Chapter 41 | Cycle 3... it's continue, LOL!
Untung saja aku tidak melakukannya tadi malam.
Bukannya apa-apa. Tapi aku sudah berjanji sama diri aku sendiri untuk nggak melakukan hal itu setiap hari. Seperti yang disarankan oleh Marilyn dan Lady. Iya, aku tahu kok. Seharusnya aku nggak mendengarkan mereka. Yah, hanya saja aku pikir apa yang mereka sarankan ada benarnya juga. Pikir-pikir aja sendiri, ngentot setiap hari sama pacar kan nggak bagus buat kelangsungan hubungan.
Nanti akan mudah bosan. Terlebih lagi lubang pantat aku bakal dower.
Ew! Itu sama aja kayak membiarkan salah satu tubuh jadi cacat dan pas aku naik busway aku bakal disuruh duduk di bangku prioritas. Tahu, kan? Akibat lubang pantat yang nggak bisa dikendalikan lagi jika tiba-tiba mau kentut atau apa.
Perlahan, aku mendorong tangan Damon yang melingkar di sekitar pundak aku. Aku angkat pelan-pelan kepala aku dari rebahan dadanya. Surprise! Eh, nanti aja deh. Aku harus kabur dulu dari kamar ini sebelum aku kasih tahu kalian kenapa aku memilih Damon di antara mereka semua. Iya, kalian dengar? Aku MEMILIH DAMON. Waktu itu, hati aku menyerukan nama Damon. Maka aku meraih tangannya—ooops!
Damon bergerak sedikit. Aku berhenti. Nggak mau membangunkan dia. Nanti kalau dia bangun bisa gawat. Dia selalu nafsuan di pagi hari. Lebih parah nafsunya pada malam hari. Aku kan lagi nggak bisa ngentot sama dia. Pokoknya aku berniat jadwal ngentot kami hanya tiga kali dalam seminggu. Nggak boleh lebih.
Kecuali kalau aku tiba-tiba sange.
Oke. Berhasil. Aku bisa meloloskan diri dari dalam pelukannya. Sekarang aku harus mengenakan kembali baju aku. Walaupun tadi malam kami nggak ada ngentot, kami sempat ciuman panas. Untung akal sehat aku langsung mengambil alih sebelum Damon sempat menurunkan celana dalamnya begitu pula celana dalam aku. Itu yang aku maksud dengan untung aku tidak melakukannya tadi malam.
Ini memang sudah tiga hari semenjak aku dan dia berhenti ngentot. Paling kami hanya ciuman atau ngobrol biasa. Dua minggu yang lalu dia nembak aku, you know. Di atas trampolin sesuai keinginannya. Tapi sebelum tembak-menembak itu, kami sudah dekat selama hampir dua bulan. Iya, paskah setelah aku lebih memilih dia ketimbang Mas Felix, Luca atau Rick... aku bilang ke Damon kalau aku mau kami pendekatan dulu. Aku mau tahu semua rahasia kecilnya yang masih dia sembunyikan dari aku.
Kejadian yang kemarin memang sudah kami putuskan untuk nggak kami ungkit-ungkit lagi. Walau begitu, aku masih sakit hati lho. Tentu saja aku masih merasakan hal menyengat tersebut. Maksud aku, siapa yang mau dijadiin bahan selingkuhan? Terlebih lagi kebencian Miranda makin besar buat aku. Apapun yang Miranda gosipkan tentang aku ke teman-teman barunya berarti benar. Aku juga jadi salah satu penyebab dia dan Damon putus. Well, Miranda-nya juga sih jalang.
Tetap saja, rasanya masih nggak rela. Aku kan nggak suka hanya jadi senjata.
Tapi aku juga bahagia sih, Damon lah yang mengambil keperawanan lubang pantat aku. Mulai sekarang aku harus belajar untuk nggak terlalu larut sama masa lalu kami yang penuh drama. Aku mau semuanya berjalan baik kali ini.
Setelah mengenakan pakaian, aku melirik sekilas ke Damon yang masih tertidur lelap seperti anak kecil. Hmmh, cium pipinya nggak apa-apa kali, ya? Dia nggak akan bangun, kan? Oke. Aku akan melakukannya. Soalnya aku gemas sih. Damon benar-benar nggak terlihat menyebalkan kalau sedang tertidur seperti ini. Dia malah seperti orang yang siap digerayangi. Which is, aku nggak akan menggerayanginya.
Aku menundukkan kepala, mengecup pelan pipinya yang hangat. Masih nggak puas, aku mencium keningnya dua kali. Aku baru mau mengecup bibirnya sebagai bonus—tahu dong, apa-apa selalu ada bonus di dunia ini—sebuah tarikkan membuat tubuh aku tersentak jatuh. Masuk lagi ke dalam pelukan Damon. Shit! Dia bangun!

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me If You Can
HumorSudah pernah nonton orang tawuran? Sudah dong ya. Di TV. Atau mungkin di dunia nyata. Tapi, kamu pernah nggak nonton bencong tawuran? Nggak pernah, kan? Hihihihi. Tapi, ini bukan soal tawuran bencong, ya. Aku pernah sih ikut tawuran bencong. Kami ng...