"Ah sekarang tubuhku menjadi basah" keluhnya menyugar rambut basahnya ke belakang, jantung Haiser berdegup kencang melihatnya.
"Kau tidak apa?" Tanyanya mendekati Haiser dengan senyuman tipis.
"Dia tidak mendengarkan ucapanku?" Haiser membatin sembari menjaga jarak dari Jevandra, peringatan untuk menjauhinya saat itu tidak di turuti oleh Jevandra.
"T-tolong..." Yuta dan temannya muncul diantara mereka, Haiser memutar bola matanya sembari menatap dingin pada Yuta yang menunduk.
"J-jevier?" Alis Jevandra terangkat kemudian mendengus, Ia muak dipanggil dengan nama kembarannya oleh orang yang melihatnya pertama kali.
"Kau... Jevier?" Tanya Yuta dengan mulut terbuka tidak percaya.
"Aku kembarannya" balas Jevandra dingin.
"Begitu..." Yuta kembali menatap ragu pada Haiser, Jevandra melihat keduanya secara bergantian.
"Kalian kenapa?" Ditanya seperti itu keduanya menoleh, dirasa ada kesempatan Yuta berlutut pada Jevandra.
"Tolong selamatkan kami! Pack kami dibantai hingga kami berdua yang tersisa!" Mohon Yuta melakukan hal yang sama seperti pada Haiser. Jevandra yang melihatnya tentu bingung.
"Siapa yang menyerang?" Meski sudah tau pelakunya Jevandra hanya ingin berbasa-basi, agar Haiser terus menatapnya tentu saja, meski tatapan itu dingin.
Yuta menyunggingkan senyumannya, Jevandra mungkin tidak tau pelaku kematian kembarannya jadi Yuta tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Jeandra! Dia Enigma yang menyerang semua pack!" Mendengar itu Jevandra hanya ber-oh saja.
"Dimana dia?" Tanya Jevandra dengan hati yang siap untuk melihat satu Enigma yang telah membunuh kembarannya.
"Dia-"
"Dasar tidak tahu malu" Yuta dan Jevandra menoleh pada Haiser.
"Kalian berdua tidak berteman baik?" Pertanyaan polos Jevandra membuat Haiser seketika emosi, apa pemuda satu ini tidak tahu apa yang dilakukan Yuta pada Jevier?
"Asal kau tau, orang yang akan kau tolong itu adalah orang yang membunuh... Jevier" Haiser menelan ludahnya susah merasa sesak di hatinya, tubuhnya berbalik dengan Samuel yang Ia rangkul juga Daxter yang berjalan di belakangnya.
Jevandra terdiam, menatap kepergian Haiser kemudian menunduk pada Yuta yang berekspresi panik.
"Aku bisa-"
"Kau juga terlibat?" Yuta hanya menunduk, temannya di sampingnya ikut berlutut bahkan bersujud membuat Yuta melotot.
"Tolong setidaknya biarkan keturunan terakhir Nakamoto hidup untuk menghidupkan kembali packnya, kau bisa mengambil nyawaku sebagai bayaran atas perbuatannya" ucap teman Yuta penuh keyakinan.
"Apa-apaan kau?!" Jevandra bersedekap dada.
"Memang aku merasa kehilangan atas kematiannya, tapi kau tau?" Keduanya mendongan melihat seringai tipis dari Jevandra.
"Dia terlalu lemah maka dari itu dia mati, aku masih memiliki hati jadi kubiarkan kalian hidup tapi dengan syarat" binar mata Yuta berpendar penuh harap pada Jevandra.
"Bawa pedang yang kau gunakan untuk membunuh kembaranku, jika kau ingin kembali ke pack awasi mateku dan jangan pernah membuatnya terluka sekecil apapun, terakhir awasi Jeandra jika kalian mempunyai nyali untuk membuntutinya" Yuta berfikir sejenak, mulai dari sekarang hidupnya telah hancur dan akan kembali dari awal jika menyetujui persyaratan Jevandra.
"Jika kalian menolak tangan kosongku bisa untuk sekedar mengambil jantung kalian" ujar Jevandra sembari menunjuk dada kiri Yuta.
"Baiklah... Maafkan aku karena telah membunuh kembaranmu... Ini semua karena aku terlalu bodoh" Jevandra tersenyum puas, setidaknya Ia bisa mengawasi Haiser dari jauh lewat dua orang yang berlutut padanya, Jeffry dari kejauhan berdecak.
"Bagus kalau kau bisa sadar diri, untuk tugas pertama kirimkan ini pada Jeandra dan kembalilah hidup-hidup" sontak keduanya meneguk ludah kasar menatap nanar secarik kertas di tangan Jevandra yang diambil dengan gemetar oleh Yuta.
"Banyak cara yang bisa dilakukan, temui aku di packmu sendiri setelah berhasil memberikannya" Jevandra menyeringai melihat wajah penuh ketakutan itu.
"B-baik!" Meski dengan tubuh yang terluka keduanya mengubah shift dan berlari menuju arah yang mungkin menuju kemana arah Jeandra berada, mereka berdua memohon pada Moon goddess untuk bisa kembali hidup-hidup.
"Tinggal menunggu waktu sampai perang kedua dilaksanakan, pasti akan menyenangkan"
"Lalu setelah itu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Jeffry memayungi Jevandra.
"Menarik hati Haiser Wenderson" jawabnya diiringi senyuman yang membuat Jeffry mual melihatnya.
"Jangan mengeluh jika dia terus menghindarimu karena dia sudah terkunci oleh Jevier" Jevandra melunturkan senyumnya seketika.
"Akan aku lakukan apapun untuk membuatnya menjadi milikku" bibir Jevandra kembali tersenyum.
"Tentu caraku tidak akan sama seperti kembaranku"
To Be Continued
Perang s2
Siapa yang matiii??
Nasin Yuta gimana ya

KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End]
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Orang-orang mengatakan jika yang terkuat lah yang akan menang lantas, bagaimana jik...
33. An Enigma
Mulai dari awal