抖阴社区

68

440 87 8
                                        

***

Bibi Oh dan putranya mengantar Yina di pukul sembilan malam, sebelum binatu tutup. Begitu tiba, Yina mengajak Sehun ke rumahnya, memberitahu ayah kandungnya bagaimana ia tinggal selama ini. Mengenalkannya pada Jiyong yang kebetulan ada di rumah. Pria itu sedang melipat handuk sembari menonton TV ketika Yina datang. "Paman, kenalkan dia ayahku. Appa, ini suami eomma- maksudnya Bibiku," ucap Yina, membuat Jiyong langsung bangkit dan menjabat tangan Sehun.

Mereka berbincang, setelah Jiyong menyuruh Yina menyimpan handuk-handuk bersih mereka. Sehun terlihat baik, pria itu sopan dan ia memperlakukan Yina dengan baik. Ia memuji lukisan Yina, memuji juga kecerdasannya.

Disaat yang sama, di binatu, Lisa berbincang dengan Bibi Oh. "Jihoon-ah, tolong kerjakan yang ini juga," kata Lisa, sedang ia menyajikan sebotol teh kemasan untuk Bibi Oh. "Aku tidak pernah menduga, akan ada hari seperti ini," komentar Lisa, setelah ia duduk di depan Bibi Oh. Di salah satu meja, dalam binatunya.

"Jangan mengajakku bertengkar sekarang," gerutu Bibi Oh.

"Oh ayolah! Bibi, kau yang membuatku kesal lebih dulu," balas Lisa. "Omong-omong, bagaimana Yina tadi? Dia baik-baik saja?" tanyanya kemudian.

Bibi Oh berkata kalau Yina dan Sehun bisa mengatasi pertemuan mereka dengan baik. Kalau tahu Arin—istri Sehun—ternyata bisa menerima Yina dengan baik, Bibi Oh tidak akan merahasiakan semuanya. Juga dikatakannya, kalau Sehun tidak keberatan Yina tinggal di binatu, selama Sehun boleh menemui Yina kapan pun dia mau. Mungkin sesekali, Sehun juga ingin mengajak Yina pergi berlibur bersamanya, juga Arin dan putra mereka. Lisa pun tidak keberatan, selama Yina mau melakukannya.

"Lalu apa yang akan kau lakukan dengan wanita itu?" tanya Bibi Oh kemudian.

"Siapa?"

"Kakakmu."

"Ah... Bajingan itu? Entahlah. Yina bilang Irene akan datang hari ini tapi dia belum ke sini."

"Untuk apa sia ke sini?"

"Menjemput Yina-"

"Apa katamu?! Kau benar-benar membiarkan dia membawa Yina pergi?! Ke London?!" Bibi Oh berseru, mengejutkan Lisa juga Jihoon yang sibuk bekerja.

"Mana mungkin?" kata Lisa kemudian. "Tapi... Baru saja seseorang menghubungiku. Dia bilang, dia asistennya nyonya Kim—ibunya Hwang Inyeop. Wanita itu ingin bertemu denganku. Bagaimana ini? Haruskah aku bertemu dengannya? Suamiku bilang aku harus bertemu dengannya. Dia mungkin ingin tahu tentang rahasia Irene," ceritanya. "Haruskah aku memberitahunya? Kalau selama ini Irene membohonginya?"

"Apapun yang kau lakukan, jangan membahayakan Yina," kata Bibi Oh.

"Tsk... Apa Bibi tidak tahu? Kalau yang paling berbahaya untuk Yina itu dirimu? Yina tidak mau masuk fakultas kedokteran," tegas Lisa dan Bibi Oh menghela nafasnya.

Bibi Oh bilang, kalau putranya juga mentang keras keinginannya. Sehun bilang, kalau ia tidak akan memaksa Yina seperti dirinya dulu di paksa Bibi Oh. Sehun jadi seperti sekarang karena Bibi Oh memaksanya sekolah kedokteran, dan ia tidak ingin Yina mengalami hal yang sama. Terlebih saat tahu kalau Irene ingin membawa Yina ke London.

"Tadi Yina bilang, kalau Irene ingin membawanya ke London karenaku. Karena aku terlalu menakutkan untuk Irene, benarkah itu?" tanya Bibi Oh kemudian.

"Bisa jadi?" angguk Lisa. "Aku tidak tahu apa yang kau lakukan pada Irene, tapi sepengetahuanku... Irene memang tidak mampu menghadapimu. Dia tidak akan tahan tinggal denganmu kalau Bibi memperlakukannya seperti Bibi memperlakukanku. Lakukan ini, lalukan itu, jangan lakukan ini, jangan lakukan itu, Irene tidak bisa diperlakukan begitu. Dia tidak akan tahan, bahkan saat kami masih tinggal bersama, dengan ibuku, dia tidak pernah disuruh. Karena dia akan kabur kalau disuruh melakukan sesuatu," santai Lisa.

"Setidaknya dia tidak sepertimu," gumam Bibi Oh kemudian, membalas hinaan Lisa dengan hinaan lainnya.

"Huh? Memang apa yang aku lakukan?!"

"Kau bilang iya tapi tidak pernah melakukan apa yang aku minta," jawab Bibi Oh.

"Oh... Itu caraku untuk bertahan," Lisa kembali bersikap santai. "Untuk apa membantah? Kau tidak akan mendengarkan," susulnya.

Mereka terus bicara, tidak benar-benar membuat rencana namun di akhir pembicaraan itu mereka sepakat—kalau Lisa akan menghubungi Bibi Oh jika Irene datang dan memaksa Yina ikut bersamanya. Karena tahu Irene takut pada Bibi Oh, Lisa bisa menggunakan wanita paruh baya itu untuk jadi tamengnya. Sebagai gantinya, Bibi Oh bisa bebas menemui Yina bahkan meminta Yina menginap di rumah putranya. Yina pun berjanji—aku tidak akan masuk fakultas kedokteran, tapi aku jamin, aku bisa masuk Universitas S—seperti yang Bibi Oh mau.

Begitu kesepakatan terjalin, Lisa mengirim pesan pada suaminya. Mengatakan kalau pembicaraan selesai dan Yina sudah boleh turun. Tugas Jiyong selesai—menahan Yina dan Sehun di atas. Hanya perlu beberapa menit sampai akhirnya Sehun turun bersama dua orang lainnya. Pria itu menyapa, kemudian memberikan kartu namanya pada Lisa. "Kalau memang perlu, aku akan menghubungimu lewat Yina atau ibumu," kata Lisa, lantas memberikan kartu nama Sehun pada putrinya.

"Eomma, kenapa-"

"Ya, tidak apa-apa," potong Sehun, menyela Yina yang akan memarahi ibunya atas sikap tidak sopan itu. "Aku tidak keberatan," susulnya kemudian.

"Terima kasih," santai Lisa, yang kemudian masuk lebih dulu bersama Jiyong. Masuk ke dalam binatu, sedang Yina masih berpamitan dengan ayah dan neneknya yang akan pulang.

Setidaknya sepuluh menit mereka berpamitan, Yina melambai pada mobil yang melaju pergi, lantas masuk ke dalam binatu. "Gila!" serunya. "Ayahku ternyata tampan! Aku pikir dia pria kaya jelek yang tidak bisa berpakaian! Mama boy," ceritanya di dalam binatu. Akhirnya ia keluarkan apa yang sedari tadi di rasakannya. "Lalu istrinya baik sekali, lemah lembut, berbanding 180° dari wanita itu. Bibi Oh menegurnya beberapa kali karena masalah kecil seperti menutup kembali pintu ruang kerja, tapi dia hanya bilang—maaf ibu, iya ibu—lembut sekali seperti permen kapas," ocehnya kemudian.

"Kau menyukainya? Aku pikir kau masih marah-"

"Tentu saja aku masih marah padamu, eomma! Kau menipuku! Dan paman juga menipuku!" serunya kemudian, menunjuk Lisa juga ibunya. "Tapi aku akan memaafkan kalian, aku akan memaafkanmu karena kau ibuku, karena Paman, pamanku," susulnya. "Oh! Dan sebenarnya... ibu kandungku tadi meneleponku. Dia akan menjemputku di sekolah, tapi aku bilang aku sedang ada di rumah ayahku. Aku bilang padanya untuk menjemputku di sana, tapi dia tidak mau datang. Dia mematikan teleponnya begitu saja. Mungkin marah, karena setelah itu aku dengar barang pecah," cerita Yina tidak ada habisnya. "Aku senang sekali mendengarnya marah begitu," aku Yina.

"Aku cemburu saat kau memanggil pria tadi appa," komentar Jiyong kemudian, membuat Yina bahkan Lisa dan Jihoon menoleh ke arahnya. Tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar. "Apa? Tidak boleh?" tanyanya kemudian.

"Eomma, sepertinya Paman ingin punya anak sungguhan," komentar Yina.

"Mau membuatnya?" tawar Lisa, namun justru Yina yang berteriak—sebab ia mengingat lagi traumanya. Selanjutnya Yina usir kedua orang itu, mengatakan kalau ia dan Jihoon yang akan menutup binatu hari ini. Yina pun berpesan agar ibu serta pamannya itu mengunci pintu kamar kali ini.

***

70 part ternyata masih kurang buat namatin cerita ini 😭😭😭

Introducing Me (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang