"Ian" Andrew mengetuk pintu kamarku yang tengah tertidur
"Mm"
"Sudah pagi mari pulang" Ucap Andrew
"Ya" Sahutku dengan mata tertutup
Aku sedikit membuka mata melihat lamat lamat kamarku yang terkesan biasa
Entah kenapa kemarin tidurku sangat nyenyak hingga aku tak bermimpi
Mengesampingkan fikiranku yang berkelana aku bergegas mandi
Perasaanku tidak enak saat disini seperti gerak gerikku ada yang melihat
Dan lagi aku cukup curiga pada Xan yang kemungkinan tahu ada suatu hal disini
Jika benar ada pemimpin disini apakah berarti Raja Kailey dan Duke Damion juga tahu
Secara mereka bertiga seorang kenalan
🦚🦚🦚
"Kakak sudah selesai" Tanya Raziel memiringkan kepalanya polos
Senyum manis terbit dari bibir kecilnya membuat kesan lucu tersendiri
Aku sedikit tersenyum melihat tingkah lucu remaja didepanku
Usianya tak berbeda jauh dengan usia Ianthe hanya berjarak dua tahun tapi Raziel belum terlihat tercemar oleh busuknya dunia
Aku mengusap surai putih tulang Raziel
Jika difiki-fikir lagi tubuh Raziel mencerminkan seorang bangsawan meski awalnya terlihat lusuh dan kotor
Kini terlihat seperti tuan muda dari keluarga kaya
"Aku ingin keluar sebentar" Ucapku pada Andrew yang meminum teh nya di pagi hari
'Apa perutnya baik-baik saja' batinku heran
Setiap saat yang kulihat Andrew yang sedang minum teh ditemani sepotong roti
"Berhentilah membawa Kucing liar" Ucap Andrew setelah menaruh gelas diatas meja
Aku mengerutkan kening tak Terima, merasa tersinggung
Bukankah rencananya memang memungut kucing liar kenapa saat baru mendapatkan satu ia marah
Yah meski kucing liarnya sudah remaja bukan anak-anak
Raziel hanya melihat antara aku dan Andrew mungkin ia sedikit takut mendengar suara keras
"Kakak aku ikut" Raziel berlari kearahku yang sudah ada diluar penginapan
Aku berhenti sejenak menunggu Raizel, kita berjalan berdampingan dengan Raziel yang menggandeng tanganku
"Kita kemana kak" Ucap Raziel menoleh kearahku
Aku sedikit tersenyum "membeli makanan untuk kucingmu"
"Benarkah" Tanya Raziel dengan mata berbinar
'Lucu' batinku senang
"Mm" Aku mengangguk kecil
Sebenarnya perkataanku adalah kebohongan besar

KAMU SEDANG MEMBACA
I transmigrated into a Count
FantasySadam Rantaka seorang pria berusia 29 tahun mati karena serangan jantung akibat kejahilan temannya Bukanya tenang Sadam justru transmigrasi ketubuh Ianthe Agallis putra bungsu mendiang count Agallis Meski Ianthe adalah putra bungsu dirinyalah yang...