Selamat Membaca
"Entah siapapun itu bahkan orang yang menyamar menjadi warga sekalipun mereka pergi dan kembali tanpa nyawa" penjelasan Gerry jelas membuat mereka kembali terkejut.
"Baik ayah atau ibu, kami berdua sama-sama ingin mendengar setiap perkembanganmu nak, entah siapa yang berani menghalangi kami itu tidak memutuskan rasa sayang kami padamu" ujar Yuna ikut mendekati Jevrand yang berusaha mencerna semua ucapan kedua orang tuanya.
"Yang terpenting kami menyayangimu dengan tulus nak, kami tidak berniat untuk membeda-bedakanmu dengan Jevier, jika bukan karena keadaan kami tidak akan rela menelantarkan kalian berdua ke tempat asing tanpa pengawasan kami" Yuna menitikkan air matanya kembali memeluk Jevrand erat.
Ibu Haiser yang melihat itu mengelus sayang rambut Haiser kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga si bungsu.
"Pasti berat benar bukan? Anak ibu harus menghadapi takdir moon goddess seperti ini" bisikan dari Natha sukses membuat mata Haiser memanas, seketikanl semua ucapan yang ingin ia keluarkan tertahan menumpuk di dadanya.
"Kamu harus kuat nak, meski kami tidak bisa banyak membantu hatimu tetap harus kuat" sahut Darion memeluk Haiser yang seketika menunduk meluncurkan tangisan pelannya.
Selama beberapa menit ruangan itu menjadi saksi kesedihan dua keluarga yang saling menerima takdir pahit dari moon goddess terlebih lagi hal ini terjadi pada anak bungsu mereka.
***
"Intinya, hanya prajurit saja yang kamu minta?" Jevrand mengangguk pada Elder Wenderson sembari membungkuk meminta izin.
"Seperti yang anda tahu Elder, masalah ini biarkan saya yang mengatasi karena tidak ada campur tangan dari Elder mana pun kecuali dengan prajurit yang diutus Jeandra" jelas Jevrand ke sekian kalinya.
"Dan tentu saya akan melindungi mate saya sendiri" ucapnya dengan penuh keyakinan.
Darion tanpa berfikir panjang mengangguk menyanggupi permintaan pemuda Enigma didepannya ini.
"Terimakasih Elder" ucap Jevrand tulus sekilas menatap Haiser lalu memberikan senyumannya, kemudian matanya berpendar pada Jerald di samping Harvis, semenjak keributan tadi kakak Pertamanya itu kini menjadi diam.
"Aku tau kakak tidak menerimaku, tapi izinkan aku untuk menginap di kediaman Zexionder selama beberapa jam saja" ucap Jevrand tersenyum kecil sementara sang Luna langsung menghampiri sang anak.
"Jangan berkata seperti itu sayang, kamu bukanlah orang asing, kamu adalah anak dari kami berdua dan adik dari kakakmu, jangan beranggapan kamu itu orang asing pada kami" ucap Yuna sembari menahan air matanya.
"Maaf ibu" Yuna tersenyum sembari mengelus lembut punggung putranya.
"Malam hari masih beberapa jam lagi, sebaiknya kita kembali dan mempersiapkan semuanya" tukas Gerry sembari berdiri.
"Maaf jika kami membuat keributan Darion, terimakasih atas bantuanmu" Darion ikut berdiri dan menjabat tangan Gerry.
"Sudah kewajiban ku"
Setelah itu keluarga Zexionder berpamitan untuk pergi begitu juga Jevrand yang memberikan kecupan kecil di pipi Haiser tanpa mereka tahu.
"Aku akan kembali" bisiknya sebelum berlalu pergi meninggalkan mansion Wenderson.
"Haiser" yang dipanggil menoleh menatap sang ayah.
"Kau tidak lupa soal memimpin para prajurit bukan?" Haiser mengangguk menanggapinya.
"Maka pimpinlah mereka lagi, tetapi ayah memerintahkanmu untuk tidak berada di dekat kedua Enigma itu" Darion memegangi kedua bahu sang anak.
"Jangan terlalu ikut campur pada urusan mereka, jika tidak ... Kamu sudah tahu bukan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End]
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Orang-orang mengatakan jika yang terkuat lah yang akan menang lantas, bagaimana jik...