"Bicaralah dengan benar, dimana renjun? Kau pasti tahu keberadaannya bukan?"
"Apa jika aku memberitahu oniichan, renjun ge akan tetap aman.*
"Tentu saja. Setidakbya aku harus tahu kalau tempat yang adikku jadikan sebagai tempat persembunyian adalah tempat yang sangat aman."
"Dia ada di istana Joseon oniichan*
"Apa maksudmu? Aku bahkan tak menenangkannya sama sekali saat acara pernikahan putera mahkota Joseon.*
"Saat itu, renjun ge kemari dengan pangeran Jung jaemin, karena pangeran Jung jaemin ada urusan disini akibat kabar yang berhembus kalau raja dan putera mahkota disini melakukan korupsi. Pangeran jaemin juga tahu mengenai siapa sebenarnya renjun ge, mungkin dia sengaja membawa renjun ge saat itu agar tak bertemu dengan keluarga kita ataupun kedua orang brengsek ini."
"Syukurlah, setidaknya dia aman. Aku akan pastikan membongkar semua kejahatan ayah dan anak ini, mereka akan malu bahkan tak akan ada tempat bagi mereka untuk diterima oleh masyarakat."
"Aku akan membantu oniichan semampuku."
At. Istana Joseon.
Jaemin berjalan dengan langkah cepat lalu diapun berdiri di hadapan kamar Mark yang dijaga oleh pengawalnya saat ini.
"Katakan aku akan masuk." Ucap jaemin datar.
"Maaf yang mulia putera mahkota, pangeran jaemin akan masuk."
Ceklek.
Jaemin lantas masuk dan diapun membungkuk pada kakak dan kakak iparnya, walaupun ini adalah hal baru karena sekarang sang kakak telah menikah tapi itu tak akan menghalangi niatnya untuk mengatakan hal yang penting baginya itu.
"Ada apa pangeran jaemin?" Ucap Mark menatap adiknya itu.
"Aku akan ikut berperang di daerah barat itu." Ucap jaemin memberikan berkasnya pada Mark. Mark tak melihatnya sama sekali dan hanya menatap datar jaemin.
*Aku tahu kau sangat hebat jaemin, tapi tidak dengan berperang, ibu bisa sangat marah padaku nantinya." Ucap Mark.
"Tapi aku tak bisa tinggal diam begini Hyung."
"Aku tahu, tapi kau tenang saja, panglima yang sangat ahli akan pergi untuk perang itu segera. Tapi tidak dengan kau."
"Kau sangat tahu aku Hyung, jadi tolong biarkan aku dan rombongan ku pergi." Ucap jaemin. Mark menghela nafas beratnya melihat betapa keras kepalanya adiknya itu.
"Baiklah, tapi dapatkan izin dari ayah dan ibu lebih dulu, jika sampai mereka berdua tak mengizinkan maka kau tak akan pergi kemanapun." Ucap Mark dan jaemin hanya mengangguk sebagai tanda mengerti lalu diapun membungkuk dan keluar dari kamar itu. Jung woo mendekat pada Mark dan mengelus bahu Mark.
"Dia sangat keras kepala."
"Kalian mirip suamiku."
"Hmm, karena kami kakak beradik." Ucap Mark memegang tangan Jung woo yang ada di bahunya.
Sementara itu renjun berada di taman istana sembari memikirkan perkataan ratu Joseon itu. renjun lantas memetik satu tangkai mawar merah yang indah itu dan duduk di bangku taman.
"Kenapa tiba-tiba yang mulia malah menawarkan pangeran jaemin untuk aku nikahi?" Monolognya.
"Lagian pasti akan ada peperangan jika hal itu terjadi, apalagi raja dan putera mahkota dinasti Ming adalah orang yang sangat berbahaya. Lagian sepertinya aku tak menyukai pangeran jaemin." Ucap renjun dan diapun teringat perjalanan panjang yang dia lakukan dengan jaemin hingga debaran terasa di dadanya membuat Renjun memegang dadanya karena rasa tak nyaman itu.
Disaat bersamaan hwall yang melihat renjun duduk ditaman lantas mendekat dan berniat akan membuatnya kaget tapi setelah melihat renjun memegang dadanya, hwall langsung berlari kearah renjun dengan sangat cemas.
"Gege? Apa yang terjadi? Apa kau sakit?" Cemasnya
"Anio, hanya saja jantungku berdebar cepat " Ucap renjun.
"Apa perlu aku bantu ke tabib Kim?"
"Sepertinya begitu." Ucap renjun dan hwall langsung memapahnya.
Di ruangan tabib.
Hwall mendudukkan renjun secara hati-hati dihadapan tabib Kim.
"Ada apa perawat Huang?"
"Tabib kim, saya merasakan debaran sangat kencang pada jantung saya. Apa saya terkena penyakit yang parah?" Takut renjun. Doyoung lantas memeriksa denyut nadi renjun dan menyentuh dada renjun.
"Apa ada rasa nyeri saat berdebat kencang?"
"Tidak."
"Apa kau sempat berlarian makanya begini?"
"Tidak, tapi rasanya sangat aneh tabib Kim. Saya bahkan tak melakukan pekerjaan berat sama sekali."
"Apa ada yang kau pikirkan? Sesuatu?"
"Hmm." Angguk renjun.
"Apa seseorang?" Renjun hanya mengangguk dan membuat hwall semakin penasaran sedangkan Doyoung tersenyum lalu menyudahi acara memeriksa renjun.
"Apa aku sakit parah tabib Kim? Apa obatnya?"
"Tabib kim? Apa obatnya langkah?" Ucap hwall.
"Tidak, karena kau tidak sakit, tapi kau sedang jatuh cinta perawat Huang. Kau benar-benar sangat polos sekali.*
"Ne? Jatuh cinta?"
😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...