抖阴社区

Song For You: HOLYCHILD - Happy With Me

Mulai dari awal
                                    

Rick menautkan kelingkingnya di kelingking aku. "Lo sendiri, mau kuliah di mana?"

Jujur saja, aku belum kepikiran sama sekali mau kuliah di mana. Lulus aja udah syukur. Aku sih nggak punya cita-cita—belum nemu ilham, lebih tepatnya—yang mau aku wujudkan. Aku mau jadi artis, mau main di film apa? Palingan aku dapat karakter jadi pohon atau zombie. Dance juga hanya sebatas hobi. Aku nggak punya niat buat jadi penari latarnya Agnez Mo or siapapun. Apa, ya? Aduh, aku benar-benar clueless akan masa depan aku sendiri.

"Masih belum kepikiran, sih," jawab aku pada akhirnya. "Habis lulus, gue kayaknya istirahat dulu deh setahun. Baru abis itu lanjut kuliah. Di luar Indonesia sih, kalo bisa."

Rick meraih tangan aku, menggenggamnya lembut. "Ikut sama gue aja gimana? Kita bisa nyewa apartemen di sana. Selama lo nggak kuliah, lo bisa jadi dancer di live show gitu. Lumayan lho penghasilannya. Ntar gue kerja part time. What do you say?"

Aku menarik tangan aku menjauh. Ya, ampun! Apa Rick baru saja mengajak aku tinggal berdua sama dia? Di suatu hubungan, hal itu termasuk kategori serius. Bottom line, aku sama dia nggak punya hubungan apa-apa. "Kayaknya nggak bisa, deh. Satu, gue nggak bisa bahasa Jepang. Dua, gue punya Damon di sini. Siapa tau dia yang bakal ngajak gue tinggal di Eropa atau Amerika. Who knows, rite?" Aku terkekeh, walau aku tahu itu nggak lucu. "Tiga, kita kan cuma temen."

Aku sempat melihat raut terluka Rick, yang langsung dia tutupi dengan senyuman. "Kan gue ngajak lo juga sebagai temen, Jerry." Jika nada suara Rick barusan terdengar ceria, aku tahu dia jujur dan aku akan bunuh diri karena kepedean. Tapi, nggak. Nada suaranya datar dan dalam. Aku nggak pernah punya niat menyakiti hati Rick terus-menerus seperti ini. I mean, dia sudah mengharapkan aku hampir tiga tahun. Itu penantian yang cukup lama.

Mau bagaimana lagi kalau hati aku memang nggak klik sama hatinya? Aku kan nggak mungkin memaksakan diri. Yang ada aku malah menyakiti perasaan kami berdua.

Belum sempat aku mengucapkan apa yang aku pikirkan, makanan kami datang. Suasana clumsy dan awkward itu pun tergantikan oleh aroma makanan kami yang sangat lezat. Makanan enak memang selalu membawa keceriaan. Aku dan Rick yang tadi sempat terlibat obrolan gloomy, sekarang malah saling melempar senyum. Menyantap makanan kami tanpa membahas soal perasaan dan hal yang membuat Rick makin terpuruk. Jika memang itu yang dia rasakan.

"Lady—eh, Ara bener. Mie Keriwil ini enak banget pakek bingit." Aku menyeruput Mie aku lagi. Rasa barbeque-nya benar-benar terasa. "Lo juga suka makan di sini, ya?"

"Nggak pernah. Ini baru kok bareng lo. Gue tau tempat ini dari Luca." Rick memotong Beef-nya kecil-kecil. Cara makan Rick termasuk di golongan mewah. Maksud aku, dia jenis cowok yang makan dengan teratur dan rapi. Nggak kayak aku dan Damon. "Lo mau nyoba Beef-nya?"

Aku mengangguk tanpa berpikir dua kali. Rick memasukkan Beef Teriyaki-nya yang sudah dia potong itu ke dalam mangkuk Mie Keriwil aku. Aku mencapit salah satu Beef-nya, memasukkan ke dalam mulut. Tekstur Beef-nya lembut, mirip kontol Damon waktu lagi nggak ereksi. Ya, ampun! Kenapa aku malah memikirkan kontol?! Euh, teriyaki-nya juga kerasa. Manis, asam, dan pedas. Tercampur menjadi satu dengan sangat baik. Persis seperti kontol Damon.

Oh, GOD! Stop it, Jerry! Di saat seperti ini nggak seharusnya aku kangen sama kontol Damon, kan? Aku benar-benar manusia laknat. Aku akan dikutuk Tuhan menjadi Homo selamanya. Wait! Itu kan sudah terjadi. Well, whatever. Yang penting Mie Keriwil aku enak.

"Berarti, kapan-kapan kalo gue ngajak lo ke sini lagi, lo mau kan?" tanya Rick, di sela-sela dia mengunyah Beef-nya. Rick menatap aku penuh harap.

Nggak mau mengecewakannya, aku pun menjawab santai. Mencoba santai, lebih tepatnya. "Yah, kalo lo traktir gue sih, gue mau-mau aja." Aku mengedikkan bahu, tertawa kecil.

Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang