Chapter 4 | Kenapa ini terjadi sama orang baik kayak aku?!
Coba tebak berapa lama? Ayo, tebak aja. Nyerah? Oke, aku kasih tahu aja deh.
Dua puluh menit. Fucking twenty minutes. Aku ngomong gitu sambil megang rahang mulut aku yang pegal sambil menyecap lidah aku yang punya rasa sperma. Waktu aku kasih tahu Marilyn sama Lady soal itu, mereka bilang mungkin hisapan aku yang nggak benar. Enak aja! Aku tahu kok cara ngisap kontol yang benar itu kayak apa. Aku sudah punya delapan mantan, for God's sake! Dan mereka selalu memuji kecanggihan mulut aku saat memuaskan kontol mereka.
In the end, Luca juga bilang enak kok. Dia bilang begini persisnya:
"Lo belajar ngisep di mana, Er?" Aku dipanggil Er sama orang-orang di sekolah. Oke, lanjut lagi ya. "Enak banget cara lo ngisep. Gue nggak pernah keluar secepat itu."
Kalian dengar? Nggak pernah keluar secepat itu! For suck's sake! Jadi, selama ini, kalau dia coli bisa lebih dari dua puluh menit? Mungkin satu film bokep kali, ya. Di Gayfuror kan satu film bokep-nya bisa sampe berjam-jam. Ya, ampun Luca! Aku nggak pernah nyangka cowok kayak dia tahan lama. Atau dia pakek tisu magic sebelum aku hisap kontolnya? Oh, atau dia minum obat kuat yang dijual di depan Mall Kelapa Gading itu? Aku nggak tahu, itu rahasia Tuhan.
Juga Luca. Uh!
Nah, nah, setelah aku hisap kontolnya, dia buat hati aku perih. Nggak, bukan dengan cara dia bius aku terus aku dibawa ke ruang bawah tanah dan tubuh aku dibedah. Kalau kayak gitu mirip film Gay Bloody Valentine dong. Pokoknya, habis aku hisap kontolnya, Luca mau cium bibir aku, aku cepat-cepat tutup mulut aku dengan tangan.
"No kissing dulu, Ca. Mulut aku masih bau sperma."
Luca melepas tangan aku dan mencium bibir aku selama lima detik. Atau lebih sedikit. "Nggak apa-apa, kan itu sperma gue juga. Udah lama gue pengen nyipok bibir lo."
Aku belum sakit hati di situ, aku masih ber-flower-flower. Nah, yang ini baru lah hati aku perih.
"Gue punya penawaran buat lo, Er," ujarnya, dia merangkul pundak aku mesra. Kami keluar dari dalam kamar mandi mirip anak-anak amrik populer yang baru berbuat mesum. "Gimana kalo lo sama gue jadi fuck buddy? Gue suka sama lo, lo suka sama gue. No relationship di antara kita, supaya lo nggak cemburu kalo misalnya gue deket sama orang lain."
Rasa-rasanya aku ingin sekali masuk ke dalam bathtub dan menenggelamkan diri di dalamnya.
Dasar Luca stupid! Pupus sudah harapan aku dientot sama dia di atas menara Eiffel. Pupus sudah impian aku diajak jalan-jalan ke Paris. Yah, walau begitu aku juga sebenarnya masih takut dientot sama Luca. Maksud aku, dia aja bisa keluar sampai dua puluh menit. Gimana kalau dia obrak-abrik pantat aku pakek kontolnya? Bisa berapa lama itu? Apa aku akan mati karena seluruh tulang di badan aku patah? Atau aku bakal koma selama seratus hari karena kelelahan?
Aku nggak tahu. Aku takut, tapi dengan bodohnya aku menjawab. "Yeah, why not."
Tanpa tanda tanya di belakangnya. Huhuhuhu, aku ingin menangis di pundak Aliando rasanya.
Setelah aku ketemu sama Marilyn dan Lady di pusat party, aku langsung nempel sama mereka berdua. Aku nggak mau diajak Luca pulang bareng, aku nolak minum JackD. Aku nggak mau ngentot sama Luca. Di sisi lain hati aku, aku masih takut. Di sisi yang satu lagi, aku udah nggak mood karena tawarannya. Maka semalaman itu aku hanya duduk, sambil pura-pura ngikutin Demi Lovato nyanyi di speaker. Sampai akhirnya Luca pulang dan kami juga pulang.
Marilyn sama Lady kasih aku masukkan soal cowok tahan lama, tapi aku udah nggak peduli. Uh!
Aku terus kepikiran soal itu, soal fuck buddy maksud aku. Pas aku nyampe rumah dan dicegat sama Tante India pun, yang aku pikirkan soal itu lagi dan lagi. Pas aku tidur juga kata fuck buddy muncul, kayak mengolok-ngolok aku. Sampai aku di sekolah, sampai aku disapa Luca, sampai aku duduk di dalam mobil Marilyn lagi habis pulang sekolah. Dan sekarang aku sudah di rumah lagi. Aku masih aja kepikiran soal fuck buddy. Luca jelek! Kenapa dia nggak ngajak aku pacaran aja supaya kami bisa lovey dovey di atas kasur sambil nonton film Pretty Woman, hmmh?

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me If You Can
HumorSudah pernah nonton orang tawuran? Sudah dong ya. Di TV. Atau mungkin di dunia nyata. Tapi, kamu pernah nggak nonton bencong tawuran? Nggak pernah, kan? Hihihihi. Tapi, ini bukan soal tawuran bencong, ya. Aku pernah sih ikut tawuran bencong. Kami ng...