抖阴社区

Today Playlist: Mocca - I Think I'm In Love

24.1K 1.6K 405
                                    

Chapter 17+ | Peringatan, akan ada banyak kata kontol dan ngentot. Untuk tujuh belas tahun ke atas mirip chapternya!


Lihat! Mereka so têtê-à-têtê. Apa yang sedang mereka bicarakan? Kenapa terlihat sangat mesra?

Mata aku memicing, supaya bisa melihat lebih jelas. Di sana agak remang-remang, hanya ada satu cahaya dari lampu taman belakang rumah si Nenek Pipiyot. Oh, atau itu rumah Mas Felix? Aku mau membuka jendela, ingin memanggil Mas Felix. Hanya memastikan saja itu Mas Felix atau bukan. Meski aku yakin seratus sepuluh persen kalau itu memang Mas Felix ditilik dari gelagatnya. Aku emang baru mengenal Mas Felix sebentar aja, tapi aku udah tahu kok. Ih! Ada apa sebenarnya di antara mereka itu, hmmh? Jangan bilang—nggak mungkin, ah!

Seperti yang aku percaya, Mas Felix itu straight. Nggak mungkin bakal jatuh cinta sama cowok. Apalagi sama Rick. Maksud aku, Rick emang cakep dan sebagainya. Tapi, Mas Felix itu pasti tipe-nya nggak jauh-jauh dari yang cute-cute. Seperti Lady atau Marilyn. Kalau Rick itu kan wajahnya terlalu jantan. Cuma yah, dia Botty aja. Pura-pura jadi Top di depan Luca. Meh!

Nah, sekarang mereka pelukkan. Aku sudah siap-siap memanggil Mas Felix, sayangnya mereka udah duluan berlalu, masuk ke dalam rumah. Aku meringis, jantung aku berdegup kencang karena rasa kepo yang menjadi-jadi. Kalau saja aku lagi nggak ada urusan sama Luca, mungkin aku sudah menghampiri rumah Rick (atau Mas Felix) buat bertanya hubungan apa yang terjalin di antara mereka berdua. Aku nggak yakin Mas Felix punya saudara seperti Rick. It'll be weird.

Aku menjauh dari jendela karena Rick dan Mas Felix udah nggak muncul-muncul lagi. Aku pun mengambil iPhone dari dalam tas, mengirim pesan di Line berisi pertanyaan di mana ke Mas Felix. Satu menit berlalu, nggak ada jawaban. Di read pun nggak. Aku mendesah, mencoba untuk nggak berpikir yang macam-macam. I mean, yang tertarik duluan sama Mas Felix kan aku. Masa si Rick mau maling cowok idaman aku, sih?! Mentang-mentang aku mendapatkan cowoknya. Dia melakukan itu bukan mau membalas aku atau apa kan, ya? Dia kan nggak tahu aku kerja sama Mas Felix. Atau dia mencari tahu? Rick kan Nenek Pipiyot, dia licik dan kurang ajar. Huft!

Masih belum ada juga balasan. Aku mencoba mengalihkan pikiran aku dengan menonton film Kingsman penuh darah yang lagi terpampang nyata di TV. Aku baru menoleh ke pintu saat Luca masuk ke dalam sambil membawa nampan berisi makanan. Aku tersenyum santai ke arahnya, supaya dia nggak tahu kalau aku lagi dalam mode kepo setengah hidup. Luca menaruh nampan itu di depan aku. Di situ ada dua piring, di atasnya ada Sushi dan Rice Cinnamon Roll. Dan ada dua mangkuk berisi buah-buahan yang disiram dengan kuah cokelat..

"Tiap nelpon ke Pizza Hut, selalu sibuk," gerutu Luca, kembali berdiri dan melangkah ke arah kulkas mini yang ada di samping lemarinya. Dia mengeluarkan dua kaleng coke dari dalam sana. "Untung tadi sore gue ada mampir ke Sushi Tei. Nyimpen Sushi sama RCR sebagai makanan cadangan kita. Lo suka Sushi atau RCR, kan?"

"Yeah," jawab aku sembari mengambil sumpit, lalu menjepit sisi Sushi yang lembek. Aku nggak begitu terlalu doyan makan Sushi, actually. Terlalu kecil. Kadang aku nggak puas. "Hmmh, gue baru tau kalo lo sama Rick tetanggaan. Udah sejak kapan?"

Luca belum menjawab, masih mengunyah Sushi-nya pelan-pelan. Setelah dia menelannya, dia menatap aku dan tersenyum. "Dari semenjak gue tinggal di Indonesia. Kami temenan, suka hang out bareng, sampe akhirnya cocok jadi sahabat. Kenapa? Lo naksir sama Rick?"

"Ew, no!" jawab aku refleks, membuat Luca tertawa. "Berarti lo kenal sama Mas Felix?"

Dahi Luca mengerut. "Mas Felix? Siapa itu?"

See! Aku sudah duga kalau Mas Felix emang nggak punya ikatan apa-apa sama Rick. "Oh, bukan siapa-siapa kok. Gue kira lo kenal sama dia." Aku berkata carefree, supaya nggak terdengar ter-lalu mencurigakan. Selanjutnya, aku dan Luca makan dalam diam. Sesekali dia menyuapi aku Sushi. Aku tersenyum, rasa bersalah langsung hadir gitu aja. "Ca, gue pengan ngomong sesuatu."

Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang