Malu-malu, aku mencium keningnya yang mulai berkeringat. Aku suka wangi keringat Damon, nggak begitu asam seperti keringat orang baru selesai lari. Juga nggak begitu menyengat. Wangi keringat Damon seperti Pocari Sweat. Asam di lidah, tapi terasa manis di hidung. Aku menarik tubuh aku dari Damon, agar giginya yang nakal itu berhenti menggigit puting aku. Pelan-pelan aku menundukkan kepala, mencium bibirnya selama tiga detik penuh. Melepaskannya, lalu mencium dagunya yang halus karena baru selesai dicukur—aku bisa mencium aroma shaving—dan berakhir di lehernya yang jenjang. Aku jilat jakunnya, menghisap lehernya hingga merah.
"Je~rry!" lirihnya seperti bernyanyi. Jari-jari tangan Damon bermain-main seperti maze di rambut aku. Tangannya yang satu lagi mencoba membuka kait celana aku dengan susah payah. Makin susah saat aku menurunkan jilatan aku ke tulang selangkanya. Tangan Damon gemetar, dia memaju-mundurkan kontolnya ke dada aku dengan irama ngentot yang selaras. "Don't tease me, Jerry! Kalo lo mau isep, isep sekarang. Jangan lo jilat-jilat aja! Lo buat gue gila."
Aku terkekeh di atas putingnya yang bagian kulitnya melebar karena rangsangan dari lidah aku. "I'll show you what loco is, Damon!" ujar aku manja, lidah aku naik turun di atas putingnya yang benar-benar menggoda iman aku—yah, iman aku emang nggak seberapa juga, sih. Damon pun makin mempercepat hantaman kontolnya ke dada aku. Rasanya sama sekali nggak sakit, malah membuat aku makin bersemangat. "Dijilat atau digigit ini putingnya, Damon?"
Damon membuka matanya yang terpejam, menatap ke arah aku dengan pandangan nista. Aku menahan senyum melihat wajahnya yang sebal karena aku pura-pura tolol. "Dua-duanya, Jerry!" ujarnya putus asa, nada suaranya benar-benar mengharapkan aku segera bermain bersama putingnya. "Sekali lagi lo ngegodain gue, gue bakal ngurung lo selama seminggu buat gue entot."
Tawa aku muncul secara nggak sengaja. Damon juga ikut tertawa bersama aku. Dia tahu betul kalau candaannya tadi terdengar sangat absurd dan nggak mungkin bakal terjadi. Karena aku nggak mau Damon jadi loco sungguhan, maka aku mendekatkan mulut aku lagi ke putingnya yang sebelah kanan. Di puting yang sebelah kiri aku cubit-cubit kecil. Aku hisap puting Damon hingga berada di depan gigi kelinci aku. Ketika Damon mengerang, putingnya makin keras, itu menandakan aku udah bisa menggigitnya penuh damba. Aku melakukannya sekali, dua kali.
Ini mengasyikkan. Lebih mengasyikkan daripada main Giant Swing di Trans Studio Bandung.
Aku memindahkan bibir aku ke puting yang satu lagi, tapi nggak begitu lama karena udah ada yang marah. Lubang pantat aku. Dia marah karena udah nagih kontol masuk ke sana. Aku pun menurunkan bibir aku perut Damon yang kotak-kotak. Aku cium dari dua kotak yang paling atas, lalu dua kotak yang ada di dua ke atas, ke dua kotak di tengah... aku berhenti sejenak untuk menjilat garis tubuhnya hingga berakhir di pusarnya. Bibir aku berlama-lama di dua kotak paling bawah, dua kotak yang nggak begitu timbul. Ada bulu-bulu halus tumbuh di sekitarnya. Masuk ke dalam celah celana boxer-nya, menjalar hingga selangkangan Damon.
Perlahan, aku menarik lepas boxer yang Damon kenakkan. Aku selalu tahu, Damon emang nggak pernah menggunakan celana dalam kalau sedang berada di rumah. Itu sebabnya, saat karet boxer-nya baru turun beberapa sentimeter, kepala kontol Damon udah terlihat jelas. Precum-nya udah membanjiri lubang kontolnya. Aku menjilat lubang kontol Damon itu, merasakan asin-hambar precum-nya yang melekat di lidah aku. Aku turunkan beberapa sentimeter lagi boxer-nya. Batang kontol Damon telah muncul urat karena udah terlalu lama tegang. Aku jilat batang itu dengan gerakkan zig-zag, membuat Damon melenguh keras.
"Ssshht!" Aku membekap mulut Damon dengan tangan aku. "Nanti Papa-Mama lo denger."
"Ngga—nggak apa-apa," tutur Damon. "Mereka nggak bakal peduli. Jilat lagi kontol gue, Jerry!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me If You Can
HumorSudah pernah nonton orang tawuran? Sudah dong ya. Di TV. Atau mungkin di dunia nyata. Tapi, kamu pernah nggak nonton bencong tawuran? Nggak pernah, kan? Hihihihi. Tapi, ini bukan soal tawuran bencong, ya. Aku pernah sih ikut tawuran bencong. Kami ng...
Song For You: Foxes - Let Go For Tonight
Mulai dari awal