"Tentu saja lantas siapa dirimu tuan" Dahi Damian mengernyit berfikir bahwa Xan adalah pelayan adiknya
"Benarkah? " Tanya Xan tak percaya
Menurut Xan Damian adalah manusia kurang ajar
Sepanjang tahun ia tak pernah kembali ke kediaman Agallis bahkan hanya sekedar uang saja Damian menyewa merpati
Tak pernah sekalipun mengurusi Sigma city tapi tetap meminta uang
Tak tahu malu sekali anak sulung Heiro ini
Akan Xan ajarkan siapa yang paling berkuasa didalam wilayah ini
dengan langkah lebar Xan mendekat kearah Damian yang berusaha untuk tenang meski nafasnya memberat
Tangan kekarnya langsung mencekik Damian hingga ia meronta minta dilepaskan
"Ugh lepaskan" Ucap Damian lemah
Damian sudah berusaha mengeluarkan semua sihir yang ia tahu tapi itu sia-sia saja
Tekanan sihir yang didapat Damian jauh lebih besar
'Rasanya seperti berhadapan dengan Raja' batin Damian lemah
Mata ungunya perlahan-lahan menutup
Sesaat rasanya Damian mendengar sebuah suara yang sangat tidak asing
"Xan? " Manik lilacku membulat terkejut dengan pandangan yang ada didepanku
Kak Damian terlihat pingsan dengan bekas cekikan yang terlihat jelas lalu kak Nicholas yang terduduk lemas dengan wajah syok
Ditengah tengahnya terdapat sosok Xan yang menyeringai lebar kearahku seolah ingin pujian
"Apa yang kamu lakukan" Tanyaku sedikit terkejut
Paus orca yang selalu tenang kini menunjukan niat membunuh yang begitu tebal
Dan lagi bukankah Erebos itu rahasia lalu kenapa orang ini bergerak bebas kesana kemari
"Lihat" Xan memperlihatkan Vas antik yang ada ditanganya
Aku sedikit mengerutkan kening sebelum mengangguk kecil, vas yang dipegang oleh Xan adalah hadiah pemberian oleh ayah Ianthe kepada Xan
Terlebih Vas itu dibuat sendiri oleh ayah Ianthe dan hanya ada tiga didunia
"Lain kali jangan menakuti mereka" Ucapku sedikit takut
Lihat saja saat membahas Damian dan Nicholas wajah marahlah yang mendominasi
"Memangnya apa yang mereka lakukan" Bukanya menjawab pertanyaanku Xan justru beranjak pergi
Meninggalkanku sendiri bersama kedua orang ini
"Zino" Zino langsung keluar dari kegelapan
"Ya tuan muda"
"Letakkan mereka dalam kamar mereka" Aku menghela nafas kasar
Bisa panjang urusan mereka berdua sama Xan dan siapa lagi yang harus menengahi ketiganya tentu saja aku
Sebenarnya kenapa pula Nicholas dan juga Damian pulang hari ini
Aku kembali memasuki rumah dengan perasaan kesal
Niat hati pulang kerumah untuk istirahat justru diperlihatkan drama picisan
.
.
.
"Tuan dimana tempat tidurku" Raphael berdiri menghampiriku dengan semangat"Kamar tamu"
"Apa aku juga satu kamar denganya kak Ian" Tunjuk Raziel pada wajah Raphael yang langsung menggelengkan kepala cepat
"Tuan aku tidak ingin satu kamar dengannya" Rengek Raphael sembari memegangi ujung kain bajuku
dengan Agresif Raziel mendorong tubuh Raphael lalu memelukku
"Jangan dekat-dekat dengannya dasar hama" Raziel menatap sinis tubuh Raphael yang tersungkur
'Lucunya' batinku melihat Raziel
"Ayo ikut ke kamarku" Aku menarik tangan Raziel menuju kamarku meninggalkan Raphael
"Raphael tidurlah dikamar tamu" Ucapku
Didalam kamar aku menyiapkan sebuah kain untuk mengalasi Lucky yang tertidur
"Tidurlah disini" Aku menepuk pelan ranjang disampingku
dengan sedikit ragu Raziel melangkahkan kakinya kearahku
"Nyaman" Lirih Raziel saat tidur diatas ranjang
Aku sedikit tersenyum mendengar ucapan Raziel
Hal yang sekarang kuanggap biasa ternyata kemewahan bagi orang lain seperti Raziel
Aku mengusap pelan surai putih tulangnya dengan pelan, dapat kulihat Raziel sedikit tersentak
"Raziel sekarang disini tempatmu tinggal bukan dijalanan lagi" Aku tersenyum memandang wajah mudanya
"Kak Ian Terimakasih" Mata abu-abunya sedikit berkaca-kaca
Aku memeluknya sedikit erat, mungkin pelukanku hanyalah penenang tapi anak seperti kami membutuhkan sandaran
Melihat mata Raziel yang perlahan-lahan tertidur lelap akupun ikut menyusul ke alam mimpi
Cklek
Sosok pemuda berjalan masuk melihat kearah Ianthe yang tertidur lelap
"Hm aromanya sangat enak" Gumam Raphael menyeringai
Tidak ada yang bisa menghalanginya sekarang karena pria sialan itu akan menjadi anjing untuk sang ketua
Saat beranjak mendekat sebuah suara menghentikan langkahnya
"Sudah kubilang untuk pergi dasar hama sialan" Mata Raziel terbuka lalu melepaskan pelukan Ianthe
Menoleh menatap Raphael tajam yang tak takut sedikitpun
"Heh~ akhirnya menampakan jati dirimu kah tuan muda" Ejek Raphael yang membuat Raziel menggertakan gigi kesal
"Memangnya kak Ian akan percaya jika kamu yang bilang lagipula bukankah derajatmu sama Tuan Vampir"
Mata keduanya saling bersitatap sebelum sama sama tersenyum
Inilah rahasia yang Ianthe tidak tahu keduanya adalah orang penting di wilayah Omega city
Yang satu merupakan putra pemimpin wilayah yang lainnya ketua pembunuh bayaran wilayah Omega city
Dan keduanya tahu bahwa Ianthe tidak akan mudah percaya sama orang baru seperti mereka berdua
Karena Ianthe dikelilingi orang orang yang sama gilanya
"Kesepakatan" Ucap Raphael tersenyum
"Kesepakatan" Raziel mengangguk senang
Mereka berdua akan menjaga rahasia masing-masing karena jika terbongkar salah satunya maka yang lainnya akan ikut jatuh kedalam jurang yang sama
Tbc
Niatnya update kemarin tapi masih bingung
Ianthe be like : kukira nasib kita sama Raziel ternyata kamu hanyalah penipu
Bye bye menghilang dulu
Makasih vote, komen, dan yang follow aku
Revisi ulang
Emang keyboard hpku kadang ngetik sendiri kalau gk gitu selalu berbeda apa yg kutulis dgn hasilnya
Wkwkwkwk
Aku juga gk sadar kalo ada yg salah
Mungkin karena akhir-akhir ini hpnya kutindihi jd radak eror
Moga aja habis lebaran mampu beli handphone

KAMU SEDANG MEMBACA
I transmigrated into a Count
FantasySadam Rantaka seorang pria berusia 29 tahun mati karena serangan jantung akibat kejahilan temannya Bukanya tenang Sadam justru transmigrasi ketubuh Ianthe Agallis putra bungsu mendiang count Agallis Meski Ianthe adalah putra bungsu dirinyalah yang...
20 (Revisi)
Mulai dari awal