At. Pasar hanyang.
Renjun berjalan dengan santai bersama dengan tabib Kim yang kira-kira berusia 40 tahunan, bahkan dia tak menyadari kalau sejak tadi tabib itu melihat kearahnya.
"Apa ini hanya perasaanku saja atau aku benar, dia bukanlah orang yang kekurangan sama sekali." Batin tabib Kim.
Renjun melihat sekeliling laku diapun berhenti membuat tabib Kim itu ikut berhenti.
"Kenapa renjun?"
"Bukankah itu tempat menjual semua tanaman obat-obatan tabib?"
"Hmm, ayo kita segera membelinya." Ucap tabib itu lalu berjalan lebih dulu dengan renjun yang mengikuti.
Sesampainya di tempat sih penjual, tabib itu langsung tersenyum dan memilih begitu pula dengan renjun, dia bahkan sangat antusias karena akhirnya ilmunya akan digunakan saat ini. Renjun juga tertarik dengan bebetapa dedaunan tea. Tabib kim melihatnya seperti ingin mencubit nya karena sangat menggemaskan sekali.
"Kau ingin beberapa dedaunan tea itu?"
"Apa boleh tabib Kim?"
"Tentu saja, asal kau tahu khasiat masing-masing dari dedaunan tea itu."
"Saya sangat tahu tabib Kim."
"Baiklah pilihlah, itung-itung aku membelanjakan untukmu."
"Makasih tabib Kim." Ucap renjun tersenyum manis bahkan penjual itu juga merasa gemas padanya, renjun lantas memilih dedaun itu dengan sangat senang sekali.
"Berapa tuan?"
"Untuk dedaunan tea nya gak usah dibayar tuan. Itu hadiah untuknya."
"Tak masalah saya bayar saja, lagian banyak tuan."
"Tak masalah."
"Makasih Paman." Ucap renjun tersenyum.
"Hmm, sama-sama." Ucap penjual itu dan mereka berduapun pamit karena tak bisa lama-lama berada diluar istana apalagi renjun adalah perawat pribadi yang mulia ratu, yang itu tandanya dia harus selalu ada di dekat yang mulia ratu.
Kembali lagi ke istana, terlihat Sion menemani sang ibu bersama Yushi yang tersenyum.
"Kenapa kau selalu berbohong jika ada pekerja baru Yushi?"
"Aku hanya suka saja ibu, lagian aku tak suka jika sikap mereka terhadapku langsung berubah. Lagian aku tahu kok kalau renjun ge orang yang baik. Dia pasti tak akan melakukan kejahatan apapun padaku.' Ucap Yushi.
"Dia memang begitu ibu. Biarkan saja. Keadaan ibu bagaimana?" Ucap Sion.
"Ibu tak bisa mengatakan kalau ibu baik-baik saja sion. Ibu ingin jaemin ada disini. Ibu sangat merindukan hyungmu itu." Ucap taeyong.
"Ibu tenang saja Yushi yakin pangeran jaemin akan kembali kesini dan tak pergi lagi setelahnya." Ucap yushi.
"Kenapa kau bisa sangat yakin Yushi? Hyungku belum tentu akan kembali, dan jika kembali pun aku yakin dia akan segera pergi dalam waktu dua hari."
"Sekarang Hyung harus percaya padaku, ini ada firasat seorang adik ipar pada kakak iparnya. Lihat saja nanti." Ucap Yushi.
"Kalau memang yang dikatakan Yushi benar, ibu akan sangat bahagia sekali."
"Yushi yakin itu benar ibu, karena Yushi yakin kalau jaemin hyung sangat menyayangi ibu lebih dari apapun." Ucap Yushi tersenyum manis dan taeyong yang juga ikut tersenyum.
At. Kediaman bangsawan Seo
Jeno sampai dengan kudanya di depan kediaman bangsawan Seo dimana dia akan bertunangan dengan anak kedua keluarga itu. Jeno.lantas turun dan diapun langsung melihat sih bungsu keluarga Seo yang keluar dengan cepat.
"Ya! Seo Jung min! Aku akan membunuhmu!" Teriak seseorang dari dalam dan jeno sudah dapat menebak kalau itu adalah calon istrinya. Lalu diapun melihat pria berkulit tan yang keluar dengan wajah kesal.
"Hyung kau harus berhenti marah. Malu pada pangeran jeno." Ucap sih bungsu keluarga Seo itu, Seo Jung min. Pria berkulit tan itu langsung tertegun dan diapun melihat jeno lalu membungkuk dengan kaku.
"Apa Jung min melakukan kesalahan lagi Haechan?" Ucap jeno.pada calon istrinya itu, anak kedua keluarga seo, Seo haechan.
"Aaa dia hanya melakukan kesalahan kecil. Pangeran datang untuk bertemu dengan ayah bukan?"
"Ya, tuan seo menyuruhku kemari." Ucap jeno.
"Baiklah aku akan mengantarkanmu pada ayahku, dan kau ini belum selesai." Ucap Haechan lalu diapun pergi dengan jeno sedangkan jung min hanya mengejek Hyung keduanya itu, lalu diapun pergi menuju kudanya karena dia sudah ada janji dengan teman-temannya.
Kembali lagi ke desa bagian selatan itu, Mark dan rombongan datang dan merekapun langsung disambut oleh rakyat yang ada bahkan kepala desa itu.
"Selamat datang putera mahkota."
"Bagaimana keadaan bendungan yang bermasalah itu? Apa belum teratasi?"
"Sudah putera mahkota. Beberapa jam yang lalu pangeran jaemin dan rombongan sudah membereskan masalah ini dan pergi setelahnya." Mark terdiam dan diapun menghembuskan nafas beratnya.
"Selalu saja kau pergi sebelum Hyung sampai jaem, kenapa kau selalu menghindar seperti ini?" Batin Mark.
"Apa pangeran jaemin mengatakan akan kemana lagi?"
"Tidak putera mahkota, mereka langsung pergi."
"Baiklah, kalau begitu saya akan kembali." Ucap Mark lalu diapun pergi dengan rombongannya dan juga bungkukan dari semua rakyat desa pada putera mahkota itu.
😘😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
"Prince J" (jaemren)
FanfictionNakamoto Renjun adalah putera kedua kaisar Nakamoto Yuta dan Huang (Dong) Winwin yang melarikan diri karena tidak mau menikah dengan keluarga dari dinasti Ming, renjun melarikan diri dan menjadi perawat untuk ratu dari Joseon, dia berhasil terpilih...