抖阴社区

                                    

Bugh

Bugh

Bugh

"Uhuk uhuk"

dengan membabi buta Damian menginjak dadaku dengan sepatu pantofelnya

'Memang kakak tidak punya hati'

Ditengah kesakitanku aku melihat penaku yang terjatuh di samping lalu berusaha sekuat tenaga menggapainya

Rasa amarah membutakn fikiranku dengan cepat ku tancapkan saja ujung pena itu dikaki Damian berkali-kali

"Sialan" Damian menendang tubuh lemahku

"Ingin bermain kasar huh" Damian memiringkan kepala dengan mata yang berbinar dipenuhi kekejaman

'Gila' batinku

"ZINOOO" Teriaku dari dalam ruangan

Nyawaku akan benar benar melayang di hadapan Damian

Lihat saja Damian yang tertawa menyenangkan saat kakinya dipenuhi luka

"Benar-benar masokis" Gerutuku

"Teriaklah sesukamu adik manisku" Damian mengeluarkan sebatang rokok dan merokok dengan tenangnya

Aku gemetar ketakutan masalahnya orang didepanku beneran gila

"Ianthe" Ucap Damian tiba-tiba membuatku menatap wajahnya

"Kamu tahu ekspresi ketakutanmu sangat menggairahkan" Damian menjilat bibir bawahnya membuatku merinding

Damian menyeringai kecil tanpa sepengetahuan Ianthe

"Berlutut"

Brugh

Aku terkejut saat tubuhku berlutut dengan sendirinya

Aku langsung menatap sengit mata ungu Damian

Satu-satunya manusia yang bisa sihir hanyalah Damian seorang manusia manipulatif dengan berbagai topeng

"Apa yang kamu lakukan kak Damian" Gigiku bergemeletuk kesal

Seandainya Ianthe memiliki sedikit sihir sudah kubalas Damian dengan kejam

Sayangnya Ianthe tidak pernah berlatih ilmu sihir sama sekali sepanjang hidupnya

"Menangis"

Satu persatu ingatan masa kecilku dan Ianthe saling bermunculan

Rasanya seolah-olah aku berada dalam tubuh kecilku yang tak berguna lagi

'Begitu menyesakan'

Tes

Tes

Tes

Tes

Air mata mulai meluruh dengan cepat membuatku terkejut apalagi air mataku tak bisa kuhentikan

"Begitu manis raut putus asamu"

Aku menggigit lidahku hingga berdarah bermaksud untuk menghilangkan efek sihir yang ternyata tidak berguna sama sekali

"Apa kamu fikir sihir ku selemah itu Ianthe"

"Apa gunanya kuat jika menindas yang lemah" Ujarku

"Justru sangat menyenangkan bisa mendominasi orang lain

Raut ketakutan dan serakah yang mengharuakanmu tunduk membuatku puas

Mereka yang lemah memang pantas untuk diinjak" Damian menghisap rokoknya yang tinggal sedikit lalu menjatuhkannya kebawah

"Bagiku kamu tak selebihnya seekor boneka ditangan dalang Ianthe" Aku tersentak mendengarnya

Kata-kata nyaman begitu kuat membuat gikiranku terguncang

Flashback

"Dasar anak tak tahu diuntung" Ujar pemuda berperawakan tinggi yang tengah kesal

Tak jarang ia menendang tubuh ringkih dihadapanya dengan kaki yang berbalut sepatu

"Ampun kak ampun" Anak yang baru kelas sepuluh itu terus menangis

"Heh~ gak ada gunanya gue ngampuni elo" Pemuda berperawakan gagah itu menyalakan rokoknya lantas mengarahkan ya pada kulit korban bullynya

"Kak sakit kak hiks sakit" Teriak anak itu saat satu demi satu tubuhnya di penuhi luka akibat rokok

Pemuda gagah itu membuang sembarangan rokok yang masih menyala lantas ikut berjongkok didepan korbannya

"Sakit? " Tanyanya yang diangguki cepat oleh sang korban

Pemuda itu menengkeram erat dagu korban untuk menghadap wajahnya

"Lo itu gak bermanfaat bagi gue jadi gantinya lo harus jadi mainan gue" Ucap pemuda itu remeh

"La-lalu kak Sadam juga tidak me-memiliki manfaat" Ucap anak itu berani

Anak itu berfikir apa bedanya dirinya dengan Sadam sama sama yatim piatu dan tidak punya orang tua lengkap

Sayangnya anak itu tidak tahu pepatah lebih baik diam daripada berbicara

Bugh

Bugh

Bugh

dengan kejamnya pemuda itu menginjak dada korban dengan kuat hingga terlihat sesak nafas

"Berani sekali membandingkan dirimu dengan sadam" Mata coklat memandang rendah sangat korban

Dalam hidupnya siapa yang berani menjelekan sahabatnya akan ia siksa dengan tanganyasendiri

"Dimana Lyra" Tanya Sadam yang baru saja datang dari kelasnya

"Kenapa mencarinya" Dahi pemuda itu mengkerut tajam

"Dicari Mrs. Angelina"

"Sadam"

"Hm" Sadam memiringkan kepalanya bingung

"Kamu tak berusaha melindunginya kan" Pemuda itu sedikit melirik sangat korban dengan tatapan yang sulit diartikan

"Kenapa aku harus melindunginya" Bukanya menjawab Sadam justru balik bertanya

"Gak jadi" Menggandeng tangan Sadam untuk pergi meninggalkan sang korban sendiri

'Pantas saja mereka berteman' batin korban sedih

Ternyata Sadam sama saja dengan mereka cuman bedanya ia sangat apatis akan kehidupan

"Rion kenapa kalian suka membully"

"Hm kalau gue sih senang memimpin orang yang lebih lemah atupun setara dengan gue

" Memangnya apa semenyenangkan itu" Tanya Sadam bingung

Meski berteman dengan para pembully Sadam hanyalah anak apatis yang tidak peduli sama semua hal yang ada didunia

"Kamu akan merasakan saat membully mereka"

"Benarkah"

"Tidak diragukan lagi"

Tbc

Halo guys sebenarnya kemarin  dah siap cuman aku kepikiran buat bangunin sahur kalian

Yoyoyoyo sahur sahur

Selamat menunaikan ibadah puasa man teman

Sahur sahur

I transmigrated into a CountTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang