"Tak kusangka kota ini bisa bertahan hanya dengan ekspor tekstil" Gumamku sambil minum teh yang disiapkan Zino
Meski terlihat kaya nyatanya dalam berapa tahun lagi kemungkinan besar Sigma city
Akan menjadi wilayah dengan penghasilan minus
Terlebih dengan sifat kedua kakak Ianthe yang begitu boros
"Zino mari kita beli sapi dan domba yang banyak" Ucapku menatap Zino yang membeku
"Baik tuan muda" Ucap Zino sedikit ragu
Untungnya Ianthe cukup kompeten sehingga buku besar yang aku cek ulang tidak ada penyelewengan harta
"Mari kita kekadang perternakan"
"Baik tuan muda" Zino membungkuk selayaknya pelayan kepada majikan
Aku hanya membiarkannya tidak menghalangi tugasnya
Akan sangat mengalahkan jika tiba-tiba sikap Ianthe berubah
Yah meski dengan kehadiranku saja sudah merubah sifat dasar Ianthe
"Tapi tuan-"
"Diamlah Zino"
Seketika Zino terdiam melihatku sedikit kesal
Aku mendengus kesal kenapa tidak sedari tadi saja Zino diam
'Menyebalkan'
Toh ini semua demi kedua kakak baruku
Aku akan tetap memiliki uang jika mereka meminta sewaktu-waktu
"Sebenarnya tujuan anda apa tuan muda" Tanya zino yang menaiki kuda
"Aku ingin Sigma city menjadi kota yang maju Zino" Kulihat manik birunya membesar terkejut
Senyum tipis terbit diwajah lelaki tua menyebalkan itu
"Kurasa mendiang count akan bahagia bila mendengarnya tuan muda" Lagi lagi Zino tersenyum memandangku
Yah aku tak sepenuhnya menyalahkan Zino
Bila aku berasa diposisi Zino aku akan bangga dengan Ianthe
Yang secara sukarela menerima posisi Count tanpa mengeluh walaupun Sigma city bukan kota maju
Terlebih kota yang beberapa tahun akan mati bila Ianthe tidak becus memimpin
"Kurasa aku juga akan belajar membuat pakaian" Ucapku lirih
Tak masalah kan bila aku membuat syal untuk musim dingin
Atau sesuatu kerajinan dari benang kapas
'Kepalaku yang malang' batinku
Bukannya merasa bahagia karena bertransmigrasi seperti kebanyakan novel
Rasanya umurku akan berkurang menghadapi masalah yang belum tentu terjadi
'Ianthe bagaimana kamu bisa tetap tenang disituasi ini'
Ternyata Tuhan memang adil ya meski wajahnya sangat tampan
Tapi tanggung jawab Ianthe tidak main main beratnya
Disatu sisi ada kota yang perlahan lahan mati dan satu sisi lagi kedua kakak gila Ianthe
"Tuan muda kita sudah sampai" Suara Zino membuyarkan lamunanku
Sontak aku bergegas turun melihat keluar ternyata cukup bersih
Orang orang di wilayah Sigma city cukup disiplin dan suka kebersihan
"Count" Ucap beberapa peternak yang datang menghampiriku lalu membungkuk

KAMU SEDANG MEMBACA
I transmigrated into a Count
FantasySadam Rantaka seorang pria berusia 29 tahun mati karena serangan jantung akibat kejahilan temannya Bukanya tenang Sadam justru transmigrasi ketubuh Ianthe Agallis putra bungsu mendiang count Agallis Meski Ianthe adalah putra bungsu dirinyalah yang...