Kereta kuda milik jaemin yang sudah mengalami perubahan dengan kereta kuda khas dari keluarga Zhang di dinasti Ming, dimana keluarga itu memiliki menantu dari Joseon membuat tak ada satupun orang yang curiga sama sekali. Matahari juga sudah mulai menampakkan cahayanya, membuat semua pengawal dan juga pengendara kereta kuda semakin mempercepat langkah mereka karena mereka harus sampai di perbatasan antar dinasti Ming dan joseon saat ini.
Jaemin merasa terganggu dengan cahaya matahari lalu diapun sadar kalau gorden jendela disisi sebelah kirinya terbuka dan diapun menutupnya sedikit karena melihat renjun menggeliat dalam tidurnya. Dia juga melihat Eunseok yang akan menangis tapi dia langsung menggendongnya dan menimang nya, dia juga membuat susu untuk Eunseok dan dia bersyukur karena Renjun tidak bangun, karena dia tahu renjun pasti sangat lelah, dan pelayan yang dia bawa juga tak bangun, tapi jaemin tak mempermasalahkannya. Diapun memberikan susu itu pada Eunseok yang benar-benar sangat haus sekali. Terlihat dari seberapa kuatnya bayi itu menyedot susu yang ada di dot nya itu. Jaemin hanya tersenyum melihatnya.
Saat akan memasuki desa terakhir yang merupakan perbatasan dari dinasti Ming dan Joseon, rombongan jaemin berpapasan dengan kuda yang ditunggangi oleh raja Lai dan pangeran Lai, membuat semuanya sontak saja membuat wajah mereka tak terlihat oleh keduanya terutama bomin.
"Ayah? Rombongan dari mana itu?" Ucap Guan Lin curiga.
"Sepertinya itu rombongan dari menantu dan anak keluarga Zhang, kereta kuda itu milik anak dan menantunya." Ucap raja Lai sangat yakin.
"Kau yakin ayah? Kau yakin mereka bukan penyusup?"
"Hmm, kau tenang saja. Sudah ayo kita semakin cepat, ayah sudah tak sabar ingin bergumul." Ucap raja Lai mempercepat tungkai kudanya dan guan Lin juga melakukan hal yang sama untuk mengejar ayahnya lagian dia juga tak sabar ingin bergumul dengan salah satu selirnya.
Bomin yang mendengar percakapan itu benar-benar merasa jijik pada ayah dan anak itu begitu pula para pengawal yang lainnya karena bukan hanya bomin yang mendengar tapi mereka semua.
At. Perbatasan dinasti Ming dan Joseon.
Rombongan jaemin berhenti dan pengawal langsung mendirikan tenda mengelilingi bagian pintu keempat kereta kuda yang mereka bawa itu, mereka bahkan membuat tempat yang sangat hangat juga menyalakan perapian agar tetap hangat juga tempat beristirahat bagi mereka semua yang berjaga di balik kuda mereka yang menutupi keempat kereta kuda itu. Bomin lantas mengetuk pintu kereta jaemin setelah semuanya selesai.
Jaemin membuka pintu kereta kudanya itu dan diapun keluar dengan hwall yang menggendong Eunseok yang masih terjaga dengan keadaan yang sudah sangat kenyang.
"Kita sudah berada di perbatasan bukan?" Ucap jaemin.
"Iya yang mulia, tapi tiba-tiba salju semakin lebat yang mulia, sepertinya kita tak bisa melanjutkan perjalanan terlalu berbahaya, makanya kami membuat tenda seperti ini, agar tetap hangat dengan menutupi semuanya karena kuda juga harus tetap hangat begitu pula para pengawal yang ikut.
"Bagus, ini sangat hangat." Ucap jaemin melihat tenda tertutup yang benar-benar sangat hangat itu bahkan Eunseok yang paling kecil juga tak rewel karena tempatnya hangat, juga ada beberapa skat yang memisahkan para pengawal, kuda, tempat memasak dan tempat beristirahat bagi hwall juga bomin.
"Apa perawat Huang belum bangun yang mulia?"
"Hmm, biarkan saja, dia terlihat sangat kelelahan." Ucap jaemin lalu diapun mengambil Eunseok dari gendongan hwall.
"Kau pergilah memasak untuk semuanya."
*Baik yang mulia." Lalu diapun pergi ketempat memasak dimana tenda itu sangat nyaman dan kuat sekali.
"Bomin, tolong keluarkan tempat tidurnya, saya akan letakkan disini. Biar lebih leluasa."
"Baik yang mulia." Ucap bomin lalu mengeluarkan secara perlahan tempat tidur sih kecil dan meletakkan diantara tempat tidur jaemin dan renjun yang ada di tenda agar lebih hangat, dan jaeminpun meletakkan Eunseok didalamnya sedangkan dia duduk di sofa yang memang sengaja mereka bawa untuk kenyamanan atas kehendak yang mulia ratu, jaemin lantas melihat semua berkas yang berhasil dia ambil dari raja Lai dan pangeran Lai, bukti yang tak terbantahkan sama sekali.
"Apa itu semuanya yang mulia?"
"Semua bukti korupsi keduanya." Ucap jaemin melihat dan menggelengkan kepalanya melihat korupsi yang sangat banyak sekali.
Sementara itu diluar, terlihat para warga di desa itu berkerumun karena penasaran dengan tuan dan nyonya yang berada didalam tenda mewah itu dan memutuskan untuk berdiam diri karena salju yang memang lebat. Dan akan sangat berbahaya karena jalan yang terjal dan curam. Bahkan para warga di desa itu juga sering mengalami kecelakaan tapi karena sudah biasa, mereka hanya bisa berhati-hati. apalagi tempat mereka sangat terisolasi, sudah banyak yang mereka katakan pada para penguasa tapj tak ada yang benar-benar terjadi pada daerah mereka.
"Siapa kira-kira tuan dan nyonya yang ada didalam tenda mewah itu ya?"
"Sepertinya mereka bangsawan dari negeri seberang dan akan perjalanan pulang, tapi sepertinya mereka tak bisa melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya."
"Benar juga, aku penasaran dengan rupa mereka."
"Aku yakin mereka sangat menawan."
Sementara itu renjun yang masih berada didalam kereta kuda membuka matanya secara perlahan dan diapun langsung melihat tidak ada jaemin, hwall juga sih kecil Eunseok membuatnya langsung keluar seketika dengan wajah cemas.
"Ada apa renjun?" Renjun bernafas lega karena melihat jaemin juga melihat Eunseok yang tenang di tempat tidurnya.
"Aku hanya kaget saja yang mulia, tapi kenapa tendanya berbeda dari sebelumnya yang mulia?"
"Salju turun sangat deras makanya tendanya dibuat seperti ini agar semuanya tetap hangat termasuk para kuda, kita juga sepertinya tak bisa melanjutkan perjalanan selama beberapa hari karena jalan yang sangat terjal dan curam. Sangat berbahaya." Ucap jaemin.
"Aaa, ne." Angguk renjun mengerti lalu diapun mendekat pada sih kecil dan tersenyum.
"Apa Eunseok hangat? Aku senang karena kamu tidak rewel. Jangan rewel selama perjalanan pulang kita ya nak?" Ucap renjun mengelus pipi lembut bayi yang hanya menatapnya polos itu. Tapi renjun tersenyum hanya karena itu, dia selalu bermimpi akan memiliki keluarga yang bahagia dan juga anak yang menggemaskan. Jaemin hanya menatap renjun yang berinteraksi dengan sih kecil, membuatnya tersenyum kecil tanpa sadar juga terpaan hangat pada relung hatinya. Dia tidak bodoh untuk menyadari kalau itu adalah perasaan lebih darinya untuk pangeran negeri sakura itu.
😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...