"Yang mulia, ada yang ingin saya bicarakan dengan kalian semua." Ucap jaemin dengan tatapan seriusnya.
"Baiklah. Setelah sarapan kita berkumpul di ruangan perkumpulan." Ucap jaehyun lalu sarapan dilanjutkan dengan tenang kembali.
Setelah beberapa menit, akhirnya semua keluarga istana telah berada didalam ruangan perkumpulan. Mereka semua menunggu jaemin membuka suara. Jaeyong telah duduk di kursinya begitu pula dengan yang lainnya, jaemin lantas berdiri dari duduknya dan diapun berdiri dihadapan ayah dan ibunya lalu membungkuk. Seperti orang yang telah melakukan kesalahan besar, atau akan melakukannya segera.
"Ada apa nak?" Ucap taeyong mendadak gelisah. Takut sang anak malah meminta izin untuk pergi alih-alih melakukan kesalahan.
"Maaf ayah ibu, saya tahu apa yang saya lakukan ini salah. Tapi, saya ingin melakukannya."
"Apa yang telah kau lakukan Hyung? Apa kesalahannya cukup besar?" Ucap sungchan dan itu membuat jeno menatap tajam adiknya itu agar diam. Karena kalau mencari masalah pada jaemin maka sungchan akan habis ditangan jaemin yang tak pandang bulu itu.
"Saat perjalanan menuju dinasti ming, saya menemukan seorang bayi yang baru saja lahir di hutan, saya memutuskan membawanya kemari."
"Kau sangat mulia nak, kita bisa membiarkan para pelayan mengurus bayi itu,bukan begitu suamiku?" Ucap taeyong melihat jaehyun dan diangguki oleh suaminya itu.
"Aku akan mengangkatnya sebagai anakku pangeran. Agar dia tak kesepian. Dari pada harus diurus oleh pelayan. Lebih baik aku." Perkataan renjun terlintas begitu saja.
"Saya tidak mau dia diurus oleh para pelayan, saya akan mengangkatnya sebagai anak saya." Ucap jaemin datar.
"Pangeran Jung jaemin!" Bentak sang ayah tapi jaemin hanya diam dengan wajah datarnya. Membuat semuanya kaget bukan main dengan perkataan jaemin.
"Nak, kau tak bisa melakukan itu, itu akan membuat semua rakyat memandangmu sebelah mata. Keluarga kerajaan hanya akan melahirkan anak kandung mereka sendiri, bukan mengangkat seorang anak pangeran. Ditambah kau belum menikah, itu akan berdampak buruk pada imej mu." Ucap taeyong lembut.
"Imej ku sudah buruk sejak hari itu yang mulia, aku tak perlu menjaganya lagi, tapi tolong izinkan saya mengangkat nya sebagai anak saya."
"Saya tak memberikan izin." Ucap jaehyun dan jaeminpun langsung bersujud membuat semuanya semakin kaget bahkan taeyong merasa anaknya tak pantas melakukan itu.
"Saya mohon yang mulia." Ucap jaemin.
"Tidak, dimana anak itu?"
"Saya tidak akan memberitahu yang mulia." Ucap jaemin datar.
"PENGAWAL!"
Ceklek.
Dua pengawal yang berada di depan ruangan itu lantas masuk dan membungkuk pada keluarga raja itu.
"Cari di semua tempat yang ada di istana ini, jika kalian menemukan bayi, bawa bayi itu dan serahkan pada para pelayan di desa perbatasan Joseon. Lakukan!"
"Ayah!" Bentak jaemin untuk pertama kalinya.
"Kau berani membentak ayahmu Jung jaemin?" Ucap jaehyun datar.
"Jangan pernah menyentuh bayi itu. Atau aku habisi kalian dengan pedangku." Datar jaemin dengan aura gelap sembari berdiri.
"Lakukan perintah ku!" Ucap jaehyun.
"Kalau kalian keluar dari ruangan ini, kalian akan mati di tanganku!" Ucap jaemin datar. Sungchan hanya menikmati apa yang terjadi saat ini.
"Hyung? Kau terlalu menginginkan bayi itu sebagai anak angkatmu, atau jangan-jangan itu adalah anak kandungmu dengan seseorang? Dimana ibunya Hyung?" Ucap sungchan.
"Hyung!" Ucap sion tak habis pikir kalau hyungnya akan memperkeruh suasana. Yushi yang mendengarnya hanya bisa diam sembari mengepalkan kedua tangannya mendengar perkataan sungchan. Lagian dia sangat tahu kalau jaemin tak seperti sungchan.
"Kenapa? Bukankah jaemin Hyung harus menjawabnya? Bisa saja itu adalah anak kandungnya, kau benar-benar tega jika memisahkannya dengan ibunya Hyung." Ucap sungchan.
Ceklek.
Semuanya melihat kearah renjun yang datang sembari menggendong bayi itu, tapi yang membuat mereka kaget bukan bayi itu melainkan renjun yang datang dengan baju khas negeri Jepang, yang menandakan dia adalah seorang pangeran dari jubah juga mahkotanya. Jaemin bahkan bisa mengeluarkan matanya karena apa yang dilakukan renjun adalah dengan membongkar identitasnya pada semua keluarganya.
Renjun lantas membungkuk pada raja, ratu dan para pangeran.
"Renjun ge?" Kaget Yushi tak pernah terpikirkan olehnya.
"Yang mulia, saya ingin meminta maaf karena saya menyamar dan berada didalam istana mu saat ini, tapi saya memiliki alasan yang kuat untuk bersembunyi disini. Tapi, saya bukan ingin menjelaskan soal itu. Tapi, soal bayi ini. Bayi ini saya yang menemukannya bukan pangeran jaemin, tapi saya yang memaksa pangeran jaemin membawa bayi ini bersama kami. Ini juga bukan anak kandung pangeran jaemin, karena saya tahu siapa yang brengsek dan tidak. Saya mohon yang mulia, biarkan saya mengangkatnya sebagai anak saya. Dan saya tidak akan melibatkan pangeran jaemin atau siapapun untuk merawat anak ini." Ucap renjun. Taeyong terdiam dan merasa benar-benar sakit hati saat ini karena ditipu tapi bukan itu yang membuatnya sakit, melainkan fakta bahwa renjun akan menikahi pangeran dari dinasti Ming, tempat sang ibu berasal.
Jeno lantas berdiri dan diapun menatap datar pada renjun.
"Apa alasan kau ada disini pangeran Nakamoto Renjun?" Datar jeno. Jaemin lantas mendekat dan melindungi renjun juga bayi yang ada di gendongannya.
"Saya yang akan menjelaskannya pada mu juga pada semuanya." Datar jaemin dengan aura yang lebih gelap dari pada jeno.
😘😘😘
Double up nih reader-nim😁
Maaf karena kemarin tak sempat update, soalnya Ara sibuk banget😁

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...