抖阴社区

24. An Enigma

Mulai dari awal
                                    

"Ibu bilang aku cantik dengan rambut panjang... Hiks... Huaaa!" Kini Haiser gelagapan, Chelsea menangis dengan keras sembari mengacak rambutnya.

"A-aku hanya bercanda! Hei berhenti menangis" Haiser merangkul Chelsea namun gadis kecil itu menolak, rambutnya terlihat berantakan tidak seperti sebelumnya.

"Hiks... Ternyata ibu berbohong! Hiks... Aku tidak cantik.... Dengan rambut panjang hiks..." Haiser kembali mendekati Chelsea dengan gemetar, Ia merasa bersalah karena mengomentari fisik gadis sekecil itu meski hanya sebuah candaan.

"Maafkan kakak Chelsea, kakak sudah melewati batas" Chelsea hanya diam dipelukan Haiser, dengan lembut Haiser membenarkan rambut panjang Chelsea menggunakan jarinya secara perlahan.

'bruk

"Aku benci Kakak! Hanya Kak Jevier saja yang aku percaya!" Teriaknya berlari keluar dari kamar itu meninggalkan Haiser yang terdiam dengan hati mencelos.

"Memang aku tidak cocok memiliki seorang adik" lirihnya berjalan keluar dari kamar bersamaan dengan itu Jevier tiba, dia habis dari luar.

"Apa karena soal hantu semalam kau sampai tidak bertenaga seperti itu? Alpha lemah" Haiser tidak menggubris ucapan Jevier, Ia menatap jendela dimana Chelsea mengatakan sedang berdiri disana semalam.

"Gadis kecil itu... Tinggal dimana?" Jeveir menaikkan sebelah alisnya.

"Ahh sepertinya kau sudah tau sesuatu, rumahnya berada di belakang rumah ini" Jevier melewati Haiser menuju ke arah dapur dengan kantong plastik di genggamannya berisi bahan makanan, meski malas tapi Ia bertanggung jawab atas Haiser karena melibatkannya dengan pertarungan Enigma misterius yang seharusnya Ia lawan seorang diri.

Haiser menatap punggung kekar itu yang terus berjalan pergi menjauh darinya, Haiser menggigit bibir bawahnya ragu ingin bercerita tapi apakah Jevier sudi untuk mendengarkan? Atau dia malah mengatainya karena membuat seorang anak kecil menangis?

"Itu..." Jevier menoleh tepat saat ingin membongkar isi plastik yang dibawanya.

Selamat 2 menit Haiser tidak kembali berbicara, Jevier kembali melanjutkan kegiatannya.

"Hei" Jevier kembali menoleh kini dengan raut wajah sedikit kesal, Haiser malah kembali diam

"Jika kau ingin mengatakan sesuatu katakan" ucap Jevier dingin, Ia sudah berbaik hati berniat memasak untuk sarapan kenapa Haiser malah membuatnya kesal?

"Chelsea, nama gadis itu... "

'Tak

Jevier menghampiri Haiser kemudian bersedekap dada, Ia tidak sesabar itu menunggu perkataan selanjutnya selama bermenit-menit lamanya.

"Apa kau mengatakan sesuatu padanya?" Tanya Jevier menurunkan egonya untuk bertanya, apalagi melihat raut wajah yang terlihat bersalah itu membuat suatu hiburan bagi Jevier.

"Kesan pertamanya padaku sepertinya buruk karena...." Haiser menceritakan semuanya tanpa sadar sementara Jevier memilih mendengarkan semuanya, setelah Haiser selesai kini Jevier menyudutkan Haiser hingga membentur dinding.

"Sepertinya kau tau apa kesalahanmu padanya" Haiser menunduk dengan kedua tangan gemetar, Jevier mulai menekannya secara perlahan.

"Aku tidak sengaja mengatakan itu" ujar Haiser membela diri.

"Seumur hidupku, kau ternyata seorang Alpha yang buruk memiliki kesan pertama pada seorang gadis kecil yang tidak memiliki seorang ibu yang terus menjaga hatinya" hati Haiser mencelos mendengarnya, Chelsea tidak memiliki ibu? Ia membuat kesalahan besar.

Jevier tersenyum sinis sembari memegang dagu Haiser agar menatapnya.

"Seburuk apapun diriku, setidaknya aku memiliki kesan yang baik untuknya" mata Haiser berkedip, rasa bersalahnya semakin menjadi. Bibir bawahnya kembali ia gigit juga kedua tangan yang terkepal agar tidak menangis dihadapan Enigma satu ini.

AN ENIGMA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang