Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh adik bungsunya jaemin sama sekali tak bisa tenang, bahkan dia juga tak menyangka kalau salah satu saudaranya bisa melakukan hal keji seperti itu, dia tak mau keluarganya hancur, banyak pikiran yang memenuhi kepalanya saat ini, bagaimana jika orangtuanya tahu? Bagaimana jika hyungnya tahu penyebab kematian istrinya? Dan bagaimana jika Yushi kembali menjadi korban? Apa kejadian itu akan terulang kembali?
Jaemin terus berjalan dengan banyaknya pikiran hingga dia berhenti di figura keluarganya, dimana disana semuanya tersenyum bahagia bahkan Mark harus berpura-pura bahagia setelah kematian mendiang istrinya, dimana figura itu berubah tanpa sang mendiang.
Saat tengah memperhatikan figura itu, jaemin merasakan seseorang berdiri di sebelahnya dan diapun melirik sekilas dimana itu adalah adiknya. Orang yang tak pernah dia sangka bisa melakukan hal keji ini.
"Apa hyung akan benar-benar pergi lusa? Tak ingin lebih lama?" Jaemin lantas menatap datar adiknya itu.
"Wah, sepertinya memang begitu. Karena jika kau lama disini, aku tak tahu bagaimana akan bereaksi pada pembunuh calon istri dan keluarga dari calon istrinya sendiri. Bukankah sangat tak tahu malu?" Ucap sungchan tapi Jaemin hanya diam saja dan diapun langsung pergi begitu saja membuat sungchan menatap datar hyungnya itu.
"Dengan kau pergi secepat mungkin, aku bisa bebas melakukan apapun Jung Jaemin." Monolog sungchan.
Jaemin berjalan menuju bagian depan istana dan dia melihat salah satu dari pengawal yang selalu pergi bersamanya lalu memanggilnya membuat pengawal itu membungkuk seketika.
"Panggil semuanya ketempat biasa. Begitu juga dengan Choi Bomin, saya tunggu sekarang juga." Ucap jaemin datar dalam memberikan perintah itu.
"Baik yang mulia." Ucap pengawal itu lalu diapun langsung segera bergegas sedangkan jaemin pergi kearah tempat biasa dia berkumpul dengan para pasukannya.
Sementara itu, taeyong terlihat tengah bersama dengan salah satu pelayan nya dimana pelayan itu adalah Puteri dari pelayannya terdahulu yang telah tiada beberapa tahun silam.
"Karina?"
"Iya yang mulia."
"Apa suamiku telah kembali?"
"Belum yang mulia, apa ada pesan Anda yang harus saya sampaikan pada yang mulia raja?"
"Sampaikan saja jika suamiku kembali untuk segera ke kamar."
"Saya mengerti yang mulia, apa ada lagi?"
"Tolong panggilkan perawat Huang, dan suruh kemari."
"Baik yang mulia, saya permisi kalau begitu." Ucap pelayan yang dipanggil Karina itu lalu pergi.
Ditempat berbeda terlihat Choi bomin tengah bersama dengan pria yang lebih muda dengan beberapa makanan yang ada di nampan indah itu.
"Silahkan di coba panglima."
"Apa tak masalah? Ini terlalu berlebihan."
"Tak masalah, lagian aku yang membuatnya. Karena sebentar lagi aku juga akan menjadi tukang masak istana seperti ibuku." Ucapnya riang.
"Benarkah? Wah, selamat kalau begitu." Ucap bomin tersenyum walaupun sebentar.
"Aku akan sangat senang kalau kau mau mencicipinya."
"Ba—" perkataannya terhenti karena salah satu pengawal mendekat dan membungkuk padanya.
"Panglima Choi maaf mengganggumu. Tapi, yang mulia pangeran jaemin ingin kita semua berkumpul."
"Berkumpul? Apa kita akan segera pergi? Bukannya masih lusa?"
"Saya tidak tahu panglima Choi tapj yang pasti aura yang mulia pangeran sangat menyeramkan." Bomin lantas segera pergi begitu saja di ikuti pengawal itu. Membuat pria yang lebih muda sedih karena dia gagal,padahal dia sudah cukup lama menyimpan perasaan pada panglima tampan yang selalu menjadi orang kepercayaan pangeran jaemin itu.
Renjun melihat semua itu, dan melihat bagaimana sedihnya pria yang baru-baru ini dia kenal sebagai Hwang hwall anak dari juru masak istana, lalu diapun mendekat.
"Hwall?" Sang empu lantas melihat kearah renjun dengan wajah cemberut.
"Sudah tenang saja, mungkin ada urusan mendesak." Ucap renjun menghibur.
"Bagaimana jika mereka pergi hari ini? Aku baru saja bahagia karena kedatangan panglima Choi." Ujarnya membuat renjun lantas merangkulnya dan mengelus bahunya.
"Aku rasa tidak akan, percaya saja."
"Semoga saja." Bertepatan Karina mendekat dan membungkuk sekilas membuat keduanya juga membalas mrmbungkuk pada Karina.
"Maaf perawatan Huang, yang mulia ratu memanggil Anda untuk segera ke kamarnya."
"Aaa, baiklah. Terimakasih. Nah, hwall aku tinggal dulu oke, jangan bersedih." Ucap renjun dan hwall hanya menganggukkan kepalanya melihat renjun pergi.
"Apa kau merasa aura perawat Huang bukan aura rakyat rendahan seperti kita?"
"Terkadang ya. Bahkan jika ada mahkota mungkin akan banyak yang berusaha menjeratnya." Ucap hwall.
"Kau benar, tapi takdir berkata sebaliknya."
"Hmm."
"Apa aku boleh mencicipi makanan buatan mu ini?"
"Makan saja semuanya." Ucap hwall memberikan nampan itu pada Karina lalu pergi, sementara karina langsung duduk disalah satu bangku dan mulai mencoba makanan itu.
Tempat berkumpul pasukan jaemin.
Jaemin menunggu semuanya berkumpul hingga bomin dan salah satu pengawal datang bahkan pengawal itu langsung bergabung pada rekannya.
"Ada apa yang mulia? Apa kita akan pergi sekarang?" Ucap bomin tapi Jaemin menggelengkan kepalanya membuat bomin bingung, biasanya kalau jaemin mengumpulkan semua pasukannya itu tandanya mereka akan pergi dan berkelana.
"Kita tak akan pergi kemanapun kali ini sampai batas waktu yang ditentukan. Jadi, kalian bisa memiliki waktu dengan keluarga kalian. Maaf karena saya kalian tak bertemu keluarga kalian jadi sekarang kalian bisa menghabiskan banyak waktu. Apa mengerti? Tapi, untuk besok atau lusa kalian harus tetap disini dulu atau paling tidak beberapa Minggu ke depan. Bisa dimengerti?"
"Ne." Ucap semua pengawal serentak.
"Kalian bisa kembali pada pekerjaan masing-masing." Ucap jaemin lalu semua pengawal itupun membungkuk dan bubar meninggalkan bomin yang menatap bingung pada sahabatnya sejak kecil sekaligus pangerannya saat ini.
"Kenapa kau berubah pikiran yang mulia?"
"Untuk kebaikanmu. Kita tidak akan pergi sampai kau menikah lebih dulu. Jadi, carilah pendamping Choi bomin." Ucap jaemin lalu diapun pergi begitu saja membuat bomin tetap masih bingung, apa ada hal yang terjadi? Hingga jaemin memutuskan tetap berada di istana sampai waktu yang belum di tentukan ini?
😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...