抖阴社区

Today Playlist: Nikka Costa - First Love

Mulai dari awal
                                    

"Enak aja lo. Lo pikir—"

"KALIAN BERDUA BISA DIAM NGGAK?!" seru seseorang dari bangku depan. Suara itu besar, menggelegar mirip petir. Aku dan Damon terlonjak, menatap cowok yang berseru tadi. Itu pengawal—oh, bukan. Kayaknya ini manajer-nya Damon. Iya... memang manajer-nya. Aku pernah melihat cowok ini ngomong sama Tante Stefani soal kontrak Damon di salah satu produksi film. "Berisik! Kalau kalian mau adu mulut, tunggu kita keluar dari mobil ini."

Aku dan Damon pun diam. Aku menyandarkan tubuh dengan bete. Selama satu jam yang sangat-sangat lama aku semobil sama Damon. Uh! Hari ini padahal aku punya rencana mau ke Taman Kota, ketemu sama Mas Felix. Aku kangen Es Tebu-nya. Aku mau nyoba Pudding Vanilla-nya. Bukan bersama Damon dan jadi objek untuk lukisan Mama-nya. Aku nggak keberatan sih, actually. Soalnya nanti lukisan dengan wajah aku itu bakal dipamerin di luar negeri. Terus aku terkenal dan ditelpon sama Lorde untuk jadi cowok di video klip musik terbarunya.

Hihihi, aku tahu itu hanya khayalan aku aja.

"Kita udah nyampe," kata cowok alias Om di bangku depan. "Kalian bisa berantem di dalem."

Aku putar bola mata dan membuka pintu mobil. Damon ikut melangkah di sebelah aku lima detik kemudian. Aku nggak mau ngomong apa-apa sama dia pas kita masuk lewat pintu yang ada di samping garasi. Aku tahu kalau kami langsung ke studio lukisnya Tante Stefani. Aku dan Damon pernah main dua kali ke dalam sana. Pas bantu ngecat studio itu dan nyuri kuas lukis untuk dijadikan pancingan. Aku dan Damon sadar ternyata kuas lukis itu bentuknya pendek. Itu ide Damon buat nyuri kuas lukisnya, berarti dia yang tolol. Aku yang pintar. Selalu begitu.

"Emang nggak bisa nanti gitu gue dibutuhinnya?" tanya aku saat kami hampir sampai.

"Nggak bisa," jawab Damon dingin. "Mama mau nyelesaiin lukisannya cepet-cepet. Deadline-nya sisa dua minggu lagi. Dan dia butuh kita secepatnya mumpung idenya masih fresh. Begitu yang dia bilang ke gue. Jadi, kalo lo mau marah-marah, ke dia aja."

Damon memutar kenop pintu dan kami masuk ke dalamnya. Tante Stefani lagi duduk di kursi favoritnya. Di tangan kananannya ada kuas dan di tangan satu lagi ada—apa itu namanya? Aduh, pokoknya tempat naruh cat lukisan gitu. Aku nggak peduli apa namanya. Di depannya sudah ada kanvas putih yang di bagian tengahnya sudah tercoreng beberapa warna. Itu—well, kayaknya dia nyoba ngelukis ciuman aku dan Damon yang tadi malam. Tapi bentuknya aneh.

Really-really aneh. Kayak bentuk payudara Nicki Minaj. Atau itu bibir aku?! Ew, no!

"Ma?" panggil Damon, Iblis itu menutup pintu studio. Tante Stefani mengangkat kepalanya dari kanvas dan menoleh ke arah kami.

"Thank God! Mama mau bunuh diri kalau kalian nggak muncul dalam waktu setengah jam." Aku menahan diri untuk nggak mencibir. Tante Stefani selalu bilang begitu kalau dia kehilangan inspirasi. "Ayok, ayok! Kita langsung mulai aja. Nggak boleh buang-buang waktu."

Aku menaruh postman Adidas aku di atas meja. Melangkah mendekat ke Tante Stefani yang lagi mengganti kanvas baru. Aku mengernyit, bukannya kanvas bisa berkali-kali pakai, ya? Aku dulu pernah liburan ke Bali dan melihat Pak Wayan yang tersohor di Ubud itu melukis. Kalau seluruh hasil lukisannya di atas kanvas jelek, dia akan menyiramnya dengan air khusus kemudian cat air dari lukisan itu akan luntur. Oh, aku lagi ngomong apa, ya? Aku kan bukan pelukis. Kenapa aku jadi sok tahu begini. Ini pasti karena aku dekat-dekat sama Damon.

Dia itu kan sotoy, jadi aku ketularan. Semoga aku nggak kena rabies-nya juga.

"You guys ready?" tanya Tante Stefani antusias.

"No." Aku dan Damon menjawab bersamaan, dengan nada malas yang juga sama.

"Aw. Kalian berdua itu cute banget, sih." Tante Stefani ini kayaknya memang lagi kesurupan dari tadi malam. Mungkin Carla—teman Lady yang Fujo gila itu—merasuki tubuh Tante Stefani. Aku takut sama Carla, by the way. Masa dia pernah nyuruh aku ngentot sama Nando—mantan aku—di atas trampolin yang ada di belakang rumahnya. Terus nanti video rekaman aku ngentot itu mau dia upload ke Gayfuror. Hiiii, Fujo is scary. Mereka juga suka maksa. "Nah, kita bakal—"

Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang