Chapter 19 | Uhmh, oke. Aku cuma syok!
"Ma-maksa apaan?" tanya aku, melangkah mundur pelan-pelan sampai tubuh aku menabrak meja komputer. Oh, aku udah jarang mainin komputer aku lagi lho. Soalnya udah agak nge-hang gara-gara sering aku pakek main Sims. Uh! Sims aku juga udah nggak bisa ditamatin juga sih. Misinya nggak tercapai. Soalnya, aku nikahin cowok sama cowok. Di dunia Sims aku nggak ada ceweknya. Eh, ada. Cuma satu sih. Tapi aku buat dia cewek alien. Belum ada namanya. Nanti aku kasih nama Kincir Laknat aja, ah! Dia haters jahat. Kok aku ngomong Sims, ya? "Jangan macem-macem, Dam! Atau gue teriak nih!"
"Teriak aja," ujarnya santai, dia juga ikut melangkah pelan-pelan seperti aku. "Nggak bakal ada yang peduli kalo lo mau teriak. Inget pas kita kelas lima SD dulu, pas lo dikejer sama anjing Kak Ferry? Lo teriak-teriak minta tolong tapi nggak ada yang mau nolongin lo."
Ih! Aku ingat betul hari itu. Ternyata anjingnya bukan mau gigit aku. Dia mau aku puk-puk gitu kepalanya. Setiap kali aku teriak di komplek ini, memang nggak ada yang peduli. Karena, yah, dikit-dikit aku teriak. Tapi itu dulu. Waktu aku masih takut sama banyak hal. Misalnya ada, ehm, balon gambar Hello Kitty. Atau... badut. Di komplek ini sering banyak anak-anak ulang tahun dan mereka menyewa badut. Badut itu sebelas dua belas sama Hello Kitty, menyeramkan. Ew!
Damon udah berdiri di hadapan aku, dia maju satu langkah lagi dan badan kami pun menempel. Damon mengelus dagunya yang kasar ke kening aku, membuat tubuh aku menegang. Aku nggak suka ini, setiap kali dia melakukannya aku jadi ingat masa-masa di mana kami berteman dekat dulu. Kalau dia mengelus kening aku dengan dagunya, itu tandanya dia akan memberikan aku kecupan ringan di pipi sebagai ucapan selamat malam. Itu dulu, sekarang... ciumannya jatuh ke bibir dan aku sama sekali nggak memberontak.
Belum! Sekarang udah. Aku menggigit bibir Damon, namun dia malah mendesah. Uh! Dia-
Lidah Damon masuk tanpa diundang, menyentuh ujung lidah aku di awal dan menuntut di base kedua. Tangan Damon menggenggam tangan aku erat agar aku nggak memukuli lagi dadanya yang keras. Aku menggigit lagi bibirnya, yang ini malah membuat lidah kami agak nyeri. Namun Damon nggak menghentikan ciumannya, dia malah menyekap tangan aku belakang tubuhnya supaya dia bisa mengangkat aku hingga terduduk di atas meja komputer. Refleks, kaki aku pun melingkar di pinggulnya. Mata aku yang sedaritadi terpejam erat karena nggak suka, sekarang....
Aku terlena. Ya, Tuhan! Apa yang sedang aku lakukan?! Kenapa aku melakukan ini-
Tapi bibir Damon memang seperti candu. Aku nggak mau bilang ciuman Luca itu jelek, hanya saja... Damon is better. Aku akan dikutuk Tuhan setelah ini! Aku akan dikutuk jadi batu botty kurang ajar yang bakal dipipisin sama Top-Top sakit hati seperti Luca setiap kali mereka patah hati. Aku-aku... Damon memiringkan kepalanya, menyedot bibir aku hingga masuk ke dalam mulutnya yang beraroma pastiles. Uh! Seharusnya bibir dia itu bau terasi atau apa gitu, biar aku illfeel lalu mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga. Demi Power Puff Girls, selamatkan aku!
"Jerry-" Damon membisikkan nama aku di telinga sebelum akhirnya dia menurunkan ciuman dahsyatnya ke leher aku. Aku menggigit lidah aku sendiri agar aku nggak mengerang. Kalau aku mengerang itu membuat Damon sadar kalau aku memang menginginkannya. Padahal nggak begitu. Aku juga nggak tahu ke mana kekuatan aku di kala seperti ini. "I want you, Jerry."
Meh! I want you apaan, sih? I want you-nya Heavy Rotation JKT48 gitu? Aku nggak suka dia menjilat-jilat leher aku seperti ini. Membuat sesuatu yang nggak boleh bangkit, jadi bangkit. Di situ juga, ada bekas hickey dari Luca. Aku nggak mau dia membuat hal yang sama. Nanti aku dipanggil binal jalang sama Marilyn dan Lady. Well, aku udah ngerasa kayak binal jalang now.

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me If You Can
HumorSudah pernah nonton orang tawuran? Sudah dong ya. Di TV. Atau mungkin di dunia nyata. Tapi, kamu pernah nggak nonton bencong tawuran? Nggak pernah, kan? Hihihihi. Tapi, ini bukan soal tawuran bencong, ya. Aku pernah sih ikut tawuran bencong. Kami ng...