Yasha berfikir sejenak. "Mungkin dia melakukan pemblokiran padamu, dia bisa membuat keberadaannya terasa oleh orang lain tapi tidak denganmu, enigma bisa melakukan apa saja bukankah begitu?" jelas Yasha dengan singkat.
"Kau harus hati-hati, sepertinya dia akan mengincar mate Jevier yaitu dirimu" ujar Yasha sembari menunjuk Haiser dengan sumpit yang tertusuk makanan kemudian memasukannya ke dalam mulut.
"Sebenarnya aku sedikit curiga pada seseorang" Haiser merasa ragu tapi Ia memantapkan diri untuk berbicara, Yasha bisa Ia percaya.
"Orang yang bernama Jeandra, temanku merasa dia matenya tapi apa gejala yang ia rasakan itu sama denganku" Haiser minum terlebih dahulu.
"Jeandra, murid baru yang tiba-tiba populer?" Haiser mengangguk.
"Temanku merasakan jika dia seorang werewolf, tapi aku tidak menyadarinya sama sekali" Yasha kembali berfikir, otaknya bekerja keras untuk memikirkan semua perkataan Haiser.
"Aku akan menyelidikinya" tegas Yasha, Ia hanya tau desis soal Jeandra belum melihat bagaimana rupanya secara langsung.
'brakk
Pintu ruang pertemuan tiba-tiba terbuka secara kasar, Haiser sontak berdiri melihat ayahnya yang dicengkram oleh Elder dari pack lain.
"Sudah cukup saya bersabar dengan semua peraturan yang tidak berguna ini! Apa yang ada dipikiranmu Wenderson?!" Ucap pria itu dengan amarah yang menggebu, Darion menatap pria itu dengan santai.
"Daripada terus menyimpan harta demi keuntungan untuk diri sendiri lebih baik dibagikan saja untuk mereka yang lebih membutuhkan, juga memberikan peluang kepada mereka yang ingin menjadi prajurit diberbagai pack keinginan mereka" ujar Darion tenang, pria dari pemimpin Pack Rowland itu semakin mencengkram kerah pakaian Darion.
"Cukup Elder Rian" Elder dari Zexionder menengahi.
"Hanya karena kalian saling berteman baik bukan berarti aku mensetujui ini dengan mudah!" Kini Elder pack Rowland menatap Gerry dengan marah.
Elder dari pack Rowland itu melepaskan cengkramannya dengan kasar dengan nafas yang terburu Ia menatap semua orang yang berada diruangan ini.
"Jika ini kemauanmu maka saya selaku Elder pack Rowland menyatakan perang dengan Pack Wenderson, saya tidak mau pack lain andil untuk ikut campur" sejenak Rian mengatur nafasnya menatap dengan tatapan permusuhan pada Darion.
"Jika saya memenangkan perang ini maka hapus semua peraturan yang dia buat" ujar Rian sembari menunjuk Darion.
"Jika saya menang maka anda harus setuju dan bersedia untuk membagi harta milik anda" balas Darion sukses membuat rahang Rian mengeras.
"Tunggu tanggal mainnya Wenderson, pack dengan penjagaan lemah sepertimu tidak akan bisa melawan pack Rowland dengan penjagaan ketat" ucapnya dengan angkuh.
Elder dari pack Rowland itu berlalu pergi diikuti pengikutnya, Haiser menghampiri sang ayah yang hanya tersenyum angkuh.
"Lagi?" Darion terkekeh sembari menepuk kepala sang anak.
"Kau akan mengerti nanti Nak" beberapa Elder dari pack lain hanya diam, sudah beberapa pack yang tidak menyetujui pendapat dari Elder Wenderson, entah kenapa alasannya tapi Darion selalu meladeni mereka dengan baik sampai saat ini.
"Setidaknya saya lebih baik daripada dia" Gerry tersenyum sinis, pack Zexionder hampir sama seperti Wenderson. Banyak dari pack lain yang mengibarkan bendera perang terlebih lagi kedua putra Zexionder status mereka tidak main-main.
***
"Ibu, bisa ajarkan aku memasak?" Natha sedikit kaget ketika mendengar perkataan putranya, dulu Haiser enggan untuk menyentuh peralatan dapur karena obsesinya yang selalu ingin menjadi kuat, terus-menerus berlatih. Dan sekarang? Apa putranya sedang dirasuki sesuatu?
"Tiba-tiba sekali? Apa semenjak kamu tinggal bersama Jevier membuatmu sadar akan sesuatu?" Tanya Natha keheranan, Haiser mengerucutkan bibirnya merasa kesal.
"Astaga anak Ibu lucu sekali" gemas Natha, tidak bertemu dengan putranya selama berminggu-minggu membuat Natha sedikit merasa pangling, apalagi Haiser yang memotong rambutnya dengan style yang cukup lucu sekaligus keren.
"Aku ini seorang Alpha ibu!" Seru Haiser tidak terima, wajahnya mana ada lucu, tidak ada sama sekali.
"Baiklah Alpha lucu" Haiser mendengus.
"Baiklah pertama bantu ibu memotong semua sayuran, hati-hati dengan pisaunya" Haiser menerima pisau dari tangan ibunya, dengan kepercayaan diri yang tinggi bahwa ia bisa memotong, Haiser berkutat dengan bahan sayuran dimeja, Natha menarik senyumannya.
"Apa kamu makan dengan baik disana?" Tanya Natha membuat topik.
"Iya" jawab Haiser, ekspresi masam terpampang jelas diwajahnya setelah membohongi ibunya, tidak mungkin ia akan bilang bahwa makanan sehari-harinya selalu dari luar juga kurang sehat untuk tubuh, Haiser tidak mau sang ibu mencemaskannya.
"Selesai" Natha melihat hasil kerja keras putranya, kemudian Ia tertawa pelan.
"Kenapa ibu tertawa? Aku memotongnya dengan baik" kesal Haiser.
"Wortel ini terlalu tebal juga timun yang terlalu tipis, seledri ini harus dipotong kecil-kecil, kamu tau kan seledri selalu dibuat toping? Lobak ini juga terlalu besar" ujar Natha memberikan komentarnya, telinga Haiser sontak memerah karena malu.
"Tidak apa karena kamu masih belajar, sekarang kita akan membuat sayur dengan bahan yang kamu potong" sepasang ibu dan anak itu kembali berkutat di dapur.
Hingga malan malam tiba, Natha juga Haiser menyusun semua masakan di meja makan. Darion sudah duduk lebih awal menunggu masakan istrinya sementara Harvis baru saja tiba dengan rambut setengah basah.
"Haiser membantu ibu untuk memasak, dia ingin belajar" ucapan dengan sedikit godaan itu membuat Darion terkekeh pelan.
"Bagus kalau begitu, setidaknya kau bisa memasak untuk Jevier"
'uhuk
'uhuk
Harvis menggeleng sembari memberikan air kepada Haiser. "Jangan terlalu kaget seperti itu" ujar Harvis.
"A-apa yang ayah katakan? Aku tidak mau memasak untuknya" ujar Haiser setelah meminum air.
"Kenapa? Kalian pasti sudah akrab selama ini kan? Kamu tidak kasihan jika Jevier kelaparan tanpa ada makanan yang sudah siap?" Haiser mendengus, Ia tidak peduli akan hal itu karena Jevier juga bisa memasak.
"Sudahlah lanjutkan makan kalian" ujar Natha menengahi, keluarga kecil Wenderson itu makan malam dengan tenang diiringi senyuman juga canda tawa membuat suasana ruang makan menjadi hangat.
Berbeda dengan keluarga Wenderson, keluarga Zexionder makan malam dalam keadaan hening semenjak awal. Jika Wenderson tidak menerapkan peraturan di mansion maka Zexionder sebaliknya, tidak boleh ada yang berbicara sampai makan mereka selesai.
"Apa kau menyelidiki enigma lain itu?" Tanya Gerry setelah makan malam selesai, mereka berkumpul diruang keluarga jika ingin mengobrol atau membahas sesuatu.
"Belum" jawab Jevier seadanya, Ia kemudian menghadap sang ibu.
"Apa ibu mengirim seseorang untuk mengawasiku selama ini?" Tanya Jevier curiga, Yuna hanya tersenyum.
"Anak dari keluarga Kailanda itu teman akrab ibu, ibu tau temanmu yang bernama Johan itu sepupu Yasha, orang yang mengawasimu selama ini" jelas Yuna secara singkat.
"Tapi kenapa? Dia tidak membantuku sama sekali, pekerjaannya hanya diam mengawasiku. Dan aku sekarang tidak membutuhkan seorang pengawas lagi, aku sudah dewasa ibu" Yuna terkekeh pelan sembari bersandar dibahu suaminya yang menyimak.
"Dia seperti itu juga siapa tau memiliki banyak informasi" sahut Jerald yang mengganti siaran TV.
"Benar, Yasha mungkin memiliki informasi penting apalagi soal Enigma yang masih belum ditemukan" ucap Yuna membenarkan ucapan si sulung.
"Tidak penting, aku akan mencari tau sendiri tanpa mendapat informasi dari orang lain " tegas Jevier tidak sudi untuk mencari informasi dari Yasha, Ia membenci pemuda sok akrab itu apalagi ketika melihatnya bersama Haiser- lupakan!
To Be Continued
Jev bilang cemburu aja susah amat, ntar direbut baru tau rasa ya gak

KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End]
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Orang-orang mengatakan jika yang terkuat lah yang akan menang lantas, bagaimana jik...
20. An Enigma
Mulai dari awal