"Yang mulia raja memanggilmu" Duke oleander berjalan dengan mengeluarkan hawa membunuh yang pekat.
Adam yang mengambil alih kesadaran, hanya memandang Damion biasa tidak ada rasa takut di wajahnya.
Mata Damion sedikit menyipit, melihat tubuh Ianthe yang tidak menunjukan rasa takut sedikitpun.
'Berbeda' batin Damion dengan senyuman kecil
Anak yang biasanya menyembunyikan ketakutan dibalik sikap ramahnya kini menghilang. Tergantikan dengan orang yang tidak memiliki kepekaan akan bahaya.
"Bagaimana kabarmu Ianthe" Tanya Damion melirik mata yang tertutupi eye pacht.
"Maksud anda Duke? " Tanya Adam, mata lilacnya memandang penuh tanya pada Damion
"Matamu Ian" Damion sedikit mengusap pipi putih Ianthe pelan.
Adam memandang datar Damion lalu menggelengkan kepala kecil
"Jika hilang biarlah, toh aku masih memiliki satu lagi" Ucap Adam acuh tak acuh sambil mengedikan bahu.
"Apa kamu tak merasa sedih" Tanya Duke Damion
"Tidak" Jawab Adam singkat.
Lagipula untuk apa bersedih, ingatanya sudah dirusak sedemikian rupa hingga membuat Adam terjebak dalam ilusi tak berujung.
Seperti menghilangkan jiwa Adam dan menggantikanya dengan jiwa baru yang memiliki perilaku sangat berkebalikan dengan Adam.
"Kamu terlihat sedikit berbeda Ianthe" Ucap Duke Damion sambil melirik sekilas Ianthe.
"Berbeda bagaimana" Tanya Adam mengedikan bahu acuh tak acuh
"Entahlah" Jawab Duke Damion
Ianthe sendiri tidak mengetahui sifat yang dimiliki oleh seseorang yang berada dalam dirinya.
Lebih tepatnya kesadaran palsu yang dibuat dan dibentuk oleh Alex, dokter gila.
Yang Adam tahu hanya sifat Sadam saat menjadi Ianthe, lemah, penakut, tapi juga bisa kejam disaat tertentu.
Adam sadar kehadiranya terlalu berbeda dengan aura Sadam,
'Apa ini yang dinamakan DID' Batin Adam terkekeh miris
Adam fikir hanya sahabatnya saja yang punya, pelukis gila yang ditakuti banyak orang
Ternyata ada sosok lain juga didalam diri Adam yang bersemayam.
.
.
.
"Bagaimana kabarmu Ianthe" Tanya Kailey dengan senyum paling tulus yang pernah Adam lihat.
"Baik Your Highness"
Adam menduduki tempat disisi barat meja, menghadap raja Kailey Crysanthemum
"Apa masih sakit" Tanya Kailey
Adam mengedipkan mata pelan, tak percaya orang didepanya terlihat khawatir.
'Bukankah Sadam sangat takut dengan pria ini, jujur saja apa yang ditakutkan dari wajah anjing retriever
"Jika yang Anda khawatirkan mata saya, maka saya baik-baik saja" Adam memberikan senyum tipis.
'Seperti bukan diriku saja' batin Adam yang berusaha beramah-tamah
Kailey tersenyum kecil melihat perilaku Ianthe yang berbeda,
"Syukurlah, kufikir kamu akan takut" Adam sedikit menaikan sudut bibirnya.
"Bahkan aku tidak takut dengan kematian" Ucap Adam angkuh
Tindakan remeh seperti kehilangan salah satu matanya, tidak akan membuat Adam frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I transmigrated into a Count
Short StorySadam Rantaka seorang pria berusia 29 tahun mati karena serangan jantung akibat kejahilan temannya Bukanya tenang Sadam justru transmigrasi ketubuh Ianthe Agallis putra bungsu mendiang count Agallis Meski Ianthe adalah putra bungsu dirinyalah yang...
