Tabib kim berada di depan kamar sang anak, dia sengaja ingin membicarakan semuanya pagi ini sebelum jam sarapan anggota kerajaan karena dia tidak mau kalau anaknya kaget mengenai alasannya di panggil ke istana.
Tok...tok...tok....
Ceklek.
"Ayah? Ada apa sepagi ini?"
"Kita bicara didalam." Ucap tabib Kim dan Jung woo selaku anak hanya menuruti perkataan ayahnya itu dan mempersilahkan ayahnya masuk lalu menutup pintu kamarnya.
"Apa ada hal yang serius ayah?"
"Hmm. Ini mengenai alasan kau ada di istana ini."
"Baiklah ayah, silahkan masuk." Ucap Jung woo karena dia tahu ini sangat penting dari nada bicara sang ayah.
Didalam kamar jung woo.
"Jadi? Apa alasannya ayah?" Tabib kim pun melihat anaknya sebentar lalu diapun menghembuskan nafas beratnya lalu diapun menatap anak sematawayang nya itu.
"Yang mulia raja dan yang mulia ratu memintamu pada ayah."
"Maksud ayah?"
"Kau akan menikah dengan putera mahkota." Jung woo membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang dia dengar saat ini.
"Apa ayah sedang bercanda sekarang? Ayah tahu bukan alasan aku menjadi seorang tabib sepertimu? Aku bahkan fidak pernah membayangkan akan menjadi seorang Puteri mahkota ayah. Kenapa ayah tak menolak saja?"
"Ayah baru tahu saat kembali dari dinasti Ming dua hari lalu, dan ayah tahu kau sudah dijemput oleh pangeran jaemin juga perawat Huang."
"Biarpun begitu, aku seharusnya bisa menolak bukan ayah?" Menatap sang ayah.
"Kau yakin akan menolak yang mulia Jung woo? Kau tahu, semua yang kita dapatkan saat ini karena yang mulia. Kau juga bisa menjadi seperti sekarang karena bantuan mereka." Ucap tabib Kim.
"Tapi, aku tak ingin ini ayah." Ucap Jung woo menunduk. Tabib kim lantas mendekat dan menggenggam kedua tangan anaknya itu.
"Ayah tahu ini pasti akan berat untukmu Jung woo, hanya saja ayah mohon padamu untuk melakukannya. Lagian kau juga masih bisa mengobati semua orang walaupun kau adalah seorang Puteri mahkota dan itu akan membuat semua rakyat memandangmu dengan tatapan kagum mereka nak."
"Tapi aku tak berniat untuk ikut dengan putera mahkota menggantikan yang mulia raja dan ratu ayah."
"Hei, kau tidak perlu cemas nak. Ayah melihat kalau putera mahkota sepertinya tak berniat menduduki tahta raja sama sekali, kau juga harus ingat putera mahkota memiliki 4 adik laki-laki. Dan itu tak mengharuskan dia menduduki tahta sama sekali nak." Ucap tabib Kim.
"Apa aku benar-benar tak bisa menolak ayah? Aku bahkan tidak mengenal putera mahkota sama sekali."
"Ayah percaya padamu nak, dan ayah yakin kau pasti akan bahagia begitu pula dengan putera mahkota. Jadi, jangan menolak ne?"
"Hmm, baiklah " Ucap Jung woo mengangguk walaupun dengan sangat berat hati.
"Baiklah, sekarang ayah akan pergi dulu, sepertinya ayah harus mengecek keadaan perawat Huang yang baru saja kembali dengan pangeran jaemin."
"Biar aku saja ayah." Ucap Jung woo.
"Baiklah, tapi pastikan kau meminta izin padanya."
"Bagaimana kalau perawat Huang tidak dengar karena tubuhnya masih sakit ayah?"
"Maka setidaknya minta izin pada pangeran jaemin, karena dia kembali bersama pangeran jaemin."
"Hmm."
"Kamarnya ada tepat disebelah kamar pangeran jaemin, yang mulia ratu sengaja meletakkan kamarnya disitu. Kalau begitu ayah akan membuat ramuan untuk calon mertuamu dulu." Ucap tabib Kim tersenyum lalu diapun keluar dari dalam kamar anaknya itu. Jung woo masih terdiam setelah ayahnya keluar dari dalam kamarnya itu.
"Kenapa yang mulia melakukan itu? Apa maksudnya?" Monolognya.
At. Dinasti Ming.
Terlihat Riku yang masih menjalankan sandiwaranya dengan baik, bahkan dia masih menemani kemanapun putera satu-satunya dari raja itu, yang paling buruk selama disana adalah dia sering menemani sang pangeran pergi ke tempat wanita malam. Membuatnya muak sembari mengumpulkan bukti lebih banyak mengenai kebejatan dari putera mahkota Lai dan juga raja Lai itu. Karena ayah dan anak itu sama saja.
Sekarang Riku terlihat sedang santai bahkan dia bisa menghirup udara segar di halaman istana. Hingga perhatiannya teralihkan pada seseorang wanita yang sangat dia kenali, salah satu wanita yang digunakan secara bergilir oleh ayah dan anak itu, bahkan wanita itu sekarang tengah mengandung besar.
"Tuan?"
"Ada apa?"
"Kapan kau akan membantuku dan kami semua? Aku sudah tidak sanggup berada disini lagi. Aku tidak bisa lebih lama berada disini tuan." Ucap wanita itu sembari menangis. Jujur saja Riku merasa sangat kasihan saat ini padanya tapi dia mendatarkan ekspresi nya sebisa mungkin.
"Buktinya masih kurang, kau bertahanlah, karena saya sudah berjanji maka kau dan semua temanmu akan bebas, tapi kau harus menjaga rahasia ini tetap aman, apa kau mengerti?"
"Ya tuan, saya harap tuan tak berbohong dan hanya sekedar memberikan harapan palsu seperti beberapa orang sebelum tuan."
"Saya akan menepati perkataan saya, kau tenang saja. Kalau begitu saya permisi." Ucap Riku lalu diapun pergi dari halaman itu agar tak ada yang mencurigai Riku sama sekali.
😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...