"Tentu ayah, aku hanya akan ikut bertarung untuk membantu memghabisi prajurit serta rogue yang menjadi pengikutnya" Darion tersenyum puas, meski raut wajahnya terlihat cemas namun sebagai seorang Elder juga ayah, Ia harus mempercayai sang anak.
***
Malam hari pun tiba, malam yang sangat mencekam bagi pack Kailanda terutama para warga yang berkali-kali memanjatkan do'a untuk keselamatan masing masing termasuk pack kelahiran mereka sendiri.
"Tapi kau tidak harus mengurusnya sendirian!"
"Amankan dirimu Johan, kau tidak bisa terjun ke pertarungan ini" tegas Yasha sementara Johan mengeraskan rahangnya.
"Kau kira dirimu itu hebat huh? Apa seorang omega harus dipandang lemah terus menerus?! Apa kau kira kau sekuat itu untuk bertarung?!" Yasha memandang datar pada Johan yang terus berseru marah.
"99% yang enigma itu incar adalah aku, bisa dibilang aku sangat hebat karena statusku ini, kau juga memujiku entah berapa kali karena kemampuanku bukan?" Kini Johan tidak membalas ucapan Yasha selamat beberapa saat.
"Ayolah, seharusnya kau percaya pada sepupumu ini" ucap Yasha sedikit memberikan candaan pada Johan yang kini menunduk.
'bukk
"Jangan berniat kau akan menyusul Jevier ... Ingat itu!" Yasha terkekeh meraih kepalan tangan Johan yang meninju pelan dadanya.
"Tidak akan"
Sementara itu, dari kejauhan. Sang Elder menatap sendu pada Yasha, jika Yasha tidak kembali tadi mungkin packnya akan hancur, para warga yang akan panik dan beresiko terluka, tidak kesiapan para prajurit dan sebagainya. Anak dari adiknya itu membawa pengaruh besar terhadap pack nya sendiri.
"Kami tidak akan membiarkanmu mati" gumam Elder Kailanda kemudian kembali menyimak strategi yang akan dilaksanakan nanti.
Sementara di pack Zexionder, Jevrand sedang bersiap menggunakan pakaian yang memudahkannya untuk bertarung, sedikit merapikan tampilan wajah juga rambutnya agar terlihat tampan membuat senyuman Yuna terbit ketika melihatnya.
"Tampan sekali" puji sang Luna dan Jevrand sedikit tersipu mendengarnya.
Giliran sang Elder menghampiri putra bungsunya dan memberikan sebuah gelang hitam yang terdapat ukiran elegan disana.
"Jimat?" Sang Elder mengangguk sembari menepuk kedua bahu putranya.
"Cepat kembali nak, kami menunggu kepulanganmu" bisiknya sukses membuat Jevrand tertegun, ia menatap sang ayah yang berekspresi datar tetapi tidak dengan sorot mata kehangatan itu.
"Aku akan segera kembali ... Ayah" Gerry tersenyum tipis, kepalanya menoleh pada Jerald yang duduk tenang di sofa tanpa menoleh pada Jevrand.
Merasa tidak ada kata yang ingin diucapkan dari sang kakak, Jevrand mengambil katana yang diambil Yuta saat itu, dengan langkah yang berani Jevrand meninggalkan mansion besar itu diikuti para prajurit terkuat pack Zexionder yang mengikuti sang putra Elder dari belakang menggunakan kuda.
"Hei"
'Tuk
"Dasar adik sombong, kau tidak mengajak kakakmu ini?" Jerald dari belakang menyusul dengan kudanya hingga berdampingan dengan Jevrand.
"Aku tidak akan mengganggu, tenang saja aku hanya akan bermain" ucapnya tanpa menoleh pada sang adik.
"Setelah ini ayo bertanding kak" mendengar itu Jerald tanpa berfikir panjang mengangguk, meski kata-kata itu pernah ia ucapkan pada Jevier dulu.
Tibanya di pack Wenderson tepatnya di depan gerbang, di sana Haiser bersama Daxter dan Junan terlihat sedang memberikan perintah-perintah selama beberapa menit dan setelah itu penggabungan para prajurit dari 2 pack terjadi, Jevrand berada di paling depan menuntun kudanya untuk berdampingan bersama Haiser.

KAMU SEDANG MEMBACA
AN ENIGMA [End]
RandomLegenda mengatakan jika 2 Enigma terlahir disetiap masanya maka salah satu diantara mereka harus mati, entah itu membawa nasib baik maupun buruk, tidak ada yang tau. Orang-orang mengatakan jika yang terkuat lah yang akan menang lantas, bagaimana jik...
37. An Enigma
Mulai dari awal