抖阴社区

                                    

Aku sedikit menoleh kebelakang melihat bangunan bangunan Omega city

"Apa hanya firasatku saja" Gumamku lirih

Aku merasa ada yang memperhatikanku

"Ian" Panggil Andrew yang melihat keterdiamanku

Aku pun mengikuti Andrew dengan menggandeng tangan remaja disampingku

"Ada apa" Tanyanya lagi tetap memandang depan

"Tidak ada"

Aku sedikit meremat tangan remaja disampingku

Rasanya seperti horor saat aku merasa sedang diperhatikan tapi ternyata tidak ada siapapun

"Kakak kita akan kemana" Remaja itu memiringkan kepalanya polos membuatku tersenyum

Kepolosan anak anak memang sangat menyenangkan untuk dilihat

Meskipun remaja didepanku tahu beratnya dunia tapi dia masih bisa tersenyum seolah tidak ada beban

'Benar-benar anak yang naif' batinku

"Penginapan" Remaja itu mengangguk kecil

"Hei nak apa kamu suka malam" Remaja itu sedikit mengerjtkan kening lalu memnggeleng kecil

"Aku tak suka langit"

"Kenapa" Tanyaku penasaran

Di masa depan banyak orang menyukai langit tapi sekarang ini aku berada pada abad pertengahan

Dimana berbagai takhayul ada dan juga dewa yang dilambangkan sebagai rasi bintang

"Tidak ada alasan" Remaja itu menutup bibirnya rapat

Aku terkekeh kecil dibuatnya remaja disampingku terlihat kurang bersemangat berbeda sama Louise

Tidak mungkin kan anak ini juga transmigrasi

"Hei, apa kamu mau kuberi nama" Tanyaku dengan senyum lembut

Yah ini murni ideku, lagian tidak mungkin aku akan memanggilnya dengan kata Hei

"Benarkah" Ada binar bahagia diwajahnya terlepas dari suara monoton remaja itu

"Andrew menurutmu nama ap yang cocok"

"Tidak tahu" Jawab Andrew acuh tak acuh

Aku sedikit menghela nafas melihat kelakuan pria didepanku

Aku memandang birunya langit untuk mencari inspirasi

Dulu temanku yang seorang penulis ternama selalu bilang Langit itu menyimpan jawaban dari segala pertanyaan kita

Bahkan dia mengklaim setiap ceritanya temanku itu memandang langit untuk inspirasi

Aku terkejut dengan perkataanya waktu itu

Meski terlihat aneh itulah temanku yang selalu ikut membully orang

Katanya hatinya terlalu mati rasa untuk merasakan lagi

Jadinya aku berharap langit akan memberikan jawaban seperti teman geniusku

"Kakak" Ucap Remaja itu yang ikut melihat langit

Aku tersenyum kecil "ayo kita pulang Raziel"

Mata remaja itu membesar karena terkejut "Raziel? " Tanyanya lagi

"Ya Raziel artinya Malaikat kepala tahta" Ucapku setuju

Aku ingat dengan dua karakter novel temanku saat melihat langit

Raziel sedikit mendekatkan diri dan memegang tanganku sedikit kuat

"Aku suka" Kulihat pipi Raziel memerah saat mengucapkan ya

'Anak yang lucu' batinku

Sebenarnya dua karakter temanku itu  seorang yandere dalam novelnya tapi biarin ajalah cuman sekedar nama

Demi keamanan aku yang memasak makanan untungnya aku bisa memasak steak meski tak seenak chef arnold

Bermodalkan ingatan saat menonton Shokugeki no soma

"Silahkan dinikmati" Ucapku membawa dua piring untukku dan Raziel biarlah Andrew membawa makanannya sendiri

"Enak" Lirih Raziel dengan mata berbinar

Aku tersenyum sedih melihatnya anak ini mengingatkan diriku yang dulu

Bagaimana rasanya memakan makanan yang mahal untuk pertama kalinya

Rasanya aku ingin menangis melihat Raziel

Sebelum menjadi budak koporat aku dulu seorang pelayan yang makan dari gaji ke gaji

Kuliah pun biaya sendiri sungguh miris bukan

Hidup enak hanyalah sebuah fatamorgana yang indah

"Raziel kamu terserah pilih kamar yang mana aku ingin kekamar untuk tidur" Anak itu mengangguk

Aku mengedikan bahu acuh meski sudah mendapat anak aku tetap merasa waspada

Ada kejadian yang tidak pernah disebutkan dalam novel

Pertama kota yang teroganisir seolah ada yang memimpin juga kepalaku yang senilai 10.000 koin emas

Makhluk mana yang berani mengincar kepala cantikku ini

Akan kupastikan tubuhnya hanya tinggal nama saja

Apa ini yang dimaksud efek kupu-kupu

Aku merebahkan badanku diatas kasur

Kenapa rasanya aku sangat mengantuk

Sosok pemuda memasuki kamar Ianthe lewat jendela

Pemuda itu tersenyum lebar mendapati mangsanya tertidur pulas

dengan langkah pelan ia berjalan kearah Ianthe dengan seringai menyeramkan

"Hmm aromamu sangat memabukkan" Matanya menajam

Jemari tanganya membelai pelan pipi halus Ianthe bahkan menyentuh surai lilac Ianthe lalu menciumnya

"Sangat harum"

"Pasti darahmu sangat enak" Pemuda itu memperlihatkan deretan giginya yang ada dua pasang taring

Saat ingin menancapkan taring keleher Ianthe lagi-lagi terhalang seseorang

"Sangat tidak sopan sekali memasuki kamar orang lain" Suara datar terdengar dari balik pintu membuat pemuda itu menggeram marah

"Tck, menyusahkan" Gerutunya marah

dengan gerakan cepat pemuda itu berlari keluar terlalu malas berurusan dengan sosok di balik pintu

"Sedikit lagi aku akan dapat memilikinya" Ucap pemuda itu tersenyum mengerikan memandang jendela tempat Ianthe menginap

Tbc

Yahoooo

Balik lagi

I transmigrated into a CountTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang