抖阴社区

3. An Enigma

1.9K 168 8
                                    

Selamat Membaca

Setelah perbincangan mengenai kedatangan Jevier entah fikiran darimana, Darion mengusulkan sesuatu saat mereka berbincang tentang jenjang sekolah Jevier.

"Bagaimana jika putraku menemani putramu saja untuk masa sekolah itu? Haiser juga sepertinya perlu mengetahui hal yang baru disekitar manusia" Usulan itu tentu mendapatkan tatapan terkejut dari dua orang yang tengah dibicarakan.

"Tidak ayah, aku sibuk mengurusi pelatihan juga bagaimana jika aku tidak ada di pack?" Sangkal Haiser.

"Tidak adanya keberadaanmu tidak akan membuat pack kita melemah" ujar Harvis, Ia datang terlambat ke pertemuan ini.

"Tapi-"

"Ayah memerintahkanmu untuk mengawal Jevier saja, apakah itu sulit Haiser? Kau bisa sesekali berkunjung ke sini" Haiser termenung, bukannya ia tidak mau tapi kenapa harus dirinya yang menjadi pengawal?

"Apa dia sangat lemah sampai harus terus di kawal ayah?" Pernyataan Haiser membuat Elder Gerry tertawa sementara Jevier mengeluarkan aura suram membuat Haiser merinding sejenak.

"Sepertinya kau harus berduel denganku Haiser" perkataan penuh tekanan itu mampu membuat Haiser tak mampu untuk sekedar melawan pembicaraan.

"Minggu depan kalian akan kembali ke dunia manusia itu, kami akan mempersiapkan segalanya dan kau anakku. Nikmatilah suasana dikampung halaman ini selama 1 minggu ini" Jevier mengangguk, setelah banyaknya pembicaraan Jevier merasa sangat disayangkan jika masa-masa sekolahnya ditinggal begitu saja. Jevier masih berada di kelas 2 sekolah menengah akhir, hingga ia meminta untuk mengakhiri sekolahnya sampai lulus. Tentu sang ayah menuruti keinginan putranya, meski keberadaan sang anak masih samar di pack nya suatu saat ia akan mengumumkan keberadaan Jevier tentu dengan resiko tinggi yang harus dihadapi kedepannya.

Keluarga Wenderson pamit meninggalkan pack Zexionder setelah puas saling berbincang dan bercanda, Haiser hanya berdiam diri karena bosan juga tidak tertarik dengan pembicaraan para orang tua sepertinya nasibnya sama seperti Jevier yang sesekali menguap bosan.

"Hei kau" Haiser berhenti kemudian menoleh pada Jevier yang sepertinya memanggilnya.

"Temui aku kembali disini" perintah tegas itu Haiser tidak sadar mengangguk.

"Baiklah kau bisa pergi, Alpha lemah" dikatakan seperti itu tentu Haiser emosi, baru kali ini ada yang menyebutnya lemah.

"Sepertinya kau perlu berkaca, omega lemah yang harus dikawal jangan mengataiku" Jevier sedikit tercengang, Alpha lemah itu menyebutnya omega? Jevier merasa harga dirinya turun.

"Baiklah kita lihat siapa yang pantas dijuluki lemah" seringai menyebalkan itu terlihat dimata Haiser, mendengus sejenak Haiser kembali menyusul orang tuanya. Dari lantai atas Sang Elder juga Luna mengamati interaksi putra kedua nya bersama Haiser. Pertemuan yang cukup menghibur mereka.

Keesokan harinya...

Haiser seolah lupa janjinya untuk bertemu dengan Jevier, Ia disibukkan kembali dengan pelatihan sebagai kapten. Meski melihat beberapa yang masih terluka namun Haiser tidak memberikan belas kasihannya. Itu tanda sebagai hukuman agar mereka kapok, tidak seharusnya para anggota yang masih belum dilantik menjadi prajurit resmi bersantai-santai seperti kemarin.

Memberikan sedikit pidato, Haiser seperti biasa berkeliling dengan ketat. Sekitar 2 jam lamanya Haiser mendapati tamu yang datang.

"Sepertinya kau melupakan janjimu padaku" kedatangan Jevier yang entah kenapa membuat mereka yang sibuk berlatih berkeringat dingin. Aura yang dibawa Justin sangat berbeda dari kapten mereka.

Haiser mengabaikan Jevier yang menatapnya datar, Feromon khas musk menguar membuat Haiser berhenti berjalan. Bau ini sungguh membuat tubuhnya merasa aneh.

"Kemarilah" menurut, Haiser mendatangi Jevier.

"Aku sibuk, sebaiknya kau datang lain waktu" ujar Haiser sebelum pergi lengannya dicekal oleh Jevier hingga sebuah sengatan kecil terasa pada mereka berdua. Bola mata Jevier berubah menjadi biru kelam sembari melepaskan cekalannya pada Haiser.

"Kau tidak ingat untuk membandingkan siapa yang paling lemah diantara kita?" Ujar Jevier menjelaskan tujuannya.

"Kita? Kau saja, aku kuat dan kau seorang omega lemah" sifat tersembunyi Haiser keluar, ia sopan jika berhadapan dengan yang paling tua tetapi perkataan pedas dan membuat emosi seseorang akan muncul saat Haiser merasa risih dan tidak peduli dengan orang itu.

"Omega huh? Maka buktikan sekarang" Jevier menyeringai menatap Haiser yang tingginya hanya sebatas hidungnya.

Sejenak Haiser menghela nafasnya, membuang waktu saja meladeni Jevier. Tetapi jika diabaikan pemuda itu akan tetap memaksanya.

"Akan kuturuti keinginan seorang omega sepertimu" Haiser berjalan meninggalkan Jevier setelah mengucapkan itu, Ia menghampiri Juan yang sedang mengawasi dan berbincang sebentar sebelum kembali pada Jevier.

"Jadi apa? Jangan membuang waktu" tanya Haiser, Ia ingin cepat menyelesaikan urusannya dengan Jevier yang masih asing dimatanya.

"Kau tau sepertinya babi hutan diluar sana sangat jarang ditemukan, bagaimana jika berburu babi hutan sebanyak mungkin tentu dengan wasit yang akan mengadili semua ini" Jevier menengok ke samping dimana sosok Daxter yang baru saja datang dari gerbang terheran ditatap oleh kedua pemuda dengan aura yang berbeda itu.

"Dia akan jadi wasit" Daxter yang ditunjuk tiba-tiba masih belum mengerti. Sampai akhirnya Haiser lah yang harus menjelaskan.

Singkatnya mereka bertiga sampai di gerbang perbatasan, merubah shift menjadi wolf Haiser tertegun. Ternyata sosok wolf hitam pekat dan besar yang ditemuinya malam itu adalah Jevier. Terbukti dengan feromon,warna bulu juga bola mata biru kelam yang tidak asing itu.

'Aku akan membuatmu menarik kata-katamu kembali' suara asing itu kembali terdengar di kepala nya. Apa benar asal suara itu dari Jevier dalam wujud wolfnya? Tapi bagaimana bisa?

Sampai mendengar aba-aba dari Daxter kedua wolf berbeda itu berlari menyusuri hutan mencari mangsa yang sudah ditentukan, sudah tidak asing mereka berdua bertemu rogue bahkan kali ini Haiser cukup sudah mencari mangsanya.

"Daxter apa yang kau lakukan?" Kemunculan Harvis membuyarkan kebosanannya, sudah 1 jam berlalu dan kedua wolf itu belum muncul sama sekali.

"Sepertinya mereka berdua mengadakan kompetisi" jawab Daxter seadanya.

"Siapa?" Tanya Harvis.

"Adikmu dan putra kedua Elder Zexionder" mendengar itu Harvis hanya diam, Ia datang ke gerbang perbatasan seperti biasa untuk mengawasi. Meski dirinya memang seorang omega Harvis fikir tidak seharusnya dirinya berdiam diri saja.

Harvis memilih untuk menemani Daxter yang kelihatannya sangat bosan.

Sampai 1 jam kembali berlalu, akhirnya yang ditunggu-tunggu telah kembali. Kedua wolf itu merubah shiftnya dengan membawa tali yang mengikat beberapa babi hutan dibelakang. Penampilan Haiser cukup kotor karena beberapa kali terbentur atau terjatuh ke tanah atas serangan Rogue, rambutnya lepek berkeringat karena merasa lelah. Sementara Jevier, pemuda itu bisa dikatakan tidak ada apa-apa bersih dan tidak kotor atau apapun, hanya keringat di dahinya saja membuatnya terlihat sangat mempesona.

Daxter memilih untuk menghitung berapa yang dihasilkan kedua pemuda berbeda pack itu.

"Bagaimana? Asik setelah melakukan perburuan? Apa kalian sekarang akrab?" Tanya Harvis.

"Tidak" jawab keduanya bersamaan.

"Jadi, siapa yang menang?" Tanya Jevier.

"Babi hutan yang Kau tangkap 15 ekor sementara Haiser 10 ekor" mendengar itu Jevier menunjukkan sikap angkuhnya sementara Haiser mendengus.

"Akuilah bahwa aku seorang Enigma terkuat, jangan memanggilku lagi seorang omega, Alpha lemah" dijuluki itu lagi Haiser hanya menatap dingin pada Jevier dan kata-katanya itu terasa janggal.

"Enigma?" Kaget Dexter, apa telinganya tidak salah dengar?

"Kau Enigma Jevier?" Tanya Harvis juga sementara Haiser diam saja Ia juga kaget.

Sementara yang melontarkan pernyataan itu membungkam mulutnya.

"Sial, tidak seharusnya secepat ini"












To Be Continued

AN ENIGMA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang