"Kalau begitu aku tinggal mencari tempat tinggal sendiri" balas Haiser merasa sakit ketika Jevier mengatakan itu.
"Dari awal memang aku tidak sudi satu atap denganmu, hanya karena ancaman ayah aku menerimanya jadi tau dirilah" Jevier menggenggam tangan gadis disebelahnya.
"Sebaiknya kita keluar daripada menghirup polusi" Jevier diikuti gadis itu pergi begitu saja meninggalkan Haiser yang menunduk mengepalkan kedua tangannya.
"Dasar muka dua"
'brakk
Jevier acuh dengan gebrakan dari pintu kamar Haiser, tidak peduli jika Haiser marah atau sakit hati karena ucapannya. Feromon dari Haiser membuatnya mabuk tidak seperti para Alpha atau omega lain, feromon Haiser berbeda di penciumannya juga Jevier Ingin menyangkal satu hal.
Alasan tanda dilehernya selalu berdenyut ketika bersama Haiser, Jevier tau apa tandanya tapi dia akan berusaha menyangkal faktanya.
Fakta bahwa dirinya dan Haiser adalah sepasang Mate.
"Kau terlalu kasar padanya"ujar gadis itu.
"Setidaknya dia belajar mengatur nafsunya sendiri" ucapan tegas dan dingin itu membuat gadis di sisinya meneguk ludahnya susah. Memang seorang Enigma jika dalam mode serius dan emosi yang tidak teratur membuat orang disekitarnya merasa tertekan dan ketakutan.
***
Beberapa hari berlalu hingga rut Haiser pun berakhir satu hari lalu, sikap asli Jevier mulai keluar. Hasier tentu melihat semuanya.
Mulutnya yang selalu berkata pedas, tidak peduli, angkuh juga seenaknya.
Entah sudah berapa kali Jevier berucap kasar oleh perkataannya, hingga saat inilah puncaknya.
Disaat Haiser baru saja kembali setelah mengikuti ekstrakulikuler disekolahnya, Jevier tiba-tiba saja mendorongnya dan membuatnya terbaring di sofa. Mata tajam dengan bola mata biru kelam itu menatap Haiser membuatnya tidak bisa berkata-kata.
"Kau bukan mateku!" Sarkas Jevier tiba-tiba mencengkram kedua bahu Haiser. Melawan pun percuma karena tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Enigma yang berada diatasnya saat ini.
"Sa-kit..." Ucap Haiser pelan merasa cengkraman Jevier mungkin akan membuat bahunya hancur.
Jevier menggeram membuka paksa seragam Haiser kemudian mencengkram tanda di leher Haiser, satu tangannya lagi membuka kerah bagian lehernya sendiri memperlihatkan tandanya pada Haiser.
Kedua tanda itu berkilau sangat kecil tetapi yang dirasakan mereka berdua adalah denyutan rasa panas.
"Menghilanglah! Kau bukan mateku!" Sarkas Jevier lagi mencengram tanda di leher Haiser membuat Haiser memejam merasakan sakit teramat dari luar sekaligus dalam tubuhnya.
Mendengar pernyataan Jevier barusan, membuat hatinya terasa diremas kuat.
"Lepaskan!" Seru Haiser mencoba melawan.
Tenggelam oleh emosinya, kuku tajam Jevier melukai sekitar tanda leher Haiser hingga darah mengucur mengotori jarinya sendiri juga seragam Haiser.
"H-hentikan... " Mohon Haiser dengan mata berkaca-kaca, pertama kalinya Haiser merasa takut terlebih lagi feromon Jevier yang menguar berlebihan karena sekarang Enigma itu tidak bisa mengendalikan emosinya.
Dengan susah payah tangan Haiser meraih lengan Jevier berusaha menyingkirkan tangan yang mencengkram tanda di lehernya, seperti berniat untuk menghilangkannya.
Seolah tersadar akan sentuhan di lengannya, Jevier mengendurkan cengkramannya menatap mata berkaca-kaca itu.
"Lepas-"
Haiser memejamkan matanya tidak kuat mempertahankan kesadarannya juga rasa sakit ditubuhnya dan Feromon dari Jevier yang keluar sangat berlebihan.
"Apa yang kulakukan..." Jevier menjauhkan dirinya menatap nanar jari-jarinya yang ternodai darah milik Haiser, tangannya mengusap tanda dilehernya yang masih berdenyut juga detak jantungnya yang berpacu cepat menatap Haiser yang pingsan dalam keadaan kacau.
"Aku tidak akan menerimanya sama sekali" ujarnya spontan setelah diam beberapa saat, Jevier beranjak pergi begitu saja menuju kamarnya sendiri untuk membersihkan diri tidak peduli dengan Haiser yang kacau di sofa karena ulahnya.
"Sialan.... Rut menyebalkan" monolognya kala air membasahi tubuhnya, kembali menatap jari-jarinya yang terkena air bersih dari darah milik Haiser. Karena rutnya datang hari ini, emosi juga nafsu nya tidak bisa dikendalikan sampai Haiser datang dirinya yang tengah bernafsu itu dengan keras mempertahankan kesadarannya untuk tidak segera menyetubuhi sosok alpha itu dengan cara kasar juga perkataannya selama ini.
Memikirkan kembali beberapa hari lalu dimana tanda dilehernya sering sekali berdenyut saat bertemu atau dekat dengan Haiser, Jevier tidak bisa menyangkal dirinya sendiri yang menjadi seorang mate dari Haiser. Takdir apa ini? Yang diinginkannya adalah mate yang menjadi seorang perempuan dengan derajat dan pangkat yang tinggi sama sepertinya bukan seorang alpha lelaki dari pack teman ayahnya.
"Kau mempermainkanku Moon Goddess?"
To Be Continued

KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End]
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Orang-orang mengatakan jika yang terkuat lah yang akan menang lantas, bagaimana jik...
6. An Enigma
Mulai dari awal