yang memandang kepergian itu dengan bingung.

Dari kejauhan, diam-diam seorang pria juga memperhatikan gerak-gerik gadis itu, karena sebelumnya berniat untuk mengajak pulang bersama. Sampai perempuan itu berhenti di depan gerbang sekolah, ia bisa melihat gadis itu menghampiri sebuah motor yang ditunggangi oleh sosok laki-laki berseragam SMA lain. Namun meskipun begitu, ia sangat tahu siapa pria di balik helm fullface-nya tersebut.

Tanpa mengalihkan perhatian sedikitpun, Kaisar menelan salivanya dengan susah payah, kedua tangannya mengepal kuat membentuk otot-otot tegang yang membuat rahangnya ikut mengeras, hatinya terusik persis ketika dua orang di depan sana perlahan hilang dari pandangannya.

Di sisi lain, Nora yang baru saja melangkahkan kaki keluar kelas tak sengaja menangkap semua kejadian itu, ia bisa merasakan bagaimana Kaisar teramat marah melihat Zelina pergi bersama pria yang baru saja menjemputnya, entah marah atau mungkin ada perasaan lain, yang jelas hal itu membuat pria di sisi lapangan sana terlihat terganggu, tapi Nora hanya bisa melihatnya dengan iba tanpa bisa melakukan hal apapun.

Dan perasaan gundah itu ternyata bukan hanya dirasakan oleh Kaisar atau Nora saja, sejatinya Zelina pun tak merasa nyaman duduk di atas motor bersama pria itu. Entah kenapa ia jadi gelisah, ia bisa merasakan perubahan drastis dari sikap pria yang saat ini duduk di depannya.

Perubahan yang jauh berbeda dengan laki-laki yang selama ini ia kenal dan kagumi.

Atau mungkinkah, dia yang tak pernah benar-benar mengenal pria itu dengan baik?

***

Daripada pulang dengan hati yang gusar, Kaisar memutuskan untuk berkunjung ke coffee shop yang tak jauh dari sekolahnya, sekadar untuk menghilangkan penat dan pikiran yang sukar ia pahami.

Namun ia tak sendiri, Kaisar mengundang seseorang yang saat ini baru saja datang menghampiri mejanya.

"Asem banget itu muka," celetuk gadis itu seraya mengambil posisi duduk di hadapannya.

Candaan itu hanya dibalas senyum tipis oleh Kaisar.

Melihat wajah murung yang tak enak dipandang itu, Kiara lantas berusaha menebak apa yang baru saja terjadi pada lelaki itu, "Tumben ngajak ketemu di luar, lagi ada masalah?"

"Sorry ganggu, gue cuma lagi butuh temen."

"Santai, kaya sama siapa aja, gue sekalian ada janji juga sama Dito. Lo kenapa? Ini soal Zelina, ya?"

Selang beberapa detik Kaisar masih belum tertarik untuk merespons, mulutnya bak terkunci, sementara tangannya tak berhenti mengaduk-aduk minuman bersoda di atas meja dengan sedotan.

"Lo liat dia sama cowok lain lagi?"

Kiara kembali menerka, meskipun jawabannya sudah sangat jelas terpampang di wajah pria itu. Kaisar tidak pandai menutupi perasaannya kepada Kiara, atau mungkin Kiara sudah terlampau mengerti bagaimana perasaan Kaisar luar dan dalam.

We're Not Really DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang