抖阴社区

J48

811 133 8
                                    

Yushi terlihat menunggu sang suami, karena ada barang milik sion yang tertinggal dikamar, saat menunggu sang suami, Yushi memelototkan matanya kaget karena melihat sungchan yang mendekat hingga membuatnya reflex mundur dengan tatapan takutnya.

"Kau semakin berani saja Puteri Yushi, aku tahu kau sengaja mengatakan pendapatmu itu agar aku tak bisa menikmati tubuh Puteri mahkota bukan?"

"Aku hanya menyarankan tanpa tahu kalau putera mahkota akan setuju." Ucap Yushi takut.

"Aku tahu maksudmu itu Puteri, atau jangan-jangan kau tidak sabar untuk menghabiskan malam pertamamu denganku, bukan dengan pangeran sion?" Ucap sungchan mendekat membuat Yushi terus mundur hingga terperangkap antara dinding dan sungchan, bahkan wajahnya sudah pucat pasi saat ini.

Disaat bersamaan, sion mendekat dan berdehem, membuat sungchan seketika menjaga jaraknya dengan istri adiknya itu.

"Ada yang kau tanyakan pada istriku Hyung?" Ucap sion datar setelah menggenggam tangan Yushi yang dingin.

"Aku hanya bertanya kenapa dia belum berangkat ke sekolah bersama denganmu, ternyata ada barangmu yang tertinggal. Baiklah, hati-hati dijalan." Ucap sungchan lalu pergi begitu saja. Sion lantas berhadapan dengan istrinya itu dan mengelus pipi Yushi.

"Kau baik-baik saja sayang?"cemas sion.

"Hmm." Angguk Yushi.

"Kau yakin? Kalau tidak aku bisa menyuruh pengawal meminta izin agar kau tak masuk dulu hari ini." Ucap sion.

"Aku baik-baik saja hyung, lagian aku ingin segera tamat sekolah. Jadi jangan menyuruhku libur lagi."

"Baiklah, ayo." Ucap sion lalu menggenggam tangan Yushi dan keluar dari istana.

Tak lama setelah kepergian siyu, markwoo berjalan dengan beberapa pelayan dan juga pengawal yang membawa barang putera mahkota dan Puteri mahkota itu, mereka berdua juga sudah pamit pada ayah dan ibu juga pada ayah Jung woo, sekarang keduanya akan menaiki kereta kuda, Mark menyuruh Jung woo menaiki kereta kuda lebih dulu.

"Apa sudah tahu mengenai keberadaan pangeran jaemin?" Ucap Mark pada pengawal sekaligus tangan kanannya, Choi yeonjun.

"Pengawal Choi mengatakan, jika cuaca bagus, hari ini mungkin mereka akan segera berangkat dari perbatasan dinasti Ming dan Joseon."

"Baguslah, aku percayakan perjalanan ini. Karena aku harus menjaga istriku." Ucap Mark.

"Saya mengerti putera mahkota." Ucap yeonjun lalu markpun masuk kedalam kereta kuda dan pintu ditutup oleh yeonjun, lalu rombongan markwoo pun pergi meninggalkan istana.











At. Kediaman kaisar.

Shotaro terlihat tengah melamun di taman belakang, sebenarnya dia tak sepenuhnya melamun hanya saja siapapun yang melihat pasti mengira dia tengah melamun saat ini. Bahkan dejun yang kebetulan ingin menyiram tanaman milik renjun dan winwin juga melihat shotaro yang melamun, hingga dia mendekat dan duduk disebelah adik bungsunya itu, tapi tetap shotaro tak kunjung sadar dari lamunannya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Ucap dejun membuat taro seketika kaget juga berpikir sejak kapan kakak sulungnya duduk disebelahnya. Dejun yang bisa membaca keterkejutan shotaro karena keberadaan dirinya lantas terkekeh pelan.

"Gege disini sejak kau melamun. Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Apa ini semua ada kaitannya dengan renjun?"

"Anio ge."

"Lalu? Apa yang membuatmu melamun, bahkan di pagi hari?"bingung dejun. Shotaro lantas melihat sang kakak sulung dan diapun menghela nafas berat

"Aku tahu ini tidak benar untuk dibicarakan saat ini ge." Dejun hanya mendengarkan tanpa menjawab apapun.

"Apa aku terlihat tidak perduli pada renjun ge, kalau saat ini aku sepertinya jatuh hati pada seseorang ge? Padahal aku tidak tahu bagaimana keadaan renjun ge saat ini." Ucap shotaro.

"Jatuh hati pada seseorang bukan sebuah kesalahan shotaro. Dan itu bukan berarti kau tidak perduli pada renjun."

"Aku hanya takut saja ge."

"Tidak apa, tapi kalau Gege boleh tahu, pada siapa kau jatuh hati saat ini shotaro? Apa dia dari negeri kita?"

"Bagaimana jika aku bilang tidak ge?"

"Lalu dari mana dia? Apa kau jatuh hati saat kita berada di pesta pernikahan putera mahkota Jung?"

"Hmm, Gege sangat mengenalku."

"Siapa orangnya?" Ucap dejun semakin penasaran.

"Pangeran Jung Sungchan."

















At. Kediaman bangsawan Seo in Joseon.

Haechan tengah sarapan bersama ayah, ibu, Hyung dan adiknya. Tapi mereka berempat serentak memandang Haechan, pasalnya haechan tidak memakan sama sekali sarapannya dan hanya mengaduk-aduk tak tentu arah saat ini.

"Haechan? Apa kau tidak suka dengan menu sarapannya?" Ucap Jhonny menatap anak tengahnya itu, tapi Haechan tak bergeming sama sekali. Ten lantas menyentuh tangan anak tengahnya itu.

"Nak?" Haechan lantas tersadar dari lamunannya dan menatap ten.

"Ada apa?" Ucap ten lembut.

"Tidak ada ibu." Ucap Haechan.

"Kalau tidak ada yang mengganggu pikiranmu, pasti kau akan makan dengan lahap, lagian Hyung tidak pernah lihat kau tak makan begini, kau kan suka makan." Ucap Dery setengah meledek adiknya itu.

"Kau mau Hyung? Ambil saja, aku sedang tak berselera." Ucap Haechan mendorong piring makannya kedekatan Dery dan diapun beranjak dari meja makan setelah membungkuk pada orangtuanya lalu pergi ke arah kamarnya.

"Tumben sekali dia tak marah." Ucap Dery bingung.

"Kamu ini der, sudah jelas-jelas adikmu sedang ada pikiran kau malah menggodanya." Ucap ten.

"Aku tak sengaja Bu, lagian aku cuma ingin memastikan kalau Haechan tak sedang memikirkan sesuatu hal. Sepertinya Haechan memang sedang ada masalah." Ucap Dery.

"Bukan sepertinya lagi der, tapi emang ada." Ucap Jhonny dan Dery hanya bisa tersenyum saja.

"Tak masalah ibu, ayah, Hyung. Haechan Hyung hanya merindukan renjun ge, apalagi renjun ge pergi berlibur seorang diri. Padahal sebentar lagi renjun ge akan menikah dan kecil kemungkinan mereka main bersama. Hanya karena itu kok." Ucap Jeong min.

"Baguslah kalau cuma karena itu, sebentar lagi pasti anaknya akan baik-baik saja" Ucap Dery yang diangguki oleh johnten tanda mereka setuju dengan ucapan sih sulung.

Disaat bersamaan, pelayan datang dengan seseorang di belakangnya.

"Maaf nyonya, tuan, tuan muda. Pangeran jeno datang berkunjung." Ucap pelayan itu, sontak saja mereka semua berdiri lalu membungkuk membuat jeno merasa tak enak pada calon mertuanya itu.

"Maaf mengganggu pagi-pagi tuan seo, nyonya Seo."

"Tidak masalah pangeran. Ada apa kemari?" Ucap Johnny.

"Saya ingin bertemu dengan Haechan dan mengajaknya jalan-jalan, kebetulan hari ini saya cukup senggang." Ucap jeno.

"Haechan ada didalam kamarnya pangeran, saya akan panggilkan." Ucap ten akan pergi tapi tidak jadi karena jeno menahannya.

"Maaf nyonya, apa boleh saya menjemputnya kekamar?"




































😘😘😘

Reader-nim, untuk chapter berikutnya spesial nohyuck ya😁

"Prince J" (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang