⚠️⚠️
mention of fight, dan banyak kata-kata kasar yang tidak untuk dicontoh ya kawan-kawanselamat membaca
•••
Setelah bel masuk berbunyi beberapa menit lalu, guru perempuan yang masih berusia muda itu berjalan memasuki kelas IPA 1 dengan mimik wajah yang sulit diartikan. Ia berdiri cukup lama di depan kelas setelah menyimpan beberapa buku paket di mejanya.
"Anak-anak, hari ini ibu ingin mengumumkan sesuatu pada kalian. Pagi ini ibu mendapat kabar dari orang tua Celine, mereka bilang Celine masuk rumah sakit, kita doakan sama-sama ya untuk kesembuhan teman kita."
Suasana hening beberapa saat yang lalu kini hilang, berganti dengan sahutan bisik-bisik dari para murid di sana, berbeda dengan Zelina dan Nora yang justru menampilkan tampang tak percaya.
Kedua gadis itu tidak tahu harus bereaksi seperti apa, berita itu terlalu mengejutkan bagi mereka berdua. Mereka memang mengharapkan kabar atau petunjuk dari temannya itu, tetapi tidak pernah mengira akan mendapatkan kabar sebagaimana yang baru saja mereka dengar.
***
Sepulang sekolah, mereka langsung memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit tersebut, setiba di sana, beruntung mereka segera menemukan ruangan yang mereka cari, kedua gadis itu lantas melihat orang tua Celine tengah berdiri dan duduk dengan gelisah di depan ruangan tersebut, mereka pun segera menghampirinya.
Zelina yang pertama kali duduk lebih dulu untuk menyapa wanita 30 tahunan itu, "Om, Tante, gimana kabar Celine?" tanya Zelina khawatir.
Bukannya menjawab, wanita itu entah mengapa tak berkutik sedikitpun, matanya terlihat sayu, tubuhnya lemas, tampak tak bertenaga sama sekali.
Zelina dan Nora semakin bingung, mereka hanya bisa memaklumi pertanyaannya yang tak kunjung mendapat jawaban, lalu ia beralih pada pria dewasa yang berdiri di sana.
"Celine... koma," jawab pria itu terbata, seakan tahu apa yang hendak Zelina tanyakan.
Baik Zelina maupun Nora serempak menautkan kedua alisnya tak percaya, segala perasaan bercampur jadi satu saat mendengar kabar itu. Selama hampir lima hari gadis itu menghilang, tiba-tiba saja saat ini berbaring di atas ranjang rumah sakit dalam keadaan koma.
"Sebenernya apa yang terjadi sama Celine, Om?" tanya Nora kemudian, mencoba mencari jawaban atas semua ketidakjelasan itu.
"Justru itu yang ingin kami tanyakan, bukannya terakhir kali Celine pergi bersama kalian?" tanya pria itu tanpa atensi marah sedikitpun, setelah itu ia memijat pangkal hidungnya karena mulai merasa pening.
Raut kebingungan itu masih tercetak jelas di wajah kedua gadis SMA di sana, mereka benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Semuanya tampak mengambang dan tidak masuk akal.
"Terakhir kali, Celine pamit ke kita buat pergi sama temennya, Om. Setelah itu kita nggak dapet kabar apa-apa lagi," jelas Nora meluruskan.
"Teman? Om nggak tau Celine punya teman lain selain kalian," sanggah pria itu.
"Maaf, Om, Tante, harusnya kita lebih waspada lagi, kita lengah buat perhatiin Celine," ucap Zelina penuh sesal.
"Tidak apa-apa, lagipula yang seharusnya menjaga Celine itu kami sebagai orang tuanya," balas pria itu ramah.
Ia memaksakan diri menyunggingkan senyuman tipis yang tulus. Meski jauh di dalam hatinya merasa sesak luar biasa. Merasa sangat bersalah atas apa yang telah menimpa putrinya saat ini.
Zelina kemudian bertanya lagi, "Terus Om, gimana kata dokter?"
Menurutnya, sebagai sahabat Celine ia juga perlu tahu bagaimana detail kondisi gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
We're Not Really Different
Teen FictionZelina pikir, perselingkuhan, pelecehan seksual, aksi teror, dan kehilangan adalah insiden paling gila yang pernah terjadi dalam hidupnya. Anak tunggal sepertinya tentu tahu bahwa hidup adalah tempatnya luka tercipta. Tapi di sisi lain dia keliru, Z...