Yushi berjalan ke kamar renjun setelah mendapatkan izin dari jaemin tentunya. Saat akan masuk dia mengetuk pintu lebih dulu lalu masuk.
"Yang mulia Puteri? Ada yang bisa saya bantu?" Ucap renjun yang duduk sembari bersandar pada sandaran tempat tidur.
"Santai saja ge, lagian aku hanya ingin melihat keadaanmu saja." Ucap Yushi tersenyum.
"Saya sudah lebih baik Puteri." Ucap renjun tersenyum karena biar bagaimanapun Yushi mengingatkannya pada shotaro, adeknya, Yushi lantas mendekat dan duduk disebelah renjun.
"Kau benar-benar sudah jauh lebih baik kan ge? Kalau tidak aku akan menyuruh tabib Kim untuk mengecek kembali keadaanmu." Ucap Yushi.
"Saya sudah lebih baik Puteri, tadi pagi juga sudah di cek oleh Jung woo Hyung.*
"Baguslah, tapi sepertinya Jung woo Hyung akan sibuk mulai besok denganku." Renjun hanya menatap tak mengerti maksud dari Yushi.
"Jung woo akan menjadi istri dari yang mulia putera mahkota dan aku harus mengajarkan tatakrama istana padanya." Ucap Yushi.
"Baguslah, karena memang tujuan nya dijemput untuk menjadi bagian keluarga istana." Ucap renjun tersenyum.
"Apa kau ingin menjadi bagian istana juga ge?"
"Ne?" Bingung renjun.
"Aku rasa kau sangat cocok dengan jaemin Hyung, dia juga sangat menjagamu tanpa dirinya sadari." Ucap Yushi.
"Dia melakukan itu karena tahu siapa aku sebenarnya." Batin renjun, dan ntah kenapa rasanya renjun sangat sedih karena pemikirannya.
"Ge?" Panggil Yushi sembari menyentuh lengan renjun.
"Ne?"
"Gege baik-baik saja?"
"Ne, Puteri sendiri bagaimana keadaannya?"
"Aku merasa sudah jauh lebih baik ge." Ucap Yushi tersenyum.
"Syukurlah." Ucap renjun tersenyum.
Sementara itu diruangan para pangeran. Terlihat jaemin yang tengah melihat beberapa masalah yang sempat dia selesaikan sebelumnya juga beberapa masalah baru lainnya yang harus segera diselesaikan.
Ceklek.
Jaemin melihat sang kembaran yang masuk dan kembali melihat beberapa masalah yang ada tanpa memperdulikan kembarannya itu.
"Jaemin?"
"Hmm."
"Ini perasaanku saja atau kau memang meletakkan perhatian lebih pada perawat Huang?"
"Apa maksudmu?" Datarnya.
"Para pelayan mulai menggosipkan tentangmu dan perawat Huang, mereka juga melihat tadi pagi saat kalian sampai kau sampai menggendongnya dan beberapa pengawalmu juga mengatakan sebelumnya kalau kau lebih perhatian padanya. Apa itu artinya kau jatuh cinta kembali?"
"Cinta itu tidak ada diatas dunia seperti ini jeno, lagian cinta hanya akan membuat kita lemah." Ucap jaemin datar.
"Aku hanya berharap kau tidak terlalu membutakan hatimu, aku takut kau akan menyesal nantinya jaemin. Menurutku tidak ada yang salah dari perasaan cinta karena dengan begitu semuanya akan jauh lebih indah." Ucap jeno.
"Itu akan indah karena berjalan lancar. Tapi aku rasa Tuhan memang tak akan mengizinkanku mengingat betapa berdosanya aku." Ucap jaemin datar lalu diapun keluar dari ruangan itu dan pergi begitu saja, jeno yang melihat hanya bisa menghembuskan nafas beratnya. Dia tidak tahu caranya bisa membuat Jaemin kembali seperti dulu, karena Jaemin sendiri membuat tempok tak kasat mata padanya juga pada semua keluarganya.
At. Kediaman bangsawan Seo.
Haechan terlihat telah bersiap bahkan dia tampil dengan sangat menawan, dia berencana akan ke istana untuk melihat renjun. Juga sekaligus bertemu dengan calon suaminya. Lagian dia bebas untuk keluar masuk istana.
Ceklek.
"Tumben kau sudah bersiap-siap begitu Hyung." Haechan lantas menatap ketus adik bungsunya itu.
"Aku tak ingin bertengkar denganmu. Lagian aku ingin ke istana."
"Untuk apa kau kesana? Kau mencari kesempatan untuk pergi-pergi karena ayah dan ibu tidak ada di rumah bukan?"
"Ya! Seo Jeong min! Lagian aku ini ingin ke istana untuk bertemu dengan calon suamiku. Kenapa pula kau seperti tak terima begitu." Kesalnya.
"Kalau begitu bawa aku juga. Aku tidak suka ada dirumah sendirian, sedangkan Dery Hyung juga sedang bekerja." Ucap Jeong min.
"Aku tidak mau, itu urusanmu. Pergi saja bermain dengan Jae-Hee. Mengerti? Bye bye adik Hyung." Ucap Haechan lalu berlari keluar dan segera masuk kedalam kereta kudanya.
Kembali lagi ke istana, terlihat jaemin yang sedang melihat sungai buatan diatas batu besar sembari duduk. Tempat pertama kali dia melihat renjun yang berdiri di balik jendela kamarnya. Jaemin hanya sedang menikmati ketenangan dengan mendengarkan suara air dan suasana yang sejuk.
"Hyung?" Jaemin sontak saja membuka matanya yang terpejam dan menatap datar pada sungchan. Adiknya yang tiba-tiba datang padanya. Sungchan lantas naik keatas batu itu dan duduk disebelah jaemin.
"Hyung. Apa menurut Hyung ibu tidak berlebihan? Lagian hyungkan bukan tipe orang yang gampang sakit, kenapa butuh perawat pribadi? Dan kenapa juga Hyung harus menerima saja. Biasanya Hyung tak suka jika asa orang asing mengganggu ataupun masuk kedalam hidup Hyung." Ucap sungchan.
Jaemin hanya diam, dia juga jadi teringat semua perkataan adik bungsunya tentang sungchan, tapi dia tak punya bukti sama sekali untuk saat ini.
"Hyung? Kenapa diam saja? Atau Hyung sedang memikirkan cara menolak permintaan ibu? Kalau begitu aku akan membantu Hyung me—"
"Saya tidak menolak permintaan ibu. Karena sepertinya saya memang butuh perawat pribadi. Ah. Mungkin setelah pernikahan putera mahkota saya akan mulai berkeliling lagi, dengan tambahan satu orang, sepertinya tidak buruk, karena para pengawal bisa saja terluka atau jatuh sakit. Kalau begitu saya akan bertemu dulu dengan ayah dan ibu untuk mengatakan nya " Ucap jaemin datar lalu diapun berdiri dan pergi dari tempat itu.
Sungchan yang mendengar semuanya merasa sangat kesal hingga dia mengepalkan kedua tangannya.
"Sial. Dasar Jung Jaemin sialan. Dia membuatku kesulitan jika begini. Tidak bisa. Dia tidak bisa membawa Huang renjun sebelum aku berhasil menidurinya." Monolog sungchan.
.
😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...