"Lalu siapa dalangnya Kak Damian" Aku menundukan wajah saat mengucapkannya
"Dewa atau dirimu" Manik Lilacku berkilat tajam
"Hm? " Gumam Damian tak jelas
Aku berusaha berdiri meski tubuhku sedikit bergetar dengan rasa lelah dan ketakutan
"Kak Damian dunia ini tidak berputar hanya untukmu" Aku berjalan mendekatkan Damian
Aku merasa lucu dengan perkataannya bahkan rion sahabatku saja tidak mengatakan kalimat menggelikan seperti itu
Kulihat Damian sedikit mengerutkan kening bingung
"Dalang?" Ucapku dengan intonasi bertanya dengan seringai meremehkan
"Lucu sekali" Gerutuku tak jelas
Aku takut bukan berarti tidak bisa melawan jika tanding fisik memang aku kalah jauh
Tapi jika adu kecerdasan kamu akan kalah
Aku sedikit meremat bajunya dan menarik kebawah wajah kami saling berdekatan
"Kak Damian kamu bukan dewa yang bisa mengatur orang lain sesukannya contohnya sekarang ini" Aku melepas bajunya dan berbalik pergi
"Apa maksudmu Ianthe" Dahi Damian semakin mengerut bingung
Seringai ku melebar saat melihat sebilah pisau tergeletak diatas meja
Untung saja kemarin Zino meninggalkan pisau diatas meja
Aku mengambil pisau dengan cepat dan berbalik menghadap Damian yang terdiam melihat segala gerak-geriku
"Kak Damian kita akan melihat siapa yang lebih berharga seorang penyihir hebat atau justru pemimpin wilayah miskin sepertiku"
Srasshh
dengan cepat aku menyayat tanganku tepat didaerah nadi
'Sshhh' batinku menahan perih
Sungguh kalau bukan karena akting dadakan aku tidak akan pernah ingin melukai diriku sendiri
"Heh~ apa yang kamu lakukan dengan menyayat tanganmu dengan pisau"
Aku tersenyum kearah Damian lalu berjalan pelan menghampirinya
"Ho~ berani ya kamu mendekatiku setelah menentangku" Ucap Damian dengan wajah pongah
Aku sedikit senang dalam hati melihat kebodohannya
"Manusia itu makhluk yang unik kak"
Tap Tap Tap
'Tck sial' batinku kesal saat berjalan sedikit saja pandanganku sedikit berkunang
Sebenarnya seberapa lemah tubuh Ianthe hingga akan pingsan hanya karena kekurangan darah
"Mereka akan mempercayai apa yang mereka lihat meski semuanya kebohongan"
Grep
Aku merangkuknya erat diambang kesadaranku yang kian menipis karena kekurangan darah
Ianthe mendekap Damian dengan erat meski sudah terkulai pingsan
"Huh menyusahkan saja" Gerutu Damian yang melepaskan tangan Ianthe dari pinggangnya
Brukk
Ianthe terjatuh begitu saja sedangkan Damian hanya acuh saja bahkan menyalakan rokok
Manik ungu senantiasa memandangi tubuh Ianthe yang tengkurap dengan darah mengalir deras
"Tck, menyusahkan" Damian berjalan menuju pintu
Saat membukanya ia dikejutkan dengan kehadiran Zino dan Xan yang menatap tajam Damian
KAMU SEDANG MEMBACA
I transmigrated into a Count
Short StorySadam Rantaka seorang pria berusia 29 tahun mati karena serangan jantung akibat kejahilan temannya Bukanya tenang Sadam justru transmigrasi ketubuh Ianthe Agallis putra bungsu mendiang count Agallis Meski Ianthe adalah putra bungsu dirinyalah yang...
