抖阴社区

13

4K 439 15
                                    

'Gila gila gila' batinku takut

Pria itu sangat gila bagaimana bisa dengan mudah mengatakan dia pembunuhnya padahal ayah Ianthe adalah tuannya

Aku semakin mempercepat langkah kakiku agar segera pergi jauh dari Ketua gila itu

Namanya saja Xan yang berarti penolong umat manusia tapi perilakunya tidak mencerminkan sama sekali

Bagaimana penulis novel Eros ini tetap waras saat tokohnya gila semua

Nafasku terengah-engah karena lonjakan rasa takut

Aku lebih memilih berhadapan dengan Nicolas daripada dengan ketua gila itu

"Tuan muda" Zino menyapa di ujung lorong dengan senyuman palsu

"Zino sebenarnya makhluk apa yang dipelihara ayah" Tanyaku dengan suara gemetar

Semua keberanianmu dihadapan Xan hanyalah akting semata

Yakali aku akan merendahkan harga diriku hanya karena rasa takut

"Entahlah tuan muda saya juga tidak tahu" Zino mengedikan bahu tak tahu

"Bukankah kamu yang berada disamping ayah" Ucapku melirik Zino yang senantiasa berlindung dibalik dinding lorong

"Saya hanyalah seorang pengamat tuan muda" Ekspresi wajah Zino kaku wajah tuanya menunjukan raut keseriusan

Aku menghela nafas pelan lalu melihat bulan dari jendela besar

"Apakah kamu berada dipihakku Zino" Tanyaku pelan

Berharap semua fikiran negatif dikepalai terbantahkan sayangnya Zino tidak menjawab sama sekali

"Jadi begitu" Gumamku miris

Keheningan Zino merupakan jawaban yang menakutkan bagiku

Didunia yang asing ini tidak ada seorang pun yang mendukungku justru mereka semua mengarahkan pisau dileherku

'Kasihan sekali diriku' batinku kecewa

Aku tersenyum miris

Jadi begini rasanya terasingkan dari dunia

Aku menyugar rambut lilacku dan segera kembali kekamarku

Zino hanya mampu memandang tuan mudanya dengan sedih

"Maafkan saya tuan muda"

Sedekat apapun Zino pada tuan mudanya Zino tidak akan pernah lupa tugas sang Count terdahulu

Lagipula loyalitas Zino selalu berada pada mendiang Count bukan pada Ianthe

Jadi lebih baik tuan mudanya tahu mulai sekarang dikediaman ini tidak ada yang berani membela Ianthe

Karena loyalitas para pelayan dan Ksatria tetap pada mendiang Count Heiro

"Ha~ aku tak percaya ini" Ucapku dengan air mata menetes

Selama aku hidup aku sangat jarang menangis seberat apapun hidupku

Tapi sekarang aku menangis karena sebuah kekecewaan

"Hahaha" Tawamu miris

'Bodoh' batinku dengan rasa sesak

Air mata ini juga bodoh kenapa terus mengalir hanya karena rasa kecewa yang tak seberapa

Didalam kamar yang sunyi air mataku tak berhenti menetes

Kukira diriku hanyalah manusia yang telah kehilangan perasaan sedih nyatanya

'Hatiku juga rapuh' ucapku berbisik

Berulang kali aku mengusap air mata yang selalu terjatuh tidak ingin terlalu sakit hati

I transmigrated into a CountTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang