Selamat Membaca
Malam yang terlihat cukup mengerikan dengan awan yang menutupi rembulan juga rintik hujan yang berjatuhan, malam ini juga Jeandra membuka tudung hitamnya membiarkan rambutnya terkena air hujan.
Mata bak rubahnya menatap penuh binar sebuah gerbang besar yang tertutup di depannya bersama dengan banyaknya prajurit di belakang yang mengeluarkan senjata masing-masing.
Disaat dua penjaga gerbang itu muncul dengan senter yang menyorot pada Jeandra, saat itu juga semua prajurit serta rogue berlarian mendobrak gerbang dan melompat hingga masuk ke pack Nakamoto.
"Panggil semua prajurit!"
"Kalian tidak akan bisa lewat!"
"Perketat penjagaan!"
Semua penjaga gerbang pack Nakamoto berkumpul menghalangi para bawahan Jeandra yang akan menerobos masuk.
"Perketat penjagaan Mansion Nakamoto!" Seru kapten yang memimpin gerbang depan.
"Kapten! Gerbang belakang telah hancur!" Jeandra terkekeh melihat dari atas pohon, Raidan Ia tugaskan untuk menyerang di gerbang belakang dan tampaknya dia berhasil menerobos masuk dengan mudah, apa hanya sebatas ini saja penjagaan pack Nakamoto? Ini sama saja seperti penjagaan pack Rowland.
"Kerahkan semua prajurit!" Jeandra melompat turun hingga berhadapan dengan sang kapten yang kini dijaga oleh dua orang di sampingnya.
"Siapa kau?!" Kapten dan dua prajurit di sisinya menodongkan pedang pada Jeandra.
Kedua kakinya melangkah santai mendekati mereka bertiga tidak takut akan tiga senjata yang tertuju padanya.
"Tebak siapa aku~"
'Srattt
'bruk
"Kapten!" Kepala itu Jeandra tendang hingga membentur pintu gerbang yang setengah hancur beserta darah yang menyiprat berasal dari kepala sang kapten yang kini kepala dan tubuhnya terpisah.
Kedua prajurit itu memantapkan hati untuk tidak takut pada Jeandra, keduanya menyerang Jeandra yang dengan mudah melubangi dada kiri mereka dengan tangan kosong.
Jeandra mengendus tangannya yang berlumuran darah sembari menginjak mayat dua prajurit itu.
"Busuk sekali" satu prajurit menghampiri Jeandra kemudian membersihkan darah itu dari tangan sang Enigma hingga bersih.
Melihat semua kekacauan ini Jeandra menyunggingkan seringainya sembari berjalan dengan angkuh melewati banyaknya prajurit dan wolf yang bertarung.
***
"Kau ingin pergi kemana?" Tanya Daxter membuka tudung jas hujan yang ia pakai, Haiser tidak menjawab memilih terus berjalan dengan senter ditangannya, entah kemana tujuannya yang jelas Haiser terus memikirkan Samuel, perasaannya tidak enak.
Sementara Daxter yang diacuhkan beberapa kali memilih terus membuntuti temannya itu. "Jarang sekali Rogue tidak terlihat dimalam ini" gumamnya merasa aneh dengan sekitar, terlihat sepi dan tenang meski gelap juga hujan.
Haiser tiba-tiba berlari membuat Daxter juga berlari mengikuti nya.
"Hei sadarlah!" Senter yang Haiser pegang dilempar begitu saja dan memilih memangku kepala Samuel yang tergeletak dibawah pohon.
"Samuel" Haiser menepuk pipinya dan seketika Samuel melenguh sembari membuka matanya, bibir pucatnya berusaha untuk berbicara.
"J-jean...dra" pandangan Haiser menggelap setelah Samuel mengatakan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End]
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Orang-orang mengatakan jika yang terkuat lah yang akan menang lantas, bagaimana jik...