Selamat Membaca
Masih di hutan juga posisi yang sama, sosok berjubah itu hanya berdiri diam tepat dibawah Haiser yang duduk di batang pohon dengan ketinggian yang cukup tinggi.
Suasana malam yang hening hanya diisi oleh suara burung hantu juga kelelawar yang beterbangan kesana kemari mencari makanan.
"Aku tidak bisa diam saja" monolog Haiser, Ia tau jika sosok misterius ini kuat dan mungkin jika dugaannya benar sosok itu seorang Enigma, 3 Alpha penjaga mansion dipacknya saja dengan mudah dikalahkan olehnya dalam kurun waktu kurang 2 menit, Haiser tidak akan menganggap remeh sosok misterius itu.
Disaat Haiser ingin beranjak turun dengan melompat, Ia berhenti kala mendengar lolongan werewolf yang berasal dari arah menuju packnya. Setelah itu, tak lama kemudian segerombolan werewolf berlarian kemudian menyerang sosok misterius yang juga merubah shiftnya.
"Daxter?" Haiser melompat turun mengenali sesosok wolf yang tidak asing di matanya.
"Kami diperintah Elder Wenderson untuk menyusulmu" Daxter menjauh dari pertarungan membiarkan puluhan prajurit wolf yang Ia bawa bertarung dengan sosok misterius itu.
"Mayat 3 wolf disana.... Mengenaskan dan itu ulahnya" lirih Daxter saat diperjalanan menemukan 3 mayat werewolf dengan keadaan yang mengenaskan.
"Dia mungkin Enigma lain" Haiser merasa firasatnya kali ini benar, lantas Ia ikut berpartisipasi untuk menyerang namun belum sempat bergabung tiba-tiba wolf misterius itu berlari menjauh.
"Hah.... Rasanya aku akan kalah jika terus melawannya" helaan nafas berat dari Junan setelah bertarung, pertama kali baginya melawan werewolf yang kuat seperti setara dengan seorang Elder, tangan Junan terlihat gemetar.
Haiser menatap sekitarnya, hanya dalam beberapa menit semua prajurit yang bertarung mengalami luka berat padahal jika dilihat dari tahun dimana mereka resmi jadi prajurit, paling minimal hanya luka kecil yang didapatkan tidak seperti saat ini.
"Kami akan mengantarmu dengan selamat, dia pergi ke arah yang sama dengan tujuanmu" ujar Daxter.
"Tidak, beberapa dari kalian terluka. Kembalilah" tolak Haiser, Ia tidak mau menambah luka bagi mereka hanya untuk mengawalnya dengan selamat sampai tujuan.
"Tapi Elder memerintahkan kami untuk-"
"Kalian menganggap aku itu omega lemah? Meskipun aku putra seorang Elder terkuat memangnya aku tidak sama kuatnya?" Sarkas Haiser, sontak mereka menunduk kala feromon Haiser mulai mengintimidasi mereka.
"Sudahlah, terimakasih sudah mendatangiku. Kalian semua kembali dan urusi luka kalian" Haiser merubah shiftnya dan bergegas pergi meninggalkan Daxter, Junan juga para prajurit lain disana.
"Aku akan menyusulnya, kau komando mereka untuk kembali" Daxter menepuk bahu Junan memberikan kepercayaannya untuk mengambil alih sementara dirinya kini menyusul Haiser.
Daxter terus mengikuti dari belakang wolf putih itu, Ia selalu memenuhi tugasnya apalagi jika itu soal Haiser, temannya yang selalu membantu juga menolongnya tidak memandang jika dirinya berada di kalangan bawah yang berkecukupan. Maka dari itu Daxter bersyukur Haiser menjadi teman dekatnya selain Junan.
Menyerahkan status seorang kapten dari pelatihan prajurit baru tentu bukan hal yang mudah, Junan lebih unggul darinya tapi Haiser dengan mudah memberikan status itu padanya. Daxter berterimakasih sepenuhnya pada Moon goddess.
Disela-sela perjalanan, Daxter mempercepat langkahnya untuk berlari sampai mengimbangi Haiser, Ia menubrukan tubuhnya sekuat mungkin pada wolf putih itu.
'Brukkk
'Duarrr
Haiser yang terdorong lantas membuka matanya, Ia bergegas menghampiri seekor wolf yang terbaring dengan puing-puing dedaunan yang menutupi sebagian tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End]
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Orang-orang mengatakan jika yang terkuat lah yang akan menang lantas, bagaimana jik...