Setelah absensi siswa berakhir, guru itu mulai membuka buku ajarnya untuk memulai kelas hari ini, seolah semuanya baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya.
"Selanjutnya, kalian bisa buka bab 10 tentang Limit Fungsi Trigonometri dan coba kerjakan contoh soalnya."
"Baik, Bu..."
***
Selaras dengan bel istirahat berbunyi, guru itu langsung membubarkan kelas, setelah guru itu keluar Nora secepat kilat langsung duduk di hadapan Zelina yang masih sibuk merapikan alat tulisnya.
"Celine nggak ngabarin lo juga, Zel?" tanyanya serius.
Zelina menggeleng.
"Kemana tuh anak? Nggak biasanya ngilang tanpa kabar," tanya gadis itu lagi, duduk terbalik ke arah belakang di kursinya.
Setelah memasukkan alat tulisnya ke dalam tas, Zelina sempurna menghadap sahabatnya itu. Jujur saja selama pelajaran berlangsung ia tidak bisa fokus karena hal ini. Bukan tanpa alasan, mereka tahu betul jika sahabatnya itu bukan tipe orang yang akan bolos kelas begitu saja tanpa ada kabar dan izin yang jelas.
"Gue juga nggak tau, Ra, kemaren kan kita terakhir kumpul waktu belajar di rumah gue," jawabnya.
Nora mencebik rendah, "Oh iya, dia bilang mau jalan sama Bima kan sore itu?"
Zelina mengangguk cepat, "Bener juga."
"Samperin ayo ah, siapa tau Celine ngasih kabar ke dia."
"Ayo."
Setelah mencari tahu keberadaan pemuda itu, mereka bertemu Bima bersama temannya di kantin dan langsung membahas hal tersebut, tapi sayang pertemuan serta perbincangan itu tidak membuahkan hasil yang mereka inginkan.
"Jadi kemaren kalian nggak jadi ketemu?" tanya Zelina masih mengintrogasi.
"Harus berapa kali lagi gua jelasin? Justru gue yang harusnya nanya ke kalian, kenapa dia batalin janjinya gitu aja?" tanya pria itu.
Berdasarkan apa yang dipaparkan oleh Bima, ternyata Celine tidak datang pada janji temu mereka kemarin malam, tetapi hal tersebut bertentangan dengan bagaimana antusiasnya gadis itu ketika mendapat ajakan kencan dari pria ini saat di rumah Zelina waktu itu.
Celine tidak mungkin membatalkan janjinya jika tidak punya alasan yang masuk akal, kan?
"Kita nggak tau masalah itu, justru kita ke sini buat nyari tau karena dia beneran nggak ngasih kabar apa-apa ke kita," ungkap Zelina mencoba meluruskan.
"Gue yakin ada yang nggak beres," selidik Nora cepat.
"Maksud lo?" tanya Bima, kerutan di kening pria itu membuktikan bahwa ia tampak kebingungan.
"Ya, selama ini dia nggak pernah nggak masuk kelas tanpa alesan, dia juga kalo ada apa-apa selalu ngabarin gue sama Zelina dulu, bahkan hal sekecil apapun dia selalu kasih tau ke kita, jadi gue pikir ini bukan hal yang wajar," ujarnya, lantas menoleh ke arah perempuan yang duduk di sebelah.
"Lo ngerasa aneh nggak sih, Zel?"
Zelina tak memberi tanggapan apa-apa, masih berpikir dan mencoba mencari benang merah dari semua itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
We're Not Really Different
Teen FictionZelina pikir, perselingkuhan, pelecehan seksual, aksi teror, dan kehilangan adalah insiden paling gila yang pernah terjadi dalam hidupnya. Anak tunggal sepertinya tentu tahu bahwa hidup adalah tempatnya luka tercipta. Tapi di sisi lain dia keliru, Z...
11. lost by black mask
Mulai dari awal